SUNGAISELAN – Kekhawatiran petani rumput laut Dusun Pulau Nangka, Desa Tanjung Pura, Kecamatan Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah, akan terjawab. Suwandi, bersama 3 orang lainnya menjadi tim pertama di daerahnya yang telah mengembangkan bibit rumput laut yang diberikan oleh pemerintah. Namun Suwandi masih merasa resah, apakah rumput laut yang dikembangkannya ini ada pembelinya? Bagaimana pemasarannya?
Tidak tanggung-tanggung, usai melaksanakan Upacara Peringatan Hari Kelahiran Pancasila, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama Bupati Bangka Tengah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Balai Benih Pertanian Pelempang, dan tentu juga mengajak offtaker (kesepakatan yang mengikat secara hukum yang terkait dengan transaksi antara pembeli dan penjual) Mus dari PT Paidi ke tengah lautan, untuk melihat langsung budi daya rumput laut.
“Kami masih tahap mencoba, perawatan rumput laut ini sangat mudah. Tinggal ikat bibit rumput laut, bentangkan di tengah lautan. Beri penanda dari botol plastik. Sudah, masalahnya kami belum yakin, belum tahu siapa yang beli, ibaratnya percuma jika menanam sesuatu yang tidak ada pembelinya,” ungkap Suwandi.
Saat ini Suwandi bersama 3 orang temannya telah mengembangkan rumput laut di laut seluas 215mx25m dan telah menghasilkan 30 kilogram (kg) rumput laut. Untuk sementara waktu, hasil panen masih akan dijadikan bibit untuk pengembangan yang masif.
Perawatan yang tidak sulit menjadi keunggulan dari budi daya rumput laut. Cukup dibiarkan di tengah laut dan dipantau perkembangannya tiap 3 hari. Resikonya rendah. Nantinya, pembudidaya sudah dapat memanen rumput laut jika sudah berumur 35-45 hari.
Di lautan seluas 1 hektar petani bisa memanen 50-60 ton rumput laut. Dengan modal perahu, tali, botol bekas, dan bibit rumput laut, masyarakat bisa meningkatkan ekonomi. Tentu saja peningkatan ekonomi bisa didapatkan jika, hasil budi daya rumput laut ada yang beli. Ini menjadi alasan Gubernur Erzaldi mengajak Pak Mus selaku offtaker untuk mengambil peran dalam pengembangan budi daya rumput laut.
“Rumput laut ini bisa kita beli 1 kg nya Rp1.000 dalam keadaan basah. Jadi petani cuma angkat rumput laut dari perairan, tidak perlu diolah, langsung angkut, saya berterimakasih kepada bapak gubernur yang sudah mengajak saya ke sini,” ungkap Pak Mus dari PT Paidi.
Pak Mus menambahkan, bibit rumput laut yang dikembangkan ini untuk kebutuhan ekspor. Rumput laut ini memiliki nutrisi 3 kali lipat gizi susu.
Jika dihitung-hitung, ketika petani rumput laut berhasil mengembangkan di lautan seluas 1 hektar dan dapat memanen 50 ton dalam 1 kali siklus panen, maka petani akan mendapatkan Rp50.000.000 dalam waktu 45 hari siklus panen. Kini petani rumput laut tidak perlu khawatir karena, Gubernur Erzaldi sendiri yang membawakan offtaker untuk membeli hasil produksi rumput laut dari para petani budidaya rumput laut.
“Hari ini kita memanen rumput laut sekaligus memperkenalkan petani budi daya rumput laut langsung dengan offtakernya,” ungkapnya.
Diketahui, 3 bulan ini Gubernur Erzaldi bersama Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah mengembangkan budi daya rumput laut. Desa Tanjung Pura menjadi lokasi kedua. Berdasarkan pengamatan dari offtaker, rumput laut yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat bagus dan berkembang dengan pesat.
“Sangat disayang, kita punya potensi dan wilayah laut yang besar tapi dibiarkan begitu saja. Ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Rumput laut ini juga bisa mendatangkan ikan-ikan. Nah, para nelayan juga bisa diuntungkan,” ungkap Gubenur Erzaldi.
Tidak hanya itu, Gubernur Erzaldi juga berencana akan mengembangkan rumput laut, dengan komoditi tanaman porang yang terlebih dahulu digarapnya.
“Nanti rumput laut ini akan kita padukan dengan porang, hasilnya menjadi mie. Tentunya mie ini menjadi lebih sehat karena kaya akan gizi,” ungkapnya.
Ke depan, Gubernur Erzaldi berharap Pak Suwandi bisa mengajak lebih banyak orang untuk mengembangkan rumput laut. Mengingat budi daya rumput laut yang mudah dan minim resiko. Sehingga peningkatan ekonomi terutama di masa pandemi bisa terwujud.
Penulis : Natasya