Melanjutkan reses Anggota DPR RI masa persidangan I tahun sidang 2024-2025, Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Dapil Kepulauan Bangka Belitung, Melati, S.H., menyapa komunitas petani di Lubuk Besar, Bangka Tengah, Kamis (19/12)/Foto: babelinsight.id
Diskusi mendalam terkait pupuk organik dan tantangan pertanian lokal menjadi sorotan utama. Melati mengapresiasi langkah petani setempat, yang dengan inovasinya berhasil membuat pupuk organik yang efisien dan berkualitas.
Melanjutkan reses Anggota DPR RI masa persidangan I tahun sidang 2024-2025, Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Dapil Kepulauan Bangka Belitung, Melati, S.H., menyapa komunitas petani di Lubuk Besar, Bangka Tengah, Kamis (19/12).
Kardi, salah satu petani lokal, mengungkapkan keberhasilan penggunaan pupuk organik yang ia produksi.
“Kualitasnya luar biasa. Dari awal tanam hingga usia tanaman 4-5 tahun, hasilnya sangat memuaskan. Selain itu, harganya pun terjangkau,” jelasnya. Namun, ia menambahkan tantangan terbesar adalah ketersediaan bahan baku untuk pengembangan pupuk tersebut.
Petani lain Suryadi, yang telah mencoba pupuk organik, turut memberikan pendapat.
“Kami ingin mendukung Pak Kardi agar produksinya berkembang. Sebagai petani, kami sangat membutuhkan solusi efisien untuk masalah pemupukan,” ujarnya.
Namun, diskusi tidak hanya berhenti pada pupuk. Para petani juga menyampaikan aspirasi lain, seperti pembangunan masjid di Sungai Tebuk yang terhambat akibat keterbatasan dana. Meski masyarakat telah berusaha secara swadaya, kebutuhan akan bantuan pemerintah tetap mendesak.
Menanggapi berbagai masukan ini, Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Gerindra Melati menyatakan dukungannya.
“Saya mencatat semua aspirasi ini. Pupuk organik memiliki potensi besar untuk dikembangkan, tetapi perlu perhatian serius pada ketersediaan bahan baku, seperti kohe (kotoran hewan) sapi dan ayam. Selain itu, saya akan mencari peluang program pemerintah yang bisa mendukung produksi pupuk ini,” tuturnya.
Melati tekankan pentingnya efisiensi dalam sektor pertanian
Pada kesempatan itu, Melati mengapresiasi inovasi petani Lubuk Besar yang telah mengembangkan pupuk organik/Foto: babelinsight.id
“Hasil yang lebih hemat dan kualitas tanaman yang bagus menjadi keunggulan pupuk organik. Ini harus dimaksimalkan," tegasnya.
Namun Melati mengingatkan bahwa jika ada modal untuk membeli bahan baku, kapasitas produksi pupuk organik bisa ditingkatkan. Ia menekankan pentingnya memastikan ketersediaan bahan baku tersebut.
“Jika kapasitas ditambah, apakah produksi tetap mampu berjalan? Ini menjadi penting, agar nanti setelah ada bantuan maupun permodalan, usaha ini terus bisa berproduksi,” ujarnya.
Ia menyoroti bahwa sumber bahan baku utama, seperti kotoran ternak (kohe), saat ini masih terbatas.
"Di sini baru ada beberapa sapi, seharusnya minimal ada 20 sapi. Saya akan mencatat ini dan mencari informasi terkait program kementerian yang dapat mendukung peningkatan jumlah ternak," jelasnya.
Melati berjanji akan membawa aspirasi ini ke tingkat pusat.
Melati membawa semua aspirasi warga Lubuk Besar untuk dibawa ke pusat/Foto: babelinsight.id
“Nanti, saat saya kembali ke pusat, saya akan mencari program yang bisa diakses dan sesuai dengan kebutuhan para petani di sini. Ini menjadi catatan penting bagi saya.” ungkapnya.
Terkait pembangunan masjid yang menjadi salahsatu harapan warga, Melati akan menyampaikan aspirasi ini ke pemerintah terkait.
Pertemuan tersebut tidak hanya menghasilkan harapan baru bagi para petani, tetapi juga memperkuat semangat gotong royong masyarakat Lubuk Besar. Aspirasi mereka kini berada dalam perhatian seorang legislator yang terus memperjuangkan kebutuhan rakyatnya di tingkat pusat.