Opinion


Senin, 14 Juni 2021 20:09 WIB

Mengapa Dokter Merasa Senang Jika Merasakan Gejala Setelah Mendapatkan Vaksin Covid-19?

Dokter telah mengkhawatirkan hal ini sejak lama, dan sekarang hal tersebut mulai terjadi. Ketika vaksin Covid-19 mulai tersedia tak hanya bagi petugas kesehatan. Namun orang-orang mulai menolak untuk melakukan vaksinasi. Jika banyak orang tidak mau mengambil vaksin yang dapat mengakhiri pandemi virus corona ini, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Salah satu alasan paling umum yang menyebabkan ketakutan akan vaksin Covid-19 ini berkaitan dengan kesalahpahaman yang beredar tentang efek samping dari vaksinasi. Namun yang tidak diketahui sebagian besar masyarakat adalah bahwa para dokter yang telah divaksin Covid-19 sangat senang ketika vaksinasi sudah dilakukan dan vaksinasi ini menimbulkan gejala/symptoms.

Setelah divaksin, dokter mengalami nyeri di bagian lengan, kelelahan, nyeri otot, atau demam setelah vaksin Covid-19, mereka merayakan hal tersebut. Itu karena gejala-gejala tersebut bukanlah 'reaksi' yang berbahaya, melainkan tanda-tanda positif bahwa sistem kekebalan tubuh merespons vaksin. Merasa tubuh memilki gejala tersebut setelah divaksin Covid-19 berarti vaksin itu berhasil bekerja dalam tubuh.

Sebagai dokter anak, mengajarkan orang tua tentang merespon gelaja terhadap vaksin adalah hal pertama yang saya lakukan. Hal itu dilakukan karena ada begitu banyak informasi yang salah tentang vaksin. Contohnya demam: kepercayaan bahwa demam itu berbahaya telah diturunkan dari generasi ke generasi. Faktanya tidak. masyarakat diberitahu bahwa menurunkan demam merupakan sebuah kewajiban atau sesuatu yang buruk akan terjadi. Saat ini para dokter tidak melakukan hal tersebut dan hal buruk tidak terjadi.

Bukan demam yang berbahaya, tetapi penyakit tertentu yang menyebabkan demam (sebagian besar penyakit itu sekarang dapat dicegah dengan vaksin). Seperti yang ditulis Bruce Y. Lee, “Ada perbedaan antara merasa sakit dan menjadi sakit.”

Informasi mengenai demam adalah bahwa kondisi itu sebenarnya tidak disebabkan oleh virus atau infeksi yang menyerang tubuh. Demam adalah sesuatu yang tubuh lakukan untuk dirinya sendiri. Demam adalah bagian dari respons positif yang diciptakan sistem kekebalan tubuh kita untuk meningkatkan metabolisme dan efektivitas sel darah putih kita serta melawan infeksi.

Jadi ketika kita demam setelah vaksin, itu berarti sistem kekebalan tubuh kita melakukan persis seperti yang kita inginkan. Yakni sistem kekebalan tubuh memperhatikan dan memberikan respons. Bagi sebagian orang, itu mungkin berarti demam, tetapi bagi hampir sebagian besar masyarakat, berefek pada lengan yang sakit atau bengkak di sekitar tempat vaksinasi. Dengan cara itu sistem kekebalan mengenal vaksin dan meningkatkan respon. Jika sistem kekebalan tubuh tidak bekerja pada bagian ini, kita tidak akan mendapatkan sel B memori kita untuk menyimpan pola pertahanan melawan Covid-19.

Ketika saya mendapatkan vaksin Pfizer dosis kedua untuk melawan Covid-19, saya mengalami lengan bengkak yang sakit, nyeri otot, mual, dan kelelahan. Gejala ini berlangsung sekitar tiga hari. Tetapi gelajal-gejala ini tidak seburuk penyakit yang saya tangani pada pasien anak-anak kecil yang menggemaskan selama bertahun-tahun. Saya tidur siang selama hari-hari setelah vaksin, tetapi saya juga cukup sehat untuk membawa binatang peliharaan saya berjalan-jalan di sekitar taman dan menikmati salju.

Sebagian besar rekan kerja mengalami sakit lengan sekitar satu hari setelah mereka divaksin. Beberapa dari mereka memiliki gejala yang mirip dengan saya dan salah satunya bahkan mengalami demam. Tetapi tidak satu pun dari dokter-dokter ini yang khawatir, sebaliknya kami saling mengirim pesan tentang kebahagiaan kami bahwa kami mendapatkan bukti bahwa vaksin kami bekerja.

Contoh lain bagaimana pandangan dokter tentang efek samping setelah vaksin Covid-19 ini. Cara Covid-19 membunuh orang berkaitan dengan respon sistem kekebalan yang ekstrem. Respon yang meningkat atau badai sitokin itu hanya terjadi pada beberapa orang. Meskipun tidak ada bukti penelitian untuk ini, dokter memperkirakan bahwa kita yang memiliki lebih banyak gejala setelah vaksin mungkin baru saja menghindari peluru berbahaya. Jika tidak mendapatkan vaksinasi, mungkin kita berada di kelompok yang akan lebih parah daripada yang lain jika kita benar-benar terkena Covid-19.

Jadi hal utama yang kami ingin masyarakat ketahui adalah bahwa para dokter tidak khawatir tentang gejala setelah vaksin untuk Covid-19. Mereka khawatir Anda tidak mendapatkannya dan pandemi terjadi dalam jangka waktu yang tak dapat diduga. Para dokter tidak menolak vaksinasi ini. Kami harap masyarakat pun menerimanya.

Alison Escalante; Ilmuan

Gusti Neka


#
Bagikan :

Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur