Sesuatu yang juga spesial adalah, saat beristirahat di puncak Gunung Kubing wisatawan dapat melihat air bersih yang berasal dari mata air puncak Gunung Kubing, yang mengalir alami dari sela-sela bebatuan granit khas Pulau Belitung.
MEMBALONG - Pulau Belitung seakan ditakdirkan tak pernah habis menyimpan keajaiban alam. Ke mana kaki melangkah, keindahan dan eksotismenya seakan mengikuti layaknya bayangan. Ini adalah manikam yang menunggu dibasuh agar bersinar. Termasuk Gunung Kubing.
Mendengar Gunung Kubing, mungkin kita masih sedikit mengernyitkan dahi. Gunung apa? Apa keistimewaannya?
Kami berkesempatan mendampingi Melati Erzaldi, istri Gubernur Bangka Belitung mengeksplore gunung yang belum banyak diketahui wisatawan.
Gunung ini terletak di Desa Perpat, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung. Sejak tahun 2018 sebetulnya sudah mulai dikelola oleh sebuah komunitas, dan beranggotakan 24 orang saja.
Komunitas ini merupakan Lembaga Pengelola Hutan Desa atau LPHD yang telah di-SK-kan oleh Kementerian LHK RI.
Mereka bergerak bersama dengan warga Desa Perpat lainnya untuk mengelola Kawasan Hutan Lindung Gunung Kubing yang memiliki area seluas 1.437 Ha.
"Gunung Kubing ini keren banget. Saya baru pertama kali ke sini. Batu-batu di sini lebar-lebar dan ada aliran airnya," ungkap Melati Erzaldi terkagum, padahal belum lebih dari 100 meter ia berjalan kaki dari tempat parkir melewati jalur tracking ke arah puncak Gunung Kubing, Jumat (17/09/2021).
Track hingga ke puncak tidak terlalu panjang, hanya berkisar 500 meter saja, jelas salah seorang pengelola kepada Melati Erzaldi di ketinggian kisaran 200 mdpl. Walau dapat ditempuh dengan waktu singkat, tetapi sampai di puncaknya, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan yang luas dan tentu saja indah karena dapat melihat Gunung Parang Buluh dan Gunung Keriting.
Sesuatu yang juga spesial adalah, saat beristirahat di puncak Gunung Kubing. Wisatawan dapat melihat air bersih yang berasal dari mata air puncak Gunung Kubing yang mengalir alami dari sela-sela bebatuan granit khas Pulau Belitung.
Masuk ke kawasan ini, hanya perlu membayar HTM sebesar Rp 5000 saja sebagai retribusi yang digunakan untuk merawat kawasan. Hal ini seperti yang dijelaskan salah seorang pengurus wisata kepada Melati Erzaldi.
Sementara Kepala UPTD Balai Pengembangan Pariwisata Wilayah Belitung DISPARBUDKEPORA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Apri Yuliansyah yang ikut mendampingi, mengatakan bahwa Kementerian LHK memberikan izin pengelolaan kepada pemerintah desa, kemudian pemerintah desa yang membentuk komunitas ini untuk merawat kelestariannya.
Melati mengaku sengaja melaksanakan kunjungan ke beberapa titik pariwisata selama dirinya berada di Pulau Belitung.
Pesan singkat yang disampaikan Melati Erzaldi kepada para pengelola adalah ketegasan dalam menerapkan aturan yang diberlakukan, sebagai contoh, menjaga kebersihan dan tidak membuat sampah sembarangan. Itu pesan Melati yang hari itu didampingi oleh istri Kapolda Babel, Nina Djuwita Hastuti, yang juga berkunjung bersama ke lokasi ini.
Selain menikmati pemandangan, bermain air di puncak, keduanya mendokumentasikan untuk nantinya berpromosi di akun media sosial masing-masing. Keduanya berharap, setelah kunjungan ini, Gunung Kubing lebih terekspos dan mendapat banyak kunjungan saat dibuka kembali pada November 2021 mendatang.
"Gunung Kubing itu menurut saya, masih perawan sekali, bersih dan alami," ungkap Nina Anang takjub.
Dirinya berpesan, wisatawan boleh mendaki tetapi harus ingat untuk tidak membuang sampah selama berada di kawasan ini.
"Bawa kembali pulang sampah anda, tidak boleh nyampah. Peliharalah alam ini sehingga tetap alami, khususnya Gunung Kubing di Belitung ini," tegasnya.
NDP