Ketua IPHI Babel, Erzaldi Rosman saat Sholat Subuh di Masjid Al-Iman, Air Itam menekankan pentingnya Pendidikan Al'Quran untuk membentuk karakter anak/Foto: babelinsight.id
Erzaldi juga menyoroti bahwa semakin banyak orang tua yang mempertimbangkan pesantren sebagai pilihan pendidikan untuk anak mereka, sehingga TPA dan pendidikan Al-Qur’an menjadi hal yang perlu diperhatikan.
Subuh di Masjid Al-Iman, Air Itam, Pangkalpinang, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, memberikan ceramah tentang pentingnya menjaga keberlanjutan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) bagi pembentukan karakter generasi muda di tengah semakin beratnya tantangan zaman digital.
Dengan adanya kebijakan sekolah dasar (SD) yang menerapkan sistem full-day hingga pukul tiga sore, anak-anak yang ingin belajar Al-Qur’an di TPA harus menunggu hingga setelah Maghrib atau bahkan Isya. Namun, waktu yang terbatas dan keterbatasan jumlah ustadz menjadi tantangan tersendiri.
“Kita jangan sampai membiarkan TPA ini redup, apalagi sampai tiada,” ujar Erzaldi dengan nada prihatin.
Ia menegaskan bahwa TPA memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan ketakwaan anak-anak.
"Di tengah pengaruh gadget yang kuat, kita butuh pendidikan Al-Qur’an untuk membentengi anak-anak kita."
Untuk menjawab tantangan ini, pihaknya mengambil sikap yang bisa menjadi pertimbangan bagi Masjid Al-Iman bersama yayasan setempat untuk merencanakan pendirian sekolah Islam terpadu, dengan harapan bisa menjawab kebutuhan akan pendidikan karakter dan Al-Qur’an yang lebih komprehensif.
Langkah ini, menurut Erzaldi, bukan hanya upaya menghidupkan kembali peran TPA, tetapi juga upaya membentengi generasi muda dari pengaruh buruk gawai dan teknologi digital yang semakin marak.
*Ajakan Erzaldi Akan Pengaruh Setan Gepeng
Menurut Erzaldi pendidikan Al'Quran sangat penting untuk menghadapi tantangan perkembangan digital saat ini/Foto: babelinsight.id
Penggunaan gawai sebagai solusi cepat untuk menenangkan anak yang rewel kini semakin umum dilakukan oleh orang tua. Tanpa disadari, hal ini justru bisa membawa dampak buruk bagi perkembangan mental anak. Banyak anak yang belum cukup umur dibiarkan mengakses gawai tanpa pengawasan, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap pembentukan karakter mereka.
Orang tua perlu menyadari bahwa tidak semua konten yang dapat diakses melalui gawai aman untuk anak. Berbagai informasi dan hiburan yang tersedia di internet tidak selalu sesuai dengan usia dan kebutuhan mereka. Tanpa panduan dan pendampingan, anak-anak dapat terpapar pada konten yang tidak layak, seperti kekerasan, kata-kata kasar, atau hal-hal yang bisa membentuk perilaku tidak beradab.
"Orang tua tidak sadar bahwa inilah awal kehancuran masa depan anak. Karena mental yang seharusnya anak-anak belum cukup umur memegang Setan Gepeng atau H, ditambah tanpa pendampingan orang tua, makanya membuat karakter anak semakin tidak beradab. Dan ini menjadi problem, siapa yang bisa menjamin konten yang ada di HP itu?" tegasnya.
Melihat dampak ini, penting bagi orang tua untuk mengambil langkah serius dalam membatasi penggunaan gawai pada anak-anak. Mulai dengan membuat aturan yang jelas terkait waktu dan jenis konten yang boleh diakses. Pendampingan saat anak menggunakan gawai sangat krusial, agar mereka tidak merasa "lepas kendali" dan tetap terjaga dari paparan konten negatif yang berbahaya.
Erzaldi juga mengajak kepada orang tua untuk membatasi dan mengawasi penggunaan gawai pada anak/Foto: babelinsight.id
Dengan membatasi dan mengawasi penggunaan gawai, kita bisa membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, berkarakter, dan memiliki mental yang kuat. Jadikan pendampingan orang tua sebagai fondasi utama dalam perkembangan anak, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dengan penuh nilai positif.
"Oleh karenanya saya ingin mengajak masyarakat semua, mulailah dari sekarang batasi dan awasi penggunaan HP anak-anak kita, jangan sampai anak anak kita terjerumus pada hal-hal yang tidak kita inginkan" ajaknya
Melalui pendidikan Al-Qur'an inilah, anak-anak dapat dibimbing untuk membentuk karakter yang kuat dan berakhlak mulia, sehingga mampu mengatasi berbagai pengaruh negatif yang mungkin mereka hadapi, sehingga menanamkan prinsip hidup yang akan menjadi fondasi dalam menghadapi tantangan dunia modern.