News


Sabtu, 31 Juli 2021 18:23 WIB

Tahukah Anda, Ada Tim Khusus Pengungsi Di Olimpiade Tokyo?

Jika kemarin (Baca: Kisah ROC dan Dilarangnya Bendera Rusia di olimpiade tokyo) kami mengeluarkan artikel mengenai negara yang bernama ROC yang ternyata adalah Russian Olympic Commite, sekarang kami keluarkan artikel tentang tim yang mungkin jadi bahan pertanyaan penggila olahraga. Yaitu Tim EOR. Siapa mereka? Simak artikel yang kami sadur dari berbagai sumber.


Jika anda pernah melihat tulisan EOR di seragam atlet yang berlaga di Olimpiade 2020 Tokyo, tentu anda akan penasaran dari negara mana atlet ini berasal. Sebab akronim EOR untuk negara peserta Olimpiade tampaknya sangat asing. 

EOR memang bukan akronim dari sebuah negara yang mengikutkan atletnya di Olimpiade 2020 Tokyo. Mereka adalah atlet-atlet olahraga berprestasi, yang negaranya tengah dilanda kekacauan atau perang. 

Di Olimpiade Tokyo ada puluhan atlet yang turun membela panji-panji EOR ini. EOR sendiri diadopsi dari bahasa Prancis yang kepanjangannya adalah ‘Equipe Olimpique des Refugies’. Secara harafiah artinya adalah Tim Olimpiade Pengungsi. 

Pada Olimpiade Rio 2016, kontingen EOR ini sebenarnya juga sudah terlibat. Namun saat itu namanya bukan kontingen EOR. Namun saat itu mereka menggunakan akronim ROA yang secara harafiah artinya juga Tim Atlet Pengungsi. 

Komite Olimpiade Internasional (IOC) dalam hal ini memang memberikan kesempatan bagi atlet dari negara-negara yang dilanda perang untuk tetap bisa ikut berkompetisi. Misalnya saja atlet dari Suriah dan Sudan Selatan. 

Mengutip rilis situs resmi Olimpiade, EOR merupakan kumpulan atlet pengungsi yang mendapatkan beasiswa dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Sebanyak 56 atlet yang mengungsi di 21 negara mendapatkan beasiswa ini. 

Adapun 21 negara tersebut ialah Australia, Austria, Belgia, Brasil, Kanada, Kroasia, Mesir, Prancis, Jerman, Israel, Yordania, Kenya, Luksemburg, Portugal, Belanda, Selandia Baru, Trinidad dan dan Tobago, Turki, Swedia, Swiss dan Inggris. 

Thomas Bach, Presiden IOC mengatakan, sejak 2016 Olimpiade akan memberi kesempatan kepada atlet-atler pengungsi untuk bisa ikut bertanding. Olimpiade harus bisa memberi harapan kepada semua orang, termasuk mereka yang berstatus sebagai pengungsi. 

Meski tidak memiliki tim nasional, tidak memiliki bendera untuk berbaris di belakang, tidak memiliki lagu kebangsaan untuk dimainkan, para atlet pengungsi ini akan disambut di Olimpiade dengan bendera Olimpiade dan dengan Lagu Kebangsaan Olimpiade,” ujar Thomas Bach. 

Di Olimpiade 2020 Tokyo, para Atlet EOR ini memiliki rumah bersama dengan 11 ribu atlet berprestasi di seluruh dunia. 11 ribu atlet yang datang ke Tokyo berasal dari 206 negara. 

Lalu berapakah jumlah Atlet EOR yang berlaga di Olimpiade 2020 Tokyo? Dikutip dari The Sun, jumlah atlet EOR di Tokyo 2020 ada 29 orang. Atau hampir sama dengan jumlah Kontingen Tim Indonesia yang berkekuatan 28 Atlet. 

Berikut nama-nama atlet EOR di Tokyo 2020 itu:
Alaa Maso (Renang gaya bebas 50m putra, Syria), Yusra Mardini (Renang Gaya Kupu-kupu 100m putri, Syria),Dorian Keletala (Lari 100m putra,Kongo), Rose Nathinke Likonyen (lari 800m putri, Sudan Selatan), dan James Nyang Chiengjiek (lari 800m putra, Sudan Selatan) 

Kemudian Anjelina Nadai Lohallith (Lari 1500m putri, Sudan Selatan), Paulo Amotun Lokoro (Lari 1500m putra, Sudan Selatan), Jamal Abdelmaj Eisa Mohammed (Lari 5000m putra, Sudan) dan Tachlowini Gabriyesos (Marathon Putra, Eritrea)
Selanjutnya Aram Mahmoud (Bulu Tangkis putra, Suriah), Wessam Salamana (Tinju Kelas Ringan Putra, Syria), Eldric Sella Rodriguez (Tinju kelas menengah putra, Venezuela), Saeid Fazoula (Kayak-1 1ooom putra, Iran), Masomah Ali Zada (Sepeda Putri, Afghanistan) dan Ahmad Badreddin Wais (Sepeda TTT Putra, Syria) 

Lainnya, Sanda Aldass (Judo Putri, Syria), Ahmad Alikaj (Judo Putra, Syria), Muna Dahouk (Judo Putri, Syria), Javad Mahjoub (Judo putra, Iran), Popole Misenga (Judo Putra, Kongo), Nigara Shaeen (Judo Putri, Afghanistan), Wael Shueb (Karate nomor Kata Putra, Syria), dan Hamoon Derafshipour (Karate-Komite Putra, Iran) 

Berikutnya, Luna Solomon (Menembak 10m putri, Eritrea), Dina Pourounes Langeroudi (Taekwondo 49 kg putri, Iran), Kimia Alizadeh (Taekwondo 57kg putri, Iran), Abdullah Sediqi (Taekwondo 68kg putra, Afghanistan), Cyrille Fagat Tchatchet II (Angkat besi 96kg Putra- Kamerun) dan Aker Al Obaidi (gulat 67kg putra, Irak).
Semoga artikel ini bisa melepas rasa penasaran kita.

poe


#
Bagikan :

Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur