PANGKALPINANG - Mendapat wejangan sekaligus motivasi langsung dari orang nomor satu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), adalah kesempatan luar biasa bagi peserta Kegiatan Latihan Kader II (LK-II) Intermediate Training Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Bangka Belitung Raya.
"Kamu adalah pikiran kamu. Kamu menjadi sukses karena pikiran kamu mau menjadi sukses, dan sebaliknya, kamu menjadi tidak sukses karena pikiran kamu hanyalah biasa-biasa saja dan hanya menerima," itu kata orang nomor satu Babel, Erzaldi Rosman saat menjadi narasumber kegiatan di Asrama Balai Latihan Kerja (BLK), Jumat (09/07/2021).
"Keywordnya adalah you are what you think," lanjut Gubernur Erzaldi.
Kata Bang Er, apa yang ada di dalam pikiran kita, itulah target dan sasaran yang akan kita capai.
Ia mengatakan itu bukan tanpa alasan. Pemimpin yang dikenal dekat dengan masyarakatnya ini mengatakan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat kaya akan hasil alamnya. Akan tetapi, sumber kekayaan ini masih belum sebanding dengan apa yang telah didapat selama ini.
"Mengapa? Karena kita terlena. Sebagai orang Indonesia, kita menyadari bahwa kita kaya, belum apa-apa kita sudah kaya," kata dia.
Nah, stigma kaya melabeli rakyat Indonesia dari awal, sehingga kemudian menjadikan kita tidak tertantang untuk 'menjadi' apa-apa. Hal ini berbeda dengan negara yang tadinya bukan apa-apa justru tertantang untuk menjadi sesuatu, jelasnya.
Dirinya mengatakan banyak orang-orang menjadi sukses karena tertantang. Contohnya, Al Fatih, yang mampu menaklukkan Konstatinopel. Al Fatih telah dipersiapkan orang tuanya sejak usia dua tahun, yang telah keluar untuk belajar Al Quran, strategi perang, seni bela diri, perbintangan, politik dan sebagainya. Sehingga tidak mengherankan jika di usia 13 tahun Al Fatih telah menjadi gubernur dan di usia 20 tahun telah memimpin perang merebut Konstatinopel. Dengan pikiran yang kuat pula Al Fatih mengendalikan pasukannya.
"Apa yang menuntun Al Fatih sehingga dapat menjadi seorang pemimpin? Pikirannya yang telah dituntun sejak awal untuk menjadi seorang pemimpin," ujar gubernur.
Lebih jauh pria yang dua kali berturut-turut menjabat Bupati Bangka Tengah ini membuka wawasan peserta dengan membahas pepatah Inggris, ia mengutip quote Eleanor Roosevelt bahwa 'small minds discuss people, average minds discuss events, and great minds discuss ideas'. Maksudnya adalah, pikiranlah yang nantinya akan menumbuh kembangkan apa yang menjadi tujuan kita, karena pikiran akan membuat kebiasaan, dan kebiasaan akan menjadi karakter.
"Garis besarnya, pikiran sempit hanya bisa membicarakan orang, sedangkan pikiran rata-rata membicarakan peristiwa, tapi jika pikiran kita hebat, kita akan bicara ide," sambungnya.
Nah, mulai dari sekarang, seberapa besar kita membiasakan diri kita, terutama dalam komunitas ini, untuk berpikir, karena kebiasaan tuntunan pikiranlah yang akan mendorong kita menjadi orang yang seperti apa.
Dia menambahkan orang dengan pikiran sempit (small minds) selalu membahas gosip atau 'cerudik' istilah orang Bangka, sehingga orang tersebut justru tidak tahu bahwa dia tidak tahu. Tapi dengan pikiran yang besar, akan menjadikan kita orang hebat yang luar biasa.
"Jadikan komunitas ini sebagai bahan diskusi, kemudian praktikkan sehingga kita mampu me-manage dan mengendalikan pikiran kita dengan pikiran yang besar," imbuhnya
Di lain sisi, peserta secara antusias memborbardir gubernur dengan pertanyaan terkait tema. Peserta tidak melewatkan kesempatan untuk bertemu dengan pria peraih penghargaan Gerakan Revolusi Mental dari Kemenko PMK RI pada tahun 2019 yang lalu.
Melalui forum diskusi, Lukman, salah satu peserta menanyakan tentang peran HMI dan peran pemerintah dalam menyikapi permasalahan kemaritiman dan sumber daya alam Bangka Belitung.
"Kita harus mempengaruhi masyarakat dengan cara yang benar dengan tujuan yang baik," jawab Gubernur Erzaldi.
Lanjutnya, Bangka Belitung memang kaya, tapi kita harus berusaha memanfaatkan dan mengeksplor kekayaan Babel sehingga menjadi bermanfaat bagi banyak orang dan bukan segelintir orang. Betul jika harga timah besar, tapi belum memberikan dampak secara keseluruhan kepada masyarakat, dan hal ini jangan kita salahkan timahnya, melainkan diri kita sendiri karena tidak bisa menangkap peluang.
Dirinya menyebut bahwa kita harus mampu mendorong masyarakat agar mendapatkan peluang. Misalnya, dengan mengadakan hilirisisasi produk apapun yang dihasilkan oleh Bangka Belitung di Bangka Belitung sendri.
"Jika kita tidak bisa melaksanakan hilirisasi tersebut, nilai tambah atas komoditi kita tidak ada," terangnya.
Misalnya, lempar singkong dan tumbuh, seperti yang dikatakan Lukman, Babel kaya dan subur tanahnya. Tapi, apa yang menjadi nilai tambah dari singkong jika tidak ada pabrik tapioka. Artinya, kesuburan tanah Babel baru bisa kita manfaatkan kalau kita bisa mengadakan hilirisasi.
"Nah, siapa yang bisa membaca peluang itu?" jelasnya.
Acara pengkaderan HMI ini menggaet peserta dari perwakilan cabang se-Sumatera yang berlangsung dari tanggal 5 - 13 Juli 2021 dengan mengangkat tema HMI dalam Ikhtiar Kelangsungan Kelestarian Ekologi.
Menurut Ketua HMI Cabang Raya, Adiyos Perdana, LK-2 merupakan jenjang training lanjutan pasca LK-I menuju LK-3. Tujuan acara tidak lain sebagai perkembangan kader, melalui pembinaan kader HMI agar dapat memformulasikan gagasan intelektual sebagai sumbangsih ke daerah dan negara.
"Acara ini tingkat nasional, jadi menghadirkan peserta dari seluruh cabang. Tapi karena PPKM di wilayah Jawa, peserta didominasi peserta dari cabang wilayah Sumatera," jelasnya.
Ia juga menjelaskan, target digelarnya acara adalah untuk mendapatkan kader yang mampu menstimulus pergerakan dan menjadikannya rekomendasi kebijakan kepada pemerintah daerah yang sesuai dengan tema yakni ekologi terkait pertambangan dan lingkungan.
"Dari LK-2 ini nantinya akan menghasilkan rekomendasi yang ditujukan kepada pemda provinsi," pungkasnya.
RR