Awal Juli adalah hari yang istimewa dalam perjalanan tahunan Bumi mengelilingi Matahari. Pada pukul 15.00 GMT, Bumi akan berada pada titik terjauh dari Matahari yang dicapai sepanjang tahun. Kedengarannya memang aneh mengingat betapa hangatnya hari ini, tetapi itu benar, dan semuanya tergantung pada orbit.
Orbit Bumi mengelilingi Matahari bukanlah lingkaran sempurna tetapi elips, dan Matahari tidak berada di tengah, namun lebih condong ke satu sisi. Jadi awal Juli, kita berada 5 juta kilometer lebih jauh dari Matahari atau Aphelion, dan saat paling dekat dengan Matahari adalah enam bulan lalu yakni pada bulan Januari atau yang disebut dengan Perihelion. Dan cuaca di bulan Januari cukup dingin di Inggris, maka mungkin timbul pertanyaan mengapa kedekatan dengan Matahari di musim dingin tidak menghangatkan dan jarak yang semakin jauh dari Matahari di musim panas tidak mendinginkan?
Yang benar adalah orbit elips dan jarak kita dari Matahari bukanlah kekuatan pendorong utama di balik iklim kita. Jadi apa yang sebenarnya terjadi?
Apa Terjadi Pada Iklim?
Yang pertama adalah fakta bahwa Bumi miring pada 23,4 derajat dari vertikal. Selama Perihelion, belahan bumi utara miring menjauh dari Matahari, sehingga menerima lebih sedikit radiasi matahari dan bagian utara Bumi mendapatkan musim dingin. Pada musim panas di Inggris lebih cenderung ke arah Matahari, sehingga meskipun lebih jauh dari orbit tetap mendapatkan peningkatan radiasi matahari. Itulah mengapa bulan Juli di Inggris indah dan hangat.
Tapi bagaimana dengan belahan bumi selatan? (termasuk Indonesia) Nah, hal ini sedikit lebih kompleks. Bumi paling dekat dengan Matahari selama musim panas ketika belahan Bumi bagian selatan miring ke arah Matahari, sehingga mendapatkan radiasi matahari 7% lebih banyak. Oleh karena itu, ketika Anda akan mengharapkan musim panas di belahan bumi bagian selatan menjadi jauh lebih hangat daripada musim panas utara. Hal tersebut tak terjadi, karena bumi bagian selatan justru lebih dingin.
Sekarang, Aphelion musim dingin terletak di Bumi bagian selatan yang merupakan bagian belahan Bumi terjauh dan miring dari Matahari. Jadi Anda akan berpikir bahwa musim dingin akan jauh lebih dingin, dengan kemiringan yang mendorong belahan bumi menjauh dari Matahari. Sebenarnya itu lebih hangat daripada musim dingin di Inggris. Dan itu semua karena rasio daratan dan lautan di belahan Bumi. Belahan Bumi utara memiliki banyak daratan tetapi belahan bumi selatan didominasi oleh air dengan sedikit daratan dan inilah yang menggerakkan iklim.
Sementara tanah bereaksi sangat cepat terhadap pemanasan matahari, ia menghangat dan mendingin dengan sangat cepat. Lautan bereaksi sangat lambat terhadap energi matahari. Lautan membutuhkan waktu lama untuk pemanasan dan waktu lama untuk pendinginan. Ini berarti bahwa pada perihelion di musim panas, lautan belum menyerap energi yang cukup untuk menghangatkan atmosfer, lautan masih terasa dingin dari musim dingin sebelumnya, sehingga menjaga suhu tetap dingin. Di musim dingin, belahan bumi selatan justru sebaliknya. Lautan telah menahan sebagian panas yang mereka serap selama musim panas dan menjaga udara di atasnya tetap hangat.
Jadi meskipun orbit elips membawa kita pada titik yang pada tahun ini lebih jauh dari posisi Matahari hingga akhir tahun 2021, kondisi di utara sangat hangat karena posisi miring ke arah Matahari dan musim dingin terasa lebih lembut di bagian selatan karena pergerakan lautan.
Di Indonesia Fenomena antariksa Aphelion akan terjadi pada Selasa, 6 Juli 2021. Dan fenomena Aphelion tidak bisa dilihat secara langsung, karena bukan fenomena penampakan obyek langit. Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyebutkan, Aphelion adalah fenomena ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari. Dengan kata lain sudah setengah tahun perjalanan Bumi mengitari Matahari. Menurut LAPAN, Aphelion tahun ini terjadi pada 6 Juli 2021, tepatnya pada pukul 05.27 WIB atau 06.27 WITA atau 07.27 WIT pada jarak 152.100.527 kilometer.
Dilansir pada laman Edukasi Sains Antariksa LAPAN, secara umum tidak ada dampak yang signifikan pada Bumi, suhu dingin terjadi pada pagi hari beberapa hari belakangan ini, hingga bulan Agustus nanti, dan merupakan hal biasa terjadi pada musim kemarau dikarenakan tutupan awan yang sedikit sehingga tak ada panas di permukaan bumi yang diserap dari cahaya matahari dan dilepaskan pada malam hari dan dipantulan kembali kepermukaan bumi oleh awan.
Menginggat posisi matahari ini adalah dibelahan utara, maka tekanan udara di bagian utara lebih rendah di banding belahan bumi bagian selatan yang mengalami musim dingin. Karena tekanan udara di Utara lebih rendah, maka udara bergerak dari arah Selatan menuju Utara. Pada saat bersamaan, benua Australia yang berada di Selatan sedang mengalami musim dingin, sehingga angin yang bertiup ke Utara bersuhu dingin. Menurut LAPAN, dampak yang ditimbulkan dari fenomena itu adalah penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terletak di selatan khatulistiwa.
Stephen Marsh
GN