Lifestyle


Sabtu, 10 Juli 2021 15:32 WIB

Anoreksia, Bisa Menular?

Anoreksia adalah kelainan psikologi yang bisa berefek pada kehidupan seseorang di rumah, pekerjaan, atau di sekolah. Orang dengan gangguan ini merasa bahwa tubuh mereka sekarang lebih berat, padahal yang sebenarnya mungkin bisa lebih ringan. Selain itu, perempuan atau laki laki dengan anoreksia akan makan dengan pola yang tidak normal dan selalu ingin terlihat kurus.

Anoreksia itu apa?

Anoreksia adalah gangguan makan. Kondisi ini memiliki gejala hingga kulit yang amat kering hingga kehilangan massa otot, gagal jantung, dan kerusakan pada otak. Jika dibiarkan, gangguan ini bisa berujuang pada kematian.

 

Meski berasal dari kelainan psikologi, Anoreksi memiliki konsekuensi buruk pada fisik. Gangguan ini memiliki ciri berat badan yang rendah, persepsi tubuh sempurna yang berbeda dari biasanya dan ketakukan yang berlebihan pada kenaikan berat badan. Orang dengan anoreksia sering menjauhi makanan sebagai sumber nutrisi. Di waktu yang sama, mereka akan melakukan banyak latihan dan olahraga.

 

Jenis Anoreksia

Ada 2 jenis anoreksia, tipe binge-purge dan tipe restrektif. Meski dibagi menjadi 2 jenis, keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu pemikiran tidak masuk akal yang sangat takut dengan kenaikan berat badan dan pola makan yang tidak normal.

 

Anoreksia Binge-Purge

Orang yang mengidap jenis ini biasanya akan makan seperti biasa atau bahkan makan besar lalu semua makanan tersebut akan dimuntahkan atau melalui hal lain seperti, olahraga berat, enema atau penyalahgunaan obat pencahar. Melakukan siklus Binge-Purge ini dapat mengurangi rasa takut akan kenaikan berat badan. Selain itu, hal ini dapat mengurangi rasa bersalah setelah menelan makan yang selama ini mereka coba hindari.

 

Makanan yang mereka konsumsi biasanya dalam jumlah besar bahkan berlebihan untuk memanjakan diri. Mereka akan kehilangan kontrol diri. Kelainan binge-purge ini juga dapat dilakukan dengan cara makan lebih cepat dari biasanya atau menelan makan dalam jumlah besar saat lapar.

 

Anoreksia Binge-Purge juga dapat dilakukan karena seseorang yang lebih memilih untuk makan sendirian. Mereka mungkin merasa malu atas seberapa banyak makanan yang mereka konsumsi. Mereka juga merasa tidak enak atau depresi atas pola makan yang tidak normal ini.

Anoreksia Restrektif

Anoreksia Restrektif adalah bentuk kelaparan diri. Seseorang yang mengalami Anoreksia Restrektif biasanya memiliki kedisiplinan yang amat tinggi. Mereka biasanya akan membatasi jumlah makanan yang dikonsumsi. Mereka mungkin membatasi jumlah kalori yang masuk dan sangat takut pada makan berlemak atau manis. Kebiasaan ini bisanya ditambah dengan melakukan olahraga berat.

Anoreksia restrektif bisa juga memiliki kebiasaan lain seperti,

1.     Terobsesi untuk menghitung kalori

2.     Melewatkan makan

3.     Membatasi sekelompok jenis makanan, seperti karbohidrat.

4.     Terobsesi untuk mengikuti aturan yang mereka buat.

Karena jumlah kalori yang mereka konsumsi jauh dari yang mereka butuhkan untuk berat tubuh ideal, mereka memiliki resiko malnutrisi lebih tinggi.

 

Gejala Anoreksia

Seseorang dengan anoreksia akan merasakan gejala fisik dan psikis. Tanda peringatan dan gejala yang akan dirasakan mungkin berbeda pada tiap individu.

emosional dan perilaku yang mungkin dirasakan antara lain

1.     kehilangan berat badan

2.     menggunakan pakaian berlapis untuk menyembunyikan penurunan berat badan atau agar merasa tetap hangat

3.     menolak makanan tertentu

4.     membatasi seluruh kategori makanan

5.     sering membuat komentar tentang “merasa kelebihan berat badan”

6.     sembelit

7.     mengalami sakit perut, kelelahan, atau lemas

8.     menolak rasa lapar dan membiarkannya.

Orang dengan anoreksia biasanya akan sibuk dengan berat badan, makanan, kalori, dan diet. Mereka mungkin akan melakukan olahraga berlebihan walau bahkan hingga mengalami cidera. Mereka juga sering membahas bawah mereka ingin membakar kalori.

 

Gejala Fisik Anoreksia

Ketidakseimbangan hormon, seperti serotonin, dopamin, dan oksitosin. Seseorang dengan anoreksia biasanya memiliki karakter suasana hati yang berubah-ubah. Karena hormon ini mengatur suasana hati, nafsu makan, motivasi, dan perilaku. Pada kondisi yang tidak biasa, akan menyebabkan perubahan suasana hati, nafsu makan tidak teratur, perilaku impulsif, kecemasan, atau depresi.

