"Sistem pembelajaran baru juga dibutuhkan. Kurikulum harus diselaraskan sehingga tidak salah arah. Ini untuk menata sistem pendidikan kita walaupun di sekolah informal seperti pesantren,"
Erzaldi Rosman
SUNGAILIAT - Sebagai lembaga pendidikan Islam, pondok pesantren (Ponpes) harus dirasakan nyaman oleh para peserta didik atau santri. Hal itu agar menciptakan proses pembelajaran yang efektif.
Hal itu diungkapkan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Daar Muttaqien, di Kelurahan Jelitik, Kecamatan Sungailiat, Kabupaten Bangka, Rabu (15/9/21).
"Pesantren harus memberikan perubahan yang signifikan. Kita berharapnya anak-anak kita ini menjadi betah dan semangat selama belajar Alquran. Saya ingin santri betah kalau suasana tidak nyaman," ujarnya.
Selain suasana, pola pembelajaran juga harus menjadi perhatian pengurus pesantren. Sebab, sistem pembelajaran juga dapat menjadi faktor kebosanan dari para santri dalam menimba ilmu. Untuk itu, menurut Gubernur Erzaldi, ponpes harus kreatif dengan menyelaraskan kebutuhan masa kini dengan kurikulum yang ada.
Kuasai Soft Skill
Dilanjutkan Gubernur Erzaldi, pesantren juga diharapkan dapat menggelar pelatihan atau soft skill yang dapat menarik minat santri. Dengan begitu, para santri juga akan memperoleh keahlian tambahan sebagai bekal dalam menghadapi kehidupan bermasyarakat.
"Skill-skill tambahan bisa jadi semangat bagi anak. Jangan kaku, kalau tidak inovatif pesantren akan sulit berkembang. Jadi tolong manajemen pesantren harus betul-betul dipandu, dilihat para santri ini, sehingga menjadi pesantren yang baik dan benar," katanya.
"Kita harus betul-betul membina ini agar menjadi pesantren yang baik. Jangan sampai para santri ini terlena dengan keasyikan, tetapi kita harus siap membina santri dengan kebaikan yang lain," pungkasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Erzaldi didampingi Kepala Kanwil Kemenag Babel Tumiran Ganefo, bersama Kepala BNN Babel sekaligus pembina Ponpes Daar Muttaqien, Brigjen Pol M. Zainul Muttaqien.
RGA