News


Kamis, 16 September 2021 08:33 WIB

'The Spice Island': ?Prospek Komoditi Pertanian Ini, Kembalikan Kejayaan Rempah Babel

"Intinya, memberikan manfaat dalam peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) serta meningkatkan nilai jual dari komoditi Cabe Jamu dan Kapulaga, off taker sudah ada bahkan siap ekspor.
Saya dukung, karena itu semua untuk kesejahteraan para petani kita"

Erzaldi Rosman

BUKIT INTAN - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman mendukung penuh upaya yang dilakukan siapapun dalam memajukan sektor pertanian, di samping sektor ini menjadi salah satu sektor yang berprospek cerah di masa pandemi Covid-19, namun orang nomor satu di Babel ini berkeinginan pertanian menjadi penopang ekonomi Babel di masa mendatang.
 
Salah satunya saat Gubernur Erzaldi mengunjungi kebun masyarakat yang berlokasi di Jalan Raya Pasir Padi, Kota Pangkalpinang untuk melihat salah satu komoditi pertanian lain yang mulai dikembangkan masyarakat, yakni cabe jamu dan kapulaga.


Multi Komoditi Pertanian

Dalam kunjungannya yang turut didampingi Juaidi Rusli selaku Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel tersebut, selain berbincang dengan pemilik kebun, gubernur juga bertemu dengan salah satu offtaker asal Semarang yang siap untuk menampung hasil komoditi tersebut untuk dijadikan pasar ekspor ke luar negeri.

Offtaker tersebut didatangkan oleh Komunitas Cabe Jamu dan Kapulaga Babel, melihat semangat yang tinggi dari komunitas tersebut untuk mendorong para petani agar mau menanam komoditi ini, pihaknya mendukung guna mengembalikan kejayaan rempah-rempah asal Babel karena baik cabe jamu dan kapulaga merupakan jenis tanaman rempah-rempah.

"Lada tetap kita dorong, sehingga komoditi ini akan menambah keberagaman rempah-rempah kita, saya harap Babel ini nanti dikenal sebagai The Spice Island," ungkapnya.

Dengan menanam berbagai komoditi yang bervariatif, gubernur menilai petani tidak akan bergantung pada satu komoditi serta terjadinya diversifikasi produk berkelanjutan.

Selain itu, dengan fluktuasi harga komoditas pertanian yang masih dipengaruhi pasar perekonomian global. Hal itu ikut mengurangi permintaan terhadap komoditas perkebunan, memicu kelebihan penawaran dan penurunan harga. 

"Salah satu upayanya adalah dengan menanam multi komoditi pertanian, yang akan menstabilkan penghasilan bagi para petani kita," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Norman selaku pemilik lahan mengatakan, untuk saat ini di lahan sekitar 1000 meter persegi, ia telah menanam 500 batang cabe jamu dan diproyeksi panen sekitar 1 hingga 1,5 tahun.

Ia sempat pesimis karena harus menjual kemana, namun setelah kedatangan offtaker, ia meyakini komoditi ini akan menguntungkan di masa mendatang, ditambah dengan kedatangan gubernur yang membuat dirinya bangga dan terharu.

 "Ini merupakan bukti perhatian bapak gubernur di sektor pertanian sangat serius," ungkapnya. 

Ke depan ia berharap ada semacam pelatihan untuk memberi edukasi bagaimana proses menjaga kualitas komoditi ini sehingga diterima di pasar ekspor.

Kebutuhan  Tinggi

Sementara itu, Ketua Komunitas Petani Cabe Jamu Kapulaga Babel, Asep Romli mengatakan, komoditi cabe jamu dan kapulaga berprospek cerah di masa mendatang, dengan sudah ada offtaker yang siap menampung, dan mitra gudang yang tersebar seantero Babel memudahkan proses hulu ke hilir komoditi ini.

Dijelaskannya juga bahwa cabe jamu yang nantinya diekspor diperlukan sebagai bahan baku masakan dan obat anti nyeri, sementara kapulaga merupakan bahan baku rokok rasa mint dan bahan baku obat batuk.

"Selama ini petani ragu karena meragukan siapa yang membelinya, dan hari ini kami buktikan dengan mendatangkan pembelinya. Bayangkan 1 kontainer mampu menampung 36 ton, sementara pembeli ini membutuhkan 10 kontainer setiap minggunya untuk diekspor," tutupnya.

 BS


#Erzaldi Rosman
Bagikan :

Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur