Erzaldi Rosman melaksanakan kampanye di Desa Cambai Selatan, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (6/11/2024). Foto: babelinsight.id
Teknologi memang terus berkembang lebih maju. Setiap informasi dan hiburan, kini sudah bisa didapatkan melalui satu genggaman saja. Melalui handphone atau telepon genggam, setiap orang bisa menemukannya dengan mudah.
__
Penulis: Fadjroel
Editor: Putra Mahendra
Namun, selaiknya dua mata pisau, telepon genggam sebagai gawai yang dapat diandalkan dengan statusnya sebagai "telepon pintar", memiliki sisi yang cukup merugikan jika tidak ditanggapi dengan bijak, terutama saat dikenalkan kepada anak-anak usia dini.
Telepon genggam, kata Calon Gubernur Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman, justru akan merugikan jika tidak disertai dengan pengawasan yang ketat dari para orang tua. Sebab, hanya dengan satu klik saja, terutama jika anak-anak dicecoki dengan media sosial, beragam konten akan mudah dikonsumsi.
"Saya berharap kita sebagai orang tua bisa mendidik anak, jangan sampai ada penyesalan. Kita kasih handphone tapi tidak ada pengawasan. Ini berpotensi akan mengganggu psikologis anak jika ada tontonan yang tidak pantas," ujarnya, Rabu (6/11/2024).
Dalam kampanyenya, Calon Gubernur Babel nomor urut 1 ini mengingatkan pentingnya dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan telepon genggam kepada anak usia dini. Foto: babelinsight.id
Masih menurut Cagub nomor urut 1 berpasangan dengan Yuri Kemal Fadlullah ini kepada masyarakat Desa Cambai Selatan, Kecamatan Namang, Kabupaten Bangka Tengah, pembatasan terhadap penggunaan telepon genggam juga disarankan dari intensitasnya.
"Kalau anak sudah nangis kalau handphone-nya diambil, berarti dia sudah sakit, candu, ini bahaya. Maka, batasi anak kita dari telepon genggam,"
Erzaldi Rosman
Ia berharap anak-anak dapat mendapatkan pola asuh, asih, dan asah yang cukup dari orang tua. Foto: babelinsight.id
Selain akan berefek kepada kesehatan mental sang anak, dominasi telepon genggam akan mempengaruhi minimnya asupan kasih sayang orang tua kepada anak.
Untuk itu, Erzaldi mengharapkan adanya pola asuh, asih, dan asah yang baik, sehingga anak-anak akan mendapatkan kecukupan cinta orang tua.
"Banyak kasus di mana anak-anak kita ini semakin ke sini kurang adab, dan sering kurang ajar dengan orang tua. Inilah efek jika anak 'diurus' dengan handphone. Terkadang ketika kita cegah, anak-anak justru lebih berani melawan selama ada handphone di depannya. Sekali lagi, batasi mereka," pungkas Erzaldi.