Culture


Sabtu, 29 Mei 2021 05:07 WIB

Porang, Bisa Jadi Kudapan Apa?

Porang adalah komoditi pertanian yang sudah menjadi kebutuhan dunia,”

- Erzaldi Rosman -

 

Kalimat ini pasti sudah sering sekali kita dengar, dan mungkin masih menimbulkan pertanyaan. Apa itu porang? Mengapa porang sangat dibutuhkan dunia? Mengapa Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ingin menjadi salah satu pemasok porang terbesar di dunia?

Ketika kami bertemu dengan salah seorang penggiat makanan pangan lokal dan pengusaha cokelat lokal ‘Chandni Choc’, Merinda Haris mengatakan, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor gandum terbesar di dunia yang nilai impornya mencapai puluhan triliun per tahun. Penggunaan gandum ini sebagian besar digunakan untuk produk baking yang beberapa tahun belakangan dipengaruhi oleh peningkatan industri bakery dan kuliner. Peningkatan ini juga terjadi selama pandemi, karena terbukti banyak masyarakat yang melakukan kegiatan baking di rumah, dan juga hal ini menjadi salah satu alternatif pemasukan bagi pelaku UMKM.

Ditambah lagi, Indonesia memiliki banyak sekali potensi tepung lokal yang tanamannya mudah ditanam dan pembuatan tepungnya dapat dengan mudah dilakukan hanya dengan peralatan dapur sederhana. Beberapa diantaranya adalah singkong, garut, ubi, jagung, jewawut, talas, gembili, labu, kelapa, kentang, sorgum, dan masih banyak lagi. Namun demikian, tepung-tepung ini tidak populer di dunia pastry dan bakery, juga sudah mulai ditinggalkan pemakaiannya oleh masyarakat dan fungsinya saat ini digantikan oleh terigu.

 

Mengapa Porang?
Menurut Merinda, pengunaan terigu di dunia kuliner memiliki posisi yang istimewa di dunia kuliner, karena memiliki gluten. Berbeda dengan tepung lokal seperti tepung kentang dan tepung singkong, meskipun memiliki kandungan nutrisi yang banyak tapi, tidak memiliki gluten. Gluten dalam terigu merupakan protein yang memiliki daya ikat seperti lem dalam campuran adonan. Sehingga mampu membuat tekstur yang mengembang, kenyal, elastis, dan menjaga bentuk makanan agar tetap kokoh. Karakteristik seperti ini sangat diinginkan dalam industri makanan terutama kue dan roti.

Nah, Porang adalah tanaman umbi-umbian yang sering ditemui tumbuh liar di hutan yang bersifat tanaman tumpang sari, artinya ia dapat tumbuh di sela-sela tanaman inti atau dapat dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tanaman lain. Tanaman ini dapat tumbuh di jenis tanah apa saja dengan ketinggian 0-700 meter di atas permukaan laut (MDPL), ini artinya umbi ini dapat hidup di hampir seluruh wilayah di Indonesia dengan proses pembibitan dan perawatan yang tidak terlalu sulit, termasuk di Kepulauan Bangka Belitung.

Apa yang menjadikan tanaman ini istimewa? Tanaman porang ini memiliki suatu zat bernama ‘glucomanan’ (salah satu jenis hydrocolloid yang sifatnya dapat mengikat air). Dengan karakteristik seperti itu, apabila porang dicampurkan dengan tepung lokal (yang tidak mengandung gluten/gluten free), maka ‘glucomanan’ ini dapat digunakan sebagai pengganti fungsi gluten dalam tepung terigu. Jadi dengan menambahkan glucomanan yang tedapat dalam porang ke dalam tepung lokal, tepung lokal dapat digunakan untuk membuat roti, kue, bahkan mie seperti yang selama ini hanya dapat dilakukan oleh tepung terigu.

 

Manfaat Glucomanan Dari Porang

Pemanfaatan glucomanan porang harus disosialisasikan secara menyeluruh, karena hal tersebut akan membuat tepung-tepung lokal dapat diberdayakan dengan optimal. Bisa dibayangkan, jika setiap daerah memiliki tepung dengan ke khasan tersendiri sesuai dengan keanekaragaman hayati yang dimiliki, wilayah tersebut dengan pasti membutuhkan porang dari Kepulauan Bangka Belitung untuk mengaktifkan fungsi perekat seperti halnya pada tepung terigu.

Selain itu, industri pastry dan bakery di Kepulauan Bangka Belitung dan wilayah lainnya juga akan tumbuh dari tepung-tepung lokal ini. Hal ini akan menghadirkan atmosfir baru dalam keunikan resep, menu, dan tentunya keanekaragaman rasa dengan pemanfaataan dari jenis tepung yang berbeda.

Bahkan sangat memungkinkan Indonesia dapat mandiri tepung dan mengurangi impor gandum dan terigu. Mengunakan porang dari Kepulauan Bangka Belitung dalam pemanfaatannya sebagai solusi.

Sudah bisa dibayangkan, alasan porang menjadi komoditi ekspor level dunia dan Gubernur Erzaldi Rosman menggiatkan porang sebagai salah satu komoditi pertanian unggulan di Babel. Dari segi kuliner dengan mengunakan porang, tepung-tepung lokal yang memiliki kandungan yang lebih sehat dapat dimanfaatkan untuk membuat aneka kue, masakan, dan tentunya berimbas pada kemakmuran petani lokal.

Nah, tidak hanya itu saja, kali ini Merinda mengajak kita mencoba resep dengan mengunakan Amorphophallus muelleri/porang.

 

Resep Roti Gluten Free (Dengan Glucomanan Porang)

Bahan Ragi :

120ml air hangat

25gr gula

1/2bungkus ragi

Campur semua bahan, aduk rata dan biarkan sampai mengembang

 

Bahan lain :

60gr tepung sorgum

60gr mocaf

60gr maizena

1/2sdt glucomanan porang

1/2sdt xhantan gum

30ml minyak zaitun

2 butir telur

1/2sdt garam

1sdt baking powder

Campur adonan ragi dan semua bahan lain. Mixer hingga rata dan adonan mengental. Tuang dalam loyang, tunggu hingga mengembang dua kali lipat, oven hingga matang. Kemudian kalian bisa berkreasi menambahkan berbagai toping diatasnya. Selamat mencoba.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur