Pemprov Babel bersama kabupaten/kota tidak pernah berhenti berupaya memajukan pariwisata Babel. Di masa pandemi, pariwisata Babel terus diupayakan menggeliat tentunya dengan mengedepankan Cleanliness, Health, Safety and Environtment (CHSE).
PERLANG - "Diketahui, pertumbuhan kunjungan wisatawan nusantara dari bulan Januari-Juni 2021 tercatat sebanyak 143.338 orang sedangkan wisatawan mancanegara berjumlah 413 orang," ungkap Wakil Gubernur Bangka Belitung, Abdul Fatah, saat ia berada di Danau Pading, Desa Perlang, Kabupaten Bangka Tengah (Bateng), hari Senin (27/9/21).
Di lokasi itu Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Kepemudaan Olahraga (Disparbudkepora) Bangka Belitung (Babel) menggelar kegiatan Publikasi Destinasi Pariwisata Bangka Belitung Menuju 21 Tahun Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam rangka peringatan Hari Pariwisata Dunia yang diperingati setiap tanggal 27 September.
Nah, berkaitan dengan apa yang diungkap oleh Wagub Abdul Fatah dan kegiatan yang digelar Disparbudkepora itu, Pemprov. Babel menunjukkan komitmennya mendorong geliat pariwisata dengan memfokuskan pengembangan 21 daya tarik wisata unggulan yang tersebar di 7 kabupaten/kota.
"Adapun ke-21 daya tarik tersebut yakni Museum Timah, Pantai Pasir Padi, Kampung Melayu Tua Tunu, Puri Tri Agung, Pantai Penyusuk dan Pulau Putri, Gunung Maras dan Air Terjun Maruyan, Wisma Ranggam, Pasangrahan Manumbing, Pantai Batu Rakit, Desa Wisata Perlang, Kuling Biru, Mangrove Munjang, Batu Belimbing, Mangrove Tukak Sadai, Benteng Toboali, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Tinggi, Geosite Bukit Peramun, Geosite Tebat Rasau, Geosite Open Pit Namsalu, dan Geosite Pantai Burong Mandi," papar wagub.
Kegiatan bertema "Pariwisata untuk Pertumbuhan Inklusif" ini disikapi Pemprov. Babel sebagai momentum untuk meningkatkan daya saing, dengan promosi dan publikasi. Terlebih di masa pemulihan pasca pandemi saat ini, sektor pariwisata diyakini menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan perekonomian di Babel.
Abdul Fatah mengatakan, Bangka Belitung sudah punya modal dasar, yakni potensi alam. Sebagai sektor yang ramah terhadap lingkungan, sektor pariwisata terbukti bisa menjadi penopang kehidupan masyarakat pada pasca timah.
"Potensi alam kita sangat luar biasa, mulai dari potensi wisata bahari, wisata mangrove, hingga wisata buatan yang memanfaatkan lokasi-lokasi bekas tambang, salah satunya objek wisata Danau Pading ini, yang tidak lain merupakan salah satu bekas lokasi tambang," ujarnya.
Multiflyer Effect Pariwisata
"Sektor pariwisata bisa memberikan multiflyer effect mendorong sektor-sektor lain seperti UMKM, usaha jasa, ekonomi kreatif, yang kesemuanya itu bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat di Babel," ujarnya menambahkan.
Dilanjutkan Wagub Fatah sebelum mengitari objek wisata Danau Pading bersama Kepala Dinas Disparbudkepora Suharto, Kepala Disbudparpora Bateng Zainal, Ketua Pokdarwis Danau Pading Sriwijaya, serta awak media, kesadaran masyarakat akan potensi inilah yang membuat banyak anak muda Babel menginisiasi untuk memanfaatkan potensi alam Babel menjadi objek wisata didaerahnya.
"Ini terbukti dengan banyaknya objek wisata yang dikelola oleh masyarakat desa. Mereka berinovasi, berkreativitas untuk menciptakan tempat-tempat wisata sebagai upaya untuk meningkatkan ekonomi warga sekitar. Kesadaran ini harus kita apresiasi, karena upaya pemerintah untuk bertransformasi dari tambang timah ke pariwisata mendapat dukungan dari masyarakat," ungkapnya lagi.
Sementara itu, Kadisparbudkepora Suharto mengatakan, inilah saatnya Bangka Belitung melakukan promosi dan pembenahan di sektor pariwisata yang sempat terdampak akibat Covid-19.
"Pasca pandemi, jadi masa pemulihan Covid-19 di mana masyarakat dunia saat ini sudah mulai melakukan aktivitas, salah satunya aktivitas wisata. Inilah waktu yang tepat bagi kita untuk promosi, waktu kita untuk mengingatkan calon wisatawan tentang objek-objek wisata di Babel sebagai salah satu daftar prioritas tujuan destinasi yang layak untuk dikunjungi," ungkapnya.
Perihal yang disampaikan Wakil Gubernur di awal diskusi, kini masyarakat sudah mulai melirik sektor pariwisata diperkuat dengan pengakuan Junaidi, salah satu anggota Pokdarwis Desa Perlang yang berprofesi sebagai jurumudi perahu di objek wisata Danau Pading.
Pria berumur 30 tahun tersebut mengaku bahwa sebelum bergabung menjadi anggota Pokdarwis, dirinya berprofesi sebagai penambang timah. Diakuinya saat menjadi penambang dirinya cepat mendapat uang, namun karena di lokasi tersebut jumlah timah yang diperolehnya semakin sedikit dirinya pun berhenti, dan dirinya beralih menjadi nelayan dan bergabung menjadi anggota Pokdarwis untuk mengelola objek wisata Danau Pading hingga saat ini.
"Bersama 30 anggota Pokdarwis, kami kelola tempat ini. Kalau hari libur tempat ini ramai. Jadi bisa membantu untuk keluarga," pungkasnya.
Pada kesempatan ini, Wakil Gubernur Abdul Fatah beserta rombongan menyempatkan diri menyusuri Danau Pading menggunakan perahu. Tampak juga beberapa rombongan wisatawan menikmati keindahan danau berwarna hijau biru, dengan latar belakang bukit yang ditumbuhi pepohonan lebat menambah keindahan danau yang dahulunya bekas tambang timah tersebut.
IG