News


Rabu, 07 Juli 2021 09:56 WIB

Tasela, untuk Posisi Tawar Petani Babel

GANTUNG - Posisi tawar komoditi utama pertanian Bangka Belitung (Babel), seperti lada, sawit atau karet diyakini akan tinggi di pasar. 

Alasannya, karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel sekarang punya jurus jitu, yakni program tasela (tanaman sela lada). Konsep tasela adalah, pemprov menyiapkan bibit-bibit terbaik untuk ditanam petani yang hasil panennya bisa menopang perekonomian petani, sembari menunggu lada, sawit atau karet panen. Bibit tasela yang disiapkan adalah bibit yang hasil panennya relatif singkat dan bisa mengisi waktu kosong menunggu panen komoditi utama. 

Nah, dengan adanya penopang lain di luar komoditi utama, maka petani tidak akan buru-buru menjual hasil panennya dan tidak menjual dengan harga yang rendah, maka otomatis harga komoditi utama akan terjaga. Terlebih, jika petani memanfaatkan Sistim Resi Gudang (SRG) Pemprov. 

Bagaimana komitmen Pemprov Babel? 

Kabarnya, pemprov terus menyiapkan bibit-bibit terbaik untuk tanaman yang dibudidaya dengan pola tanam tumpang sari ini, sehingga diharapkan berimbas pada hasil produksi yang optimal serta pemanfaatan lahan perkebunan lebih efektif. 

Hal itu dikatakan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman di sela-sela kunjungannya ke Kantor Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian (IP2TP) di Desa Danau Nujau Gantung, Belitung Timur, Selasa (06/07/2021). 

"Dengan ketersediaan bibit yang baik dan sesuai dengan daerah kita, tentunya akan menghasilkan hasil yang lebih optimal," ungkap Gubernur Erzaldi. 
 

Gubernur mengatakan bahwa program tumpang sari yang sering disebut dengan tasela telah mulai dikembangkan di Babel untuk ditanam di sela-sela tanaman apapun, selagi tanaman tersebut efektif. 

Dan program ini telah digagas di empat daerah pertama di Babel, di antaranya Kabupaten Bangka, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Kabupaten Belitung Timur. 

"Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat posisi tawar komodi utama seperti lada, sawit atau karet," jelas Gubernur Erzaldi. 

Dilanjutkan Bang ER, ketersediaan bibit saat ini cukup banyak, seperti bibit kopi dan kacang-kacangan yang telah dikembangkan pada balai-balai pembibitan milik Pemprov Babel. 

Sehingga saat panen, apabila komoditi utama mengalami penurunan harga, semisal panen lada, petani masih bisa menahan penjualan apabila harganya belum sesuai. Sewaktu menunggu harga jual lada tinggi, petani dapat menjual hasil panen tanaman sela mereka. 

Hal serupa dikatakan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Babel, Juaidi, bahwa tasela ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan penghasilan kepada petani lada jika ladanya belum produktif, karena panen tasela yang relatif jangka pendek dapat menjadi alternatif tambahan penghasilan petani. 

Tasela ini bisa dari golongan kacang-kacangan seperti kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, termasuk jagung, sorgum dan juga tanaman pendamping, seperti kopi yang juga masuk menjadi kelompok tasela. Jenis-jenis tanaman itulah yang diharapkan menjadi penghasilan para petani di Babel. 

"Program ini kita coba dulu ke petani lada," jelas Juaidi.

(NDP)


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur