Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman tergolong piawai dalam memaksimalkan sumber daya. Buktinya, berkat kesepahaman antara ia, Kapolda dan Danrem, seluruh jajaran kedua instansi tersebut digerakkan serempak membantu pencegahan penyebaran Covid, melalui Bhabinsa dan Bhabinkamtibas di tingkat desa.
PANGKALPINANG - Ada alasannya kenapa Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas bakal diberikan 'peran' penting dalam upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 di desa-desa, di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Beginilah penjelasan Gubernur Babel
Kata Gubernur Erzaldi Rosman saat ia memimpin rapat zoom meeting yang diikuti oleh para Kepala Desa, Camat, Polsek, Polres, Kodim dan Koramil se-Bangka Belitung, bahwa tenaga yang melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) atau antigen, adalah Bhabinsa dan Bhabinkatimmas yang dilatih oleh Puskesmas, agar dapat dilaksanakan lebih cepat ketimbang hanya mengandalkan tenaga medis pada Puskesmas setempat saja.
"Kami akan membagikan alat tes rapid antigen untuk masing-masing desa di Kabupaten/Kota yang akan dioperasikan oleh Bhabinsa dan Bhabinkantibmas yang telah dilatih oleh tenaga medis dari Puskesmas," ungkap Gubernur Erzaldi Rosman dalam rapat yang juga diikuti Kapolda Babel, Anang Syarif dan Danrem 045/Garuda Jaya, M. Jangkung.
Erzaldi yakin, ketersediaan alat tes rapid antigen akan membantu kawan-kawan di desa, dan penerapan pola segera melakukan tes rapid ini dapat membantu masyarakat Babel mendapat penanganan cepat dan lebih terarah.
Hal penting juga ditekankan olehnya, bahwa warga yang terindikasi harus diketahui para Kepala Desa (Kades) melalui pengecekan langsung Satgas Penanganan yang dibentuk sendiri oleh masing-masing desa.
Jika ada masyarakat yang melapor atau diketahui mengalami sesak nafas, Satgas di desa harus bertindak cepat dengan melakukan tes antigen.
"Alat antigen akan mengetahui dengan cepat hasil tes positif atau negatif dalam waktu 5 menit," jelasnya.
Nah, mekanisme yang harus diterapkan tiap desa, salah satunya jika hasil tes rapid antigen menunjukkan positif dan tidak dalam kondisi berat, wajib dimasukkan ke isolasi terpusat (isoter).
"Ini juga, Pemerintah Desa (Pemdes) untuk segera menyiapkan isoter, agar warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 bisa diisolasi di isoter yang disiapkan Pemdes," tegasnya.
Pada kesempatan ini, Kapolda Anang juga menekankan kepada para anggota polisi di tiap Polres, Polsek hingga Bhabinkantibmas untuk melaksanakan pengecekan dengan door to door system (DDS).
"Door to door system dilaksanakan oleh TNI/Polri untuk memastikan, jika ada keluhan harus langsung di antigen. Walaupun prokes ini dengan baik, DDS tetap harus dilaksanakan," tegasnya, sembari menekankan, bahwa sistim ini dapat membantu Dinas Kesehatan tiap daerah atas tingkat keterisian bed occupancy rate (BOR) yang tinggi.
"Tidak harus masuk Rumah Sakit, jika hanya Orang Tanpa Gejala (OTG), cukup dengan mewajibkan yang bersangkutan untuk masuk Isoter," tambahnya lagi.
Lebih khusus juga ditegaskan oleh Danrem M. Jangkung, desa yang belum menemukan tempat yang pas untuk dijadikan isoter, sementara bisa dilakukan di sekolahan.
"Diberlakukan sistem piket dari Bhabinsa, agar terawasi dengan baik selama warga berada dalam isoter," tegasnya.
"Isolasi dengan cara ini bermaksud agar dalam penanganan kita tidak ada isoman dan dapat lebih cepat memutus angka kematian," pungkasnya.
Gelar rapat pembahasan pengambilan kebijakan dalam menekan angka kematian akibat Covid-19, Gubernur Erzaldi arahkan Pemerintah Desa untuk cepat menanggapi gejala yang dialami warganya dengan langsung melakukan tes polymerase chain reaction (PCR) atau antigen, Jumat (06/08/2021).
NDP