PANGKALPINANG - Akhirnya, PT. Bangka Indah Cemerlang (PT. BIC) dan PT. PLN Persero menemui kata sepakat soal penggunaan lahan untuk investasi.
Di hadapan orang nomor satu di Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, kata sepakat dihasilkan kedua pihak saat dilaksanakannya rapat koordinasi (rakor) yang dipimpin langsung oleh gubernur di Ruang Tanjung Pendam, Kantor Gubernur Babel, hari Senin (18/7/21).
Rakor tersebut dilaksanakan atas keinginan gubernur agar kedua pihak sama-sama mendapatkan solusi, dan adanya percepatan realisasi pembangunan daerah melalui investasi dan infrastruktur kelistrikan.
Untuk diketahui, tertundanya aktivitas PT. BIC untuk berinvestasi di Babel dalam pengolahan minyak kelapa sawit, karena belum adanya kesepahaman mengenai tumpang tindih penggunaan lahan bersama PT. PLN Persero.
"Saya berharap, PT. BIC dan PLN segera menemui kesepakatan di sini, jangan sampai tidak berkembang. BIC ini punya arti bagi Babel, begitu pula PLN, sangat berarti untuk kita," katanya.
PT. BIC sebagai pemilik lahan menyetujui penggunaan lahannya untuk digunakan sebagai landing point (tempat pendaratan kabel dari laut ke darat). Dari titik itu akan didirikan tower Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) oleh PLN Babel.
PT. BIC akan menyerahkan lahannya dengan skema pinjam pakai selama dibutuhkan tanpa sewa.
"Kami mengacu kepada surat yang diterima dari PLN pada 13 Juli 2021, bahwa untuk landing point itu bisa dibangun dengan jarak 27,5 meter dari luar bahu jalan. Kalau itu diperbolehkan maka kami mempertimbangkan kami terima," kata Fajri selaku External Relation PT. BIC dalam rakor itu.
PLN Babel menyambut baik opsi yang diberikan PT. BIC. Mereka pun akan berkoordinasi dengan PLN Pusat dan akan memberikan jawaban sesegera mungkin. Pasalnya, dengan target yang harus mengoperasikan kabel bawah laut pada Oktober 2021 nantinya, membuat mereka tidak memiliki waktu yang banyak.
"Tawaran ini sangat efektif bagi kami. Kami akan memberikan jawaban sesegera mungkin. Kami minta izin untuk bisa langsung melakukan pembangunan," kata General Manager PLN Wilayah Babel, Amris Adnan.
Sementara itu, Ketua Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Bangka Belitung (Babel), Rina Kumala Sari, memberikan restu atas rencana PLN Babel melakukan pembangunan SUTET sesuai jarak yang telah direkomendasikan. Hanya saja, ia menegaskan kepada PLN agar dalam pembangunannya, tower tersebut dibangun dengan kokoh, sehingga tidak mengganggu pengguna jalan.
"Idealnya yang kami rekomendasikan adalah 34 meter dari luar bahu jalan karena masih menjadi ruas pengawasan jalan. Tetapi dengan 27,5 meter sudah bisa, hanya saja kami mengingatkan PLN untuk membangun towernya dengan kokoh, biar tidak membahayakan pengemudi atau pengguna jalan, karena pertanggungjawaban sepenuhnya akan ditanggung oleh PLN," terangnya.
Setelah adanya kesepakatan ini, Gubernur Erzaldi menjelaskan dampak positif yang diterima oleh Kepulauan Bangka Belitung. Dengan keberadaan pengolahan minyak sawit ini, akan memberikan lapangan pekerjaan bagi putra/putri terbaik daerah. Tidak hanya itu, adanya investasi di bidang perkebunan ini akan memberikan efek pada perekonomian daerah.
Di sisi lain, kebutuhan Babel khususnya Pulau Bangka akan pasokan listrik akan terpenuhi jika proyek kabel bawah laut PLN sudah berjalan. Untuk itu, ia meminta segera dilakukan pertemuan lanjutan dengan melakukan penandatanganan kerja sama. Bahkan, gubernur meminta dalam nota kerja sama nanti, pihak PLN sudah menyertakan titik koordinat pembangunan tower SUTET, sehingga realisasi pembangunan dapat segera dilaksanakan.
"Saya ingin kita bertemu lagi Rabu ini. Pemprov. Babel selalu mendukung adanya investasi yang masuk ke Babel. Intinya siapkan semuanya," tegas gubernur.
Hadir pula dalam rakor tersebut, Sekretaris Daerah (Sekda) Babel, Naziarto; Bupati dan Wakil Bupati Bangka Barat H. Sukirman dan Bong Ming Ming; perwakilan Kejaksanaan Tinggi (Kejati) Babel, perwakilan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional (Kanwil BPN), serta beberapa Perangkat Daerah terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Babel, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Babel.
RGA