Pelecehan seksual lagi-lagi menjadi topik hangat yang diperbincangkan masyarakat luas. Dengan alasan apapun, perilaku pelecehan seksual baik terhadap laki-laki dan perempuan sungguh tidak bisa dibenarkan, mulai dari pelecehan seksual secara verbal bahkan yang berujung pada kekerasan yang tidak menyenangkan. Selain dapat menyebabkan korban terluka, terdapat dampak trauma yang tentunya mempergaruhi hampir keselururuhan hidup seseorang yang menjadi korban pelecehan ini bahkan, trauma akibat pelecehan ini dapat menyebabkan korban mengambil tindakan bunuh diri.
Mental Health America mengungkapkan, pelecehan seksual dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan gangguan makan. Menurut Washington University in St. Louis, rape trauma syndrome berkaitan dengan gangguan mental PTSD yang disebabkan oleh pelecehan/kekerasan seksual. Umumnya, pengidap rape trauma syndrome ini mengalami gejala pada gangguan perilaku, emosi, kognitif, dan juga pribadi.
Menurut King County Sexual Assault Resources Center, terdapat rangkaian gejala yang dialami oleh korban, yang di kelompokkan menurut reaksi korban yaitu, tahapan akut dan disorganisasi. Tahapan akut umumnya terjadi langsung setelah gangguan sedangkan disorganisasi adalah proses yang cukup panjang setelah alami gangguan. Umumnya, korban pelecehan seksual mengalami gejala seperti, rasa tidak nyaman berada di keramaian, sulit membangun kepercayaan dengan orang baru, mengalami serangan panik dan cemas berlebihan, depresi, dan rasa takut berlebihan ketika harus bersentuhan dengan orang lain.
Terdapat hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu menghilangkan trauma pada korban.
1. Menerima dan berbicara dengan orang terdekat.
Menerima bahwa kita merupakan korban dari kekerasan seksual baik verbal maupun tindakan, tentu bukanlah hal mudah. Sebelum proses ini tercapai, terdapat penolakan dan penyangkalan terhadap apa yang terjadi dan berharap bahwa ini hanya mimpi, tak heran jika korban kekerasan ini baru berani berbicara bertahun lamanya setelah kejadian, dan masyrakat tidak bisa menghakimi dengan pertanyaan, mengapa baru berbicara saat ini? kenapa tidak pada saat mendapatkan pelecehan tersebut? Terdapat trauma yang mendalam bagi para korban, suatu ingatan yang ingin dihilangkan tapi tidak mampu, sementara itu merasa malu untuk berbagi dengan keluarga, perasaan tersebut tentu saja sangat dipahami, oleh karna itu, awalilah dengan menerima bahwa kita adalah korban yang ingin mencari jalan keluar untuk kita yang lebih baik.
Berbicaralah dengan keluarga atau sahabat terdekat, ceritakan mengapa hal tersebut membuat kalian tidak nyaman, ceritakan harapan-harapan kalian dan apa yang ingin kalian lakukan dalam waktu yang dekat bahkan jangka panjang, tanyakan pendapat mereka mengenai kondisi ini.
2. Jangan paksa korban berbicara secara detail
Bagi korban pelecehan atau kekerasan seksual, menceritakan kembali kejadian yang mereka alami sama saja mengajak mereka kembali untuk mengingat luka yang pernah ditorehkan, tentu saja tidak mudah dan membuka luka lama. Karena itu, jangan paksa korban untuk bercerita secara detail jika mereka tidak mau, jadilah pendengar yang baik namun, jika sudah masuk ke ranah hukum tentunya , penjelasan ini sangatlah diperlukan.
3. Temui ahli jika dibutuhkan
Jika korban mengalami trauma akut, berilah dukungan dengan membantu korban untuk melakukan terapi dengan psikolog atau pskiater, hal ini dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi trauma yang dialami, dengan menemui ahli dan melakukan terapi secara dalam, dan konsumsi obat dengan dosis yang ditentukan oleh psikiater, diharapkan dapat membantu untuk memperbaiki mental korban.
4. Melakukan aktivitas sosial
Mengikuti banyak kegiatan positif membuat kita semakin aktif dan bertemu dengan banyak orang di sekeliling kita, tak hanya itu saja, aktivitas sosial ini dapat menumbuhkan rasa empati yang tinggi dan rasa syukur dalam diri, dengan mengikuti aktivitas sosial, berolahraga, bergabung dengan kominutas yang kita sukai , tentu saja menumbuhkan perasaan yang menyenangkan, dan mengalihkan bahkan menghilangkan trauma masa lalu. Tentunya hal ini dapat terwujud dengan kepedulian orang-orang sekitar.
Banyak hal yang dapat menjadi pemicu pelecehan atau kekerasaan seksual ini terjadi pada pria dan wanita, jika melihat hal itu terjadi jadilah pendukung pertama bagi mereka, berhenti untuk menghakimi mulailah untuk memahami.
Gusti Neka