"Setelah kami melakukan penelitian dan kajian, dapat kita paparkan bahwa masyarakat Babel yang setuju pendirian PLTT sebesar 73,73 persen."
Drajat Tri Kartono
Peneliti Universitas Sebelas Maret
PANGKALPINANG - Itu diungkap Drajat Tri Kartono salah satu peneliti UNS saat melakukan Focus Group Discussion (FGD) secara virtual terkait penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Thorium, Kamis (12/8).
Untuk diketahui, survei penerimaan masyarakat terhadap implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), dilakukan oleh peneliti dari Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Bangka Belitung (UBB).
Hasilnya, didapati mayoritas masyarakat Babel setuju pembangunan sumber daya energi terbarukan tersebut di Negeri Serumpun Sebalai.
"Setelah kami melakukan penelitian dan kajian, dapat kita paparkan bahwa masyarakat Babel yang setuju pendirian PLTT sebesar 73,73 persen," ungkap Drajat Tri Kartono salah satu peneliti UNS saat melakukan Focus Group Discussion (FGD) secara virtual terkait penerimaan masyarakat terhadap rencana pembangunan PLTT, Kamis (12/8).
Dalam penelitian itu juga didapati masyarakat yang menyetujui kehadiran PLTT berharap agar dapat menambah lapangan pekerjaan, menstabilkan kebutuhan pokok, menjamin pengembangan usaha, meningkatkan pendapatan dan kemampuan daya beli masyarakat Babel, serta menjamin pasokan listrik yang cukup dan fasilitas listrik yang memadai.
Setelah mendengar paparan dari para peneliti yang kompeten di bidang sosial tersebut, Gubernur Erzaldi Rosman mengungkapkan bahwa Babel diberikan anugerah dengan sumber daya thorium yang melimpah, sehingga hal ini harus diberdayakan.
Dikarenakan dengan kehadiran energi tersebut, akan membuat tarif listrik turun, efisien, dan ramah lingkungan sehingga akan menguntungkan bagi masyarakat maupun industri di Bangka Belitung juga untuk Negeri Indonesia.
Gubernur meyakini pertumbuhan ekonomi di Babel akan meningkat dengan kehadiran PLTT ini, dengan tarif listrik yang murah akan menjadi daya saing yang dimiliki Indonesia di era global saat ini.
"Sehingga saya harap para peneliti berperan untuk meyakinkan agar kehadiran PLTT betul-betul dapat diterima masyarakat, dan juga meyakinkan Pemerintah pusat bahwa kehadiran PLTT merupakan suatu keharusan, energi terbarukan yang murah, efesien dan berwawasan lingkungan," ungkapnya.
Senada dengan gubernur, Wakil Rektor Riset dan Inovasi UNS Kuncoro Diharjo juga mengatakan bahwa thorium merupakan masa depan untuk Indonesia, dengan berbagai keunggulan yakni aman, murah, dan ramah lingkungan.
"Ke depan setelah penelitian survei ini tahap selanjutnya ada sinergitas antara UNS, UBB, dan ThorCon International Pte. Ltd selaku pihak yang berencana pengembangan PLTT di Babel," katanya.
Ditambahkan Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UBB Sri Rahayu, pihaknya mendukung pembangunan ini dikarenakan potensi thorium yang melimpah di Babel, selain itu thorium akan dimanfaatkan dan digunakan untuk menggantikan penggunaan batu bara.
Dari segi ekonomi, dengan adanya PLTT di Babel juga akan berpotensi menurunkan tarif listrik, dan ini membawa dampak positif bagi industri elektronik berbasis IT.
BS