Anoreksia dapat merugikan tubuh seseorang dan menyebabkan penyakit dan cedera serius. Tanda-tanda fisik anoreksia yang disebabkan oleh kekurangan gizi dapat berupa keluhan sakit perut, ketidakteraturan menstruasi pada wanita, pusing, anemia, kalium rendah, tiroid lambat, sulit berkonsentrasi, pingsan, masalah tidur, kulit kering, sistem kekebalan tubuh yang buruk, kelemahan otot, penipisan rambut dan penyembuhan luka yang lambat.

Selain itu, ada efek samping fisik untuk memuntahkan makanan. Muntah mengandung asam dalam jumlah tinggi dari lambung. Muntah sering dapat menyebabkan luka dan kapalan di bagian atas sendi jari karena menempatkan jari di tenggorokan untuk menginduksi muntah. Asam lambung juga dapat menyebabkan masalah gigi, seperti erosi email, gigi berlubang, perubahan warna gigi, pembengkakan di sekitar kelenjar ludah dan sensitivitas gigi.

 

Penyebab Anoreksia

Anoreksia disebabkan banyak hal, genetik, kesehatan psikologi, trauma, hubungan, dan ekspektasi secara sosial bisa berkembang menjadi penyebab gangguan ini. seseorang yang memiliki jalur genetik rawan mengalami gangguan makan. Kemungkinan untuk menjadi Anoreksia juga meningkat jika sesorang dekat dengan orang lain yang memiliki gangguan makan.

Gangguan makan semakin lazim dialami individu dengan gangguan emosional dan psikologi, seperti mudah tidak percaya diri, depresi, dan kecemasan yang berlebihan. Pengalaman traumatik dapat berkembang menjadi gangguan psikologis. Orang dengan pengalaman traumatik seperti hubungan kekerasan atau tingginya harapan kepada keluarga, dapat berkembang menjadi gangguan makan seperti anoreksia.

Lingkungan sosial juga bisa berperan untuk menjadi penyebab Anoreksia. Dalam budaya barat, kurus lebih sering mendapatkan keuntungan dan dipromosikan. Gambar di media yang menggambarkan kurusnya model dan tekanan teman sebaya untuk menjadi lebih kurus, bisa berkontribusi untuk ‘body image’ yang negatif di tengah lingkungan masyarakat, khususnya remaja perempuan.

 

Cara Mendiagnosis Anoreksia.

Berdasarkan kriteria yang terdapat pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) edisi ke 5, seseorang dengan anoreksia akan menunjukan pembatasan diri terhadap makanan, ketakutan terus menerus terhadap kenaikan berat badan atau menjadi gendut.

 

Memiliki salah satu ciri diatas tidak lah cukup untuk mendiagnosa diri sebagai pengidap anoreksia. Hal ini berlaku jika seseorang memiliki berat 15% di bawah berat normal pada tinggi dan usianya, atau berdasarkan Body Mass Index (BMI) sekitar 17,2.

 

Pembatasan makan secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan berat makan. Terdapat indek massa tubuh untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi tertentu. Ketika menolak makanan, BMI seseorang mungkin akan turun secara drastis, yang mana akan menyebabkan seseorang mengalami malnutrisi.

 

Ketakutan secara terus menerus akan kenaikan berat badan atau menjadi overweight dapat menyebabkan dirinya melakukan olahraga intensif atau membuat mereka membiarkan kelaparan. Anoreksia dapat mendistorsi citra tubuh seseorang, misalnya beberapa orang mengalami Anoreksia mungkin berpikir bahwa mereka mengalami kelebihan berat badan.

 

Ketika seseorang dites untuk diagnosis anoreksia, mereka mungkin akan ditanya seperti;

 

Apakah baru-baru ini anda mengalami penurunan berat badan secara drastis?

Apakah anda tengah berjuang mempertahankan harga diri Anda?

Apakah anda terlalu khawatir tentang kenaikan berat badan?

Apakah anda membuat alasan tidak makan?

Apakah anda berolahraga secara berlebihan?

Apakah anda terobsesi dengan diet?

Sudahkah anda menjauhkan diri dari teman dan keluarga?

Apakah anda sering depresi?

 

Kabar baiknya adalah bahwa anoreksia dapat diobati melalui dukungan yang tepat.

 

Siapa yang Berisiko Anoreksia

Beragam orang dengan berbagai latar belakang dapat menjadi kemungkin seseorang mengalami gangguan makan, namun terdapat kelompok spesifik yang memiliki risiko yang tinggi rentan mengalami gangguan. Puncak periode yang mengalami serangan gangguan makan berada pada usia 12 hingga 25 tahun. Remaja melalui banyak hal selama masa puber, termasuk masa depresi, dan mereka mungkin tidak mampu menyelesaikan masalah ini.

 

 Tekanan untuk terlihat seperti seseorang yang ada di majalah dan televisi dapat membuat seseorang tidak percaya diri pada usia ini. Wanita lebih cenderung dapat mengidap anoreksia, terutama selama masa transisi, seperti masa perpindahan dari sekolah ke masa kuliah.

 

Anoreksia juga umum terjadi pada atlet yang mengikuti kompetisi olahraga, fitness, menari, gimnastik, model, atau cheerleader, yang mana bentuk tubuh mungkin dirasakan oleh seseorang bahwa bentuk tubuh dapat mempengaruhi kinerja.

 

NTA


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur