"Kalau kita berhasil membentuk anak-anak catin ( calon pengantin) yang akan menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, generasi yang lahir dari ayah-ibu yang kalian ajarkan akan menjadi generasi yang hebat,"
-Erzaldi Rosman-
PANGKALPINANG - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, mengumpulkan para dai, kiai, ulama, dan tokoh agama Islam se-Pulau Bangka, di Ruang Pasir Padi, Kantor Gubernur Babel, Senin (6/9/21) siang.
Dalam pertemuan secara hybrid itu, gubernur mengungkapkan peran penting para dai dan ulama dalam memberikan pembinaan pra nikah kepada para calon pengantin. Pembinaan pra nikah dianggap penting untuk membentuk kesiapan pemuda sebelum membina rumah tangga.
"Dai, tokoh, dan alim ulama adalah garis terdepan perjuangan agama kita. Kita harus memberdayakan dai umat untuk memberikan pencerahan kepada umat, khususnya yang akan menikah. Seperti di desa-desa ini, pelaku utamanya adalah bapak/ibu para dai," ujarnya.
Lebih lanjut dalam kegiatan Penandatanganan MoU Tentang Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin dan Sosialisasi Proses Pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemuka Agama (Da'i Bina Umat) Kabupaten/Kota se-Pulau Bangka Tahun 2021 itu, ia berpesan agar para Calon Pengantin (Catin) tersebut dibekali oleh ilmu agama.
"Kita harus betul-betul fokus, yang mau kawin harus ada sertifikat sesuai ketentuan yang ada. Untuk itu, saya minta kita satu frekuensi bahwa kita ingin mengedepankan bimbingan pra nikah ini semata-mata membuat generasi kita menjadi generasi Islami, soleh-solehah, di samping sosial kemasyarakatan," ungkap gubernur.
Cikal Bakal Generasi Mumpuni
Dengan adanya bekal agama, gubernur yang akrab disapa Bang ER ini yakin, anak yang akan dilahirkan dari para catin ini akan menjadi generasi yang baik pula. Oleh karenanya, perlu kepekaan dari para dai dan ulama, tidak hanya memberikan penjelasan siap untuk menjadi ayah dan ibu, tetapi juga memberikan pencerahan kepada keluarga.
"Ada empat resep yang harus dipenuhi kita semua. Pertama, we hear, kita mendengar. Kemudian we see, kita melihat. Setelah kita melihat dan mendengar, kita harus tahu, we know. Terakhir, baru we do, dilakukan. Jadi bapak/ibu, kita harus bersikap, tidak hanya memberi penjelasan," katanya dengan lugas.
RGA