Erzaldi Rosman dalam Seminar ABPEDNAS BABEL; Kolaboratif Governance dalam Penguatan Pembangunan Berkelanjutan di Desa dalam Konteks Penguatan Ekonomi Kepulauan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (15/08/2024). Foto : babelinsight.id
"Ini harus disikapi dengan baik dan benar. Kita harus bersama dapat bersikap membangun desa. Dengan sikap yang bisa saling mengalah untuk suatu tujuan besar, yaitu kesejahteraan masyarakat"
-Erzaldi Rosman-
----
Penulis: Friz
Editor: Nekagusti
Saat menghadiri acara