News


Selasa, 24 Agustus 2021 12:33 WIB

Kisah Edi Pincang dan Hikayat Kemanusiaan

Keterbatasan kondisi fisik tak menghalangi Nirwandi alias Edi Pincang, seorang warga Desa Selinsing, Belitung Timur untuk melakukan kegiatan sosial. Dikenal sebagai sosok yang ringan tangan dalam membantu sesama, tabungannya selama 12 tahun akhirnya dibongkar untuk membeli Ambulans bermerek Suzuki APV GX, Selasa (24/8/2021).


GANTUNG - “Saya sebenarnya malu pak. Orang-orang jadi banyak yang tahu, tapi demi Allah bukan saya yang bikin status WA,” tegasnya. 


Bagaimana awalnya? 

Niat awal ini tercetus ketika melihat tetangganya ada yang meninggal, dan mobil milik Edi kerap digunakan sebagai mobil jenazah dadakan. Teringat dirinya memiliki uang tabungan, maka ia wakafkan untuk membeli ambulans agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. 

“Mobil ini, alhamdulilah sudah dibayar, tinggal pasang lampu. Nanti bisa langsung dipakai,” jelasnya. 

Tabungan ini berasal dari sisa uang kembalian, uang yang biasanya ‘dikremek’ dalam kantong. Kemudian uang ini dikumpulkan terus dimasukkan dalam kardus. Tiap dua tahun, uang ini dipindahkan ke kaleng cat dan kaleng biskuit lalu dilas untuk menutupnya. 

“Niat awal mengumpulkan uang ini hanya untuk jaga-jaga. Saya kan bukan pegawai negeri, sehingga penghasilan pun tidak tetap, jadi setiap ada kembalian atau uang lebih saya taruh saja di kardus. Makanya uang ini pecahan uangnya kisaran seribu hingga dua puluh ribu," jelasnya. 

Bersama rekan kerjanya, ia menghitung uang tabungan yang sudah dikumpulkan sejak Tahun 2009 lalu. Ia berniat kalau nominalnya cukup, akan dibelikan ambulans. Mengingat kondisi kesehatan masyarakat juga masih dalam keadaan kurang baik, sehingga Edi merasa ambulans ini akan bermanfaat bagi orang banyak. 

“Kami semua kaget ketika dihitung ternyata sudah ratusan juta. Rp 167.900.000. Alhamdulillah niat baik ini bisa diteruskan,” bebernya. 

Berasal dari keluarga tidak mampu dan memiliki keterbatasan fisik menjadi motivasi kuat Edi untuk terus berbuat kebaikan. Ia tahu betul apa yang dirasakan mereka yang hidup serba kekurangan. selain itu dirinya pun meyakini, kesuksesan yang didapatkan seperti sekarang berasal dari doa orang tua dan doa orang-orang sekitar. 

“Saya dari SMA sudah jualan pisang. Setelah lulus pun jadi tukang batu, supir truk.Sempat kepikiran pengen beli Pajero, tapi Allah lebih dulu kasih Alphard, jadi uang ini saya pakai untuk beli Ambulans,” ungkapnya. 

Dirinya berpesan kepada generasi muda untuk selalu bersemangat, jangan putus ada, dan jiwa sosial harus ditingkatkan dengan selalu bersedekah. 

“Harus banyak-banyak bersyukur. Badan masih tegap, kaki tangan masih lengkap. Masih dikasih nikmat akal sehat, lakukan hal-hal bermanfaat,” jelasnya. 

“Kalau dihitung secara matematika, saya kan berasal dari orang tidak mampu. Tapi rezeki yang Allah berikan kepada saya ini tidak akan masuk di akal. Tapi rezeki Allah memang datang dari mana saja, kita yang punya pilihan untuk menumpuknya terus dan menjadi sia-sia atau menjadikan rezeki ini sebagai ladang ibadah,” lanjutnya. 

Hingga saat ini, Edi Pincang memiliki cita-cita yang belum tercapai, yaitu membangun yayasan disabilitas. Niat baik ini ingin segera dilaksanakan usai pembangunan masjid dan urusan ambulans telah benar-benar selesai. 

“Dari lahir saya tidak pernah jalan lurus. Alhamdulillah dikasih cobaan Allah, saya jadi mengerti lebih banyak mengenai disabilitas. Saya ingin datangkan tenaga ahli, supaya mereka bisa berdaya, tidak hidup dengan bergantung kepada orang lain, bisa bantu buka usaha juga, dan selalu bersemangat untuk menjalani hidup,” jelasnya. 

Pandemi ini memberikan tekanan bagi banyak pihak, seharusnya ini menjadi kesempatan untuk terus membantu sesama. Menolong tidak harus ketika sedang kaya atau lapang, menolonglah ketika mampu membantu. 

“Kita tidak tahu usia kita sampai kapan, jangan sampai meninggalkan hutang dunia,” pungkasnya. 

 NTA


#Merakyat
Bagikan :

Subscribe Kategori Ini
Most Populer
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur