"Maka, apa yang menjadi kebijakan bersama FORMAP ini, nantinya jangan sampai manfaat yang baik menjadi terkesan buruk.”
-Erzaldi Rosman-
_______
Penulis: Friz
Editor: Putra Mahendra
Dalam mengurusi tanggungjawab, Erzaldi selalu menunjukkan keseriusan dan memegang prinsip-prinsip. Salah satunya dalam bidang pertanian.
Ia, berprinsip, apapun yang kira-kira manfaat bagi petani seharusnya bisa dilanjutkan. Hal itu disampaikan Erzaldi dalam pertemuan dengan Anggota FORMAP (Forum Masyarakat Petani) di Desa Simpang Rimba, Sabtu (08/02/2025).
Beberapa kesempatan bagi petani diharapkan Erzaldi dapat digunakan sebaik-baiknya.
Seperti program Presiden Prabowo Subianto yang terus berupaya membuat salah satu sumber daya energi menggunakan CPO, artinya dari pertanian sawit kebutuhannya meningkat.
Tapi Erzaldi mengingatkan untuk tetap berhati-hati. Ketika komoditas naik, naik pula harga pupuk. Makanya subsidi pupuk tidak dilaksanakan lagi oleh pemerintah, karena berdasarkan survey petani sawit dianggap mampu, ini disebabkan banyak pupuk subsidi dulunya malah dijual ke perusahaan-perusahaan besar.
Salah satu upaya FORMAP , pada kesempatan itu, disosialisasikan oleh Erzaldi kepada petani, mereka bisa menggunakan opsi pupuk dengan teknologi baru, ketersediaan bahan banyak dan murah karena merupakan limbah dari pembakaran batu bara, ditambah dengan fosil di laut.
Prosesnya sedang dimintakan izin edar kepada Kementerian Pertanian untuk mensosialisasikan pupuk baru ini. Ini pun, lanjut Erzaldi, hanya diberi kepada anggota FORMAP terlebih dahulu karena diharapkan dapat membantu anggota yang dengan nasib sama, maka akan lebih kompak dan cepat penyebaran informasi bagaimana komposisi pupuk ini dan aturan penggunaannya.
"Jadi yang dapat pupuk subsidi saat ini hanya hortikultura, seperti padi, ubi, sayur-mayur dan lainnya, selebihnya dengan solusi ini,” jelas Erzaldi.
Sementara, lanjut Erzaldi sebagai Dewan Pembina FORMAP Kepulauan Bangka Belitung, dia mengatakan, petani di Babel ini sebagian besar adalah sawit dan lada, maka pernah diajukan November 2024 lalu dan dilakukan pembahasan di kementerian untuk pengadaan pupuk subsidi, tapi sepertinya memang menemui kesulitan mengingat petani sawit terkategori mampu.
"Karena pemerintah memang menganggap bahwa petani sawit adalah petani yang mampu. Maka, kawan-kawan saat ini diberi jalan dengan penggunaan solusi pupuk ini,” jelas Erzaldi.
Petani diharapkan mencoba sesuai dengan aturan pencampuran. Apa yang sudah dianjurkan takarannya sesuai usia pohon sawitnya, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi.
FORMAP memberikan pupuk contoh pada kesempatan tersebut, untuk dicoba pada pohon yang ditandai. Membuktikannya tidak cukup waktu tiga bulan, setidaknya dalam kurun waktu 1 tahun.
"Insyaallah, kami di FORMAP ini sedang dalam proses perencanaan untuk membuat pabrik CPO murni, di Riau Silip Kabupaten Bangka,” ungkapnya agar penjualan bisa terpusat di daerah.
Selain itu Erzaldi pun tetap mengajak peluang untuk dibuka pabrik di kabupaten lainnya.
Tujuannya, baginya jelas, untuk memberi posisi harga tawar jadi tinggi.
Selama ini, digambarkannya, jika dijual pada kolektor, petani akan mengalami selisih harga pabrik dan kebun cukup tinggi.
Maka dengan pabrik yang dikelola bersama ini akan menjadi peluang mendapat harga tinggi, yang penting buah hasil panennya memasuki klasifikasi yang sudah ditetapkan.
"Jadi menjaga kualitas dan hasilnya bersama. Buah yang dijual ke pabrik ini, ada bagi hasilnya juga untuk petani yang menjual ke pabrik. Dari anggota untuk anggota, pengelolanya tenaga profesional,” tegasnya.
Selain itu, Erzaldi pada kesempatan ini juga mengingatkan program Presiden Prabowo yang utama adalah ketahanan pangan. Yang paling diperhatikan adalah peternakan dan pertanian.
"Ini jangan disia-siakan. Kebijakan pemerintah banyak, bukan hanya yang bersifat bantuan. Salah satu nya keberlangsungan keberadaan pupuk ini,” ajaknya.
Pada FORMAP pun demikian, saat ini sangat terkenal dengan pendistribusi kopi. Maka, dirinya menyarankan jika masih memiliki luasan tanah dan berminat untuk menanam pohon kopi, bibitnya akan diberikan gratis.
"Hasil dan rasanya akan berkualitas, tetapi penting mengikuti ketentuan tanam, panen dan sebagainya ikuti ketentuan dari FORMAP. Jika dipaksa tidak sesuai ketentuan, maka harganya akan turun murah,” tegasnya.
"Jika mau, melalui ketua di Basel ini, kita bisa tanam. Bisa memanfaatkan izin dari hutan lindung misalnya. Paling bagus di bukit seperti ini ketimbang dibiarkan botak (hutan gundul),” tambahnya.
Erzaldi kembali mengajak untuk para petani konsisten dengan jenis tanamannya, jangan hanya ikut-ikutan karena melihat hasil panen petani lain.
Dirinya mengakui bahwa tidak bisa melepaskan diri dari keinginan untuk memperjuangkan kesejahteraan para petani.
Tapi sebenarnya, apapun bidangnya, saat bertemu dengan masyarakat pasti akan dikaitkan dengan politik, hal benarpun bisa menjadi salah.
"Ini tanda-tanda kiamat, fitnah semakin banyak. Yang salah bisa benar dan sebaliknya,” tutupnya.