"Saya pernah katakan, bahwa saya tidak akan banyak bicara tentang program ini. Hingga saya sempat akan diturunkan sebagai gubernur."
-- Erzaldi Rosman, Gubernur Bangka Belitung--
PANGKALPINANG – Empat tahun lalu Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman nyaris ingin dilengserkan dari jabatannya oleh beberapa pihak.
Itu karena ia mempertahankan program pendidikan dan magang bagi pelajar Babel di Taiwan saat Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov. Babel) memfasilitasi seleksi program pendidikan sarjana dan magang di empat universitas di Taiwan.
"Saya pernah katakan, bahwa saya tidak akan banyak bicara tentang program ini. Hingga saya sempat akan diturunkan sebagai gubernur," kenang Gubernur Erzaldi, saat bersilaturahmi dengan orang tua penerima manfaat beasiswa, bertempat di Gedung Mahligai Rumah Dinas Gubernur Babel, Rabu (14/7/2021).
Diceritakan lagi oleh penerima Penghargaan Peduli Pendidikan oleh PGRI tahun lalu itu, gagasan program ini pada tahun 2017 berhasil memberangkatkan 70 mahasiswa gelombang pertama yang lulus dalam seleksi dan difasilitasi penuh oleh Pemprov. Babel, mulai dari seleksi, bimbingan, hingga bisa berangkat menuntut ilmu di Negeri Taiwan.
Saat itu, menuai banyak kekhawatiran akan nasib para mahasiswa di Taiwan.
Namun itu tidak menurunkan semangat Gubernur Erzaldi untuk mencerdaskan generasi penerus di Babel. Hingga di tahun kedua, menyusul 40 mahasiswa semester genap dan 150 mahasiswa semester ganjil berangkat menutut ilmu untuk nantinya kembali ke Babel sebagai lulusan yang siap bekerja, berbekal ilmu dan pengalaman saat magang.
Selain orang tua, tak sedikit masyarakat juga menyampaikan kekhawatiran akan peserta didik Babel yang berangkat ke Taiwan, bahkan Gubernur Erzaldi pernah diminta turun dari jabatannya jika terjadi apa-apa dengan mahasiswa Babel di Taiwan.
"Biarlah waktu yang menjawab bagaimana program ini akan bermanfaat menjadi bekal generasi berilmu di Babel," ungkapnya saat menjawab pertanyaan masyarakat 4 tahun lalu.
Mengabaikan proses yang harus dilewati sejak 2017 hingga 2021, Gubernur Erzaldi justru sudah menyiapkan peluang kerja jika anak-anak berniat kembali dan bekerja di Babel sebagai putra daerah yang memiliki pengalaman di luar negeri.
Setidaknya dua perusahaan asal Cina sedang dalam persiapan untuk beroperasional di Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Penerima Penganugerahan Penghargaan Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan Tahun 2018 ini menjelaskan, pada langkah pertama pemerintah akan mendata mahasiswa yang diwisuda tahun ini untuk dikonsolidasikan dengan kedua perusahaan asal Cina yang saat ini tengah berinvestasi di Babel.
"Tentunya perusahaan-perusahaan ini akan banyak menerima tenaga kerja ahli. Kami akan memprioritaskan anak-anak bapak ibu yang sudah berhasil menyandang gelar sarjana usai diwisuda di Taiwan," ungkapnya, yang disambut riuh tepuk tangan para orang tua.
"Ketersediaan lapangan pekerjaan ini mudah-mudahan berkepanjangan tahun ke tahun hingga ke depannya. Karena bahasa dan teknis yang sudah dikuasai anak-anak ini selama di Taiwan sudah modal utama," ungkapnya.
Tak sampai di sini, Gubernur Erzaldi juga mempersiapkan program lanjutan bagi mahasiswa yang masih ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Harapannya, pengakuan para orang tua dari anak yang berhasil menyelesaikan pendidikannya di Taiwan dapat dijadikan testimoni dan modal kuat untuk mengupayakan kembali pengadaan program ini untuk penerimaan pada Februari 2022 mendatang.
"Saya akan mengupayakan membuka kembali program ini, termasuk program jenjang pendidikan bagi anak-anak yang sudah selesai dan diwisuda sekarang," ungkapnya menjawab pertanyaan salah seorang orang tua yang merasakan manfaat dari program ini.
Pada kesempatan ini, Gubernur Erzaldi berpesan bagi para orang tua untuk menyimpan kesedihan ketika melepaskan anak untuk menuntut ilmu ke luar negeri. Diyakininya, ini merupakan proses perjalanan, apapun yang diperoleh anak dalam pendidikan semata agar mereka lebih sukses. Terlebih dalam menjalankan aturan-aturan pekerjaan pada perusahaan di tempat mereka bekerja.
"Yang sudah menandatangani kontrak harus teliti dan menjaga kredibilitas nama Babel, karena sangat mungkin ketika kepercayaan kontrak ini tercoreng, bisa berdampak terhadap adik-adik lain di tahun setelahnya," pungkasnya.
(NDP)