Lifestyle


Senin, 23 Agustus 2021 17:52 WIB

Berbahaya Bagi Kesehatan, Ini Tanda Kamu Sering Memendam Emosi

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research menemukan fakta, bahwa memendam emosi dapat meningkatkan risiko kematian, karena memicu penyakit jantung dan juga kanker. Penelitian ini juga turut membuktikan penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara emosi negative, seperti marah, cemas, dan depresi dengan pengembangan dari penyakit jantung (Kubzansky dan Kawachi, 2000).

Emosi merupakan reaksi psikologis dan fisiologis seseorang atas sesuatu yang ia terima, baik dari eksternal ataupun internal.  Menurut seorang psikolog yang telah menjadi perintis dalam studi emosi dan hubungannya dengan ekspresi wajah, Paul Ekman mengatakan pada dasarnya emosi terdapat 6 jenis yakni marah, senang, sedih, takut, terkejut, dan jijik

Memendam emosi akan membawa pikiran negatif dalam tubuh yang berdampak mengganggu keseimbangan hormon. Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kerusakan sel, seperti kanker.

Risiko kesehatan meningkat, ketika seseorang tidak mempunyai cara mengekspresikan perasaannya. Dalam kasus apapun, para peneliti memperingatkan bahwa emosi yang tertahan dalam tubuh dan pikiran, dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius dan bahkan kematian dini.

Kenali Tanda Kamu Memendam Emosi

Memendam emosi tidak dianjurkan, karena bisa menyebabkan turunnya kekebalan tubuh, munculnya kecemasan berlebih, depresi, mengalami penyakit kronis, dan lain sebagainya. Untuk itu, kamu perlu memahami 5 tanda sedang memendam emosi agar bisa segera mengeluarkannya:

1. Diam dan Tak Bercerita kepada Orang Lain

Orang yang memendam emosi biasanya memilih diam dan menyendiri. Memang dalam hal tertentu cara mengendalikan emosi sejenak dengan diam bisa menjadi solusi agar tak meledak-ledak dan bisa lebih tenang dalam bertindak. Namun, jika hal tersebut dilakukan terus menerus ketika emosi datang, maka emosi bisa menumpuk dan suatu saat akan keluar dengan cara yang tidak sehat.

Sebaiknya jangan hanya sekedar berdiam diri saat emosi, coba sesekali ungkapkan dengan bercerita kepada orang lain. Sampaikan perasaanmu, kekesalan, kesedihan, kekecewaan, dan lain sebagainya pada orang terdekat. Entah itu sahabat, pasangan, adik, kakak, orang tua dan lainnya.

2. Merasa Malu untuk Mengekspresikan Emosi

Ada sebagian orang yang menganggap bahwa mengekspresikan emosi termasuk hal yang lemah. Alhasil mereka menjadi tidak percaya diri untuk mengungkapkannya karena takut dihakimi atau dinilai buruk oleh orang lain. Misalnya, tidak mau menangis karena takut dianggap cengeng, manja, dan lainnya.

Perlu disadari bahwa mengekspresikan emosi adalah hal yang wajar dan normal. Justru memendam dan menekan emosi adalah hal yang salah dan fatal. Tak perlu khawatir dengan pandangan orang lain, selama yang dilakukan benar dan sesuai prinsip hidupmu, just do it.

3. Perubahan Diri yang Signifikan

Saat berada di sekitar temanmu, kamu merasa bergembira, senyum, tertawa, dan lainnya. Sementara saat pulang, kamu langsung menunjukkan muka yang cemberut, kesal, bahkan menangis. Perbedaan cara mengendalikan emosi yang signifikan ini bisa menjadi pertanda bahwa kamu sedang memendam emosi.

Di hadapan orang lain yang tidak dekat atau tidak kamu percaya, kamu kesulitan untuk mengekspresikan perasaanmu. Padahal, ekspresi emosi bisa ditunjukkan kepada siapa saja, asalkan dengan cara yang sehat dan etis. Misalnya saat marah, kamu boleh menegur orang lain dan menunjukkan raut wajah marah.

4. Coba Melarikan Diri dari Emosi

Tanda selanjutnya adalah kamu mencoba melarikan diri dari perasaan. Saat sedang patah hati, kamu berusaha melawan rasa sedih dan kecewa yang kamu alami. Kamu memaksa dirimu untuk tegar, bahagia, dan tidak terpengaruh dengan status barumu tersebut.

Padahal, tidak apa-apa untuk tidak baik-baik saja. Karena hal yang wajar, orang yang usai putus dengan kekasih akan menangis dan sakit hati. Meskipun kamu tahu dan sadar bahwa perpisahan tersebut adalah jalan yang terbaik untuk hubunganmu. Jadi luangkan waktu untuk menerima, mengakui, dan mengekspresikan kesedihan tersebut. Lalu setelahnya kamu bisa bangkit dan kembali berbahagia lagi.

5. Sulit Mengekspresikan Emosi

Terakhir, orang yang memendam emosi biasanya sulit mengekspresikannya dan bahkan tak tahu cara mengeluarkannya. Ada beberapa orang yang tiba-tiba merasa ingin menangis, tapi air matanya tak bisa keluar. Bahkan, ada yang memilih untuk menonton film sedih hanya untuk bisa menangis dan melegakan perasaannya. Untuk itu, berusaha jujur dan menerima perasaan muncul adalah cara bijak agar emosi tidak tertahan dan bisa dikeluarkan secara sehat.

Beberapa ahli menyarankan untuk dapat mengutarakan emosi yang dirasakan, terutama emosi yang menyedihkan, agar kesehatan mental tetap terjaga. Marah dapat membantu mengurangi dampak negatif dari stres.

Memendam emosi bukanlah jalan keluar untuk suatu masalah. Terkadang perlu untuk mengeluarkan dan mengekspresikannya agar mengurangi beban pikiran dan mental. Memendam emosi dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, kamu harus tahu bagaimana cara menangani emosi dan menghindari bahaya memendam emosi.

Cobalah untuk mulai jujur pada diri sendiri, jangan menutupi perasaan yang sebenarnya. Kenali perasaan yang dirasakan pada diri kamu dan renungkan apa yang menjadi penyebabnya. Jika kamu sedang emosional, bicarakan apa yang kamu rasakan dan pikirkan dengan orang lain. Hal ini dapat membantu membuat lebih tenang.

Kamu harus mengetahui kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk mengeluarkan emosi. Tidak di setiap waktu dan di sembarang tempat kamu bisa mengekspresikan emosi. Terkadang kamu harus menahannya sebentar dan mengeluarkannya di waktu yang tepat. Jika tidak mampu menahannya, tarik napas dalam-dalam dan ubahlah posisi tubuh. Hal ini dapat membantu menenangkan kamu.

 

AC


#
Bagikan :

Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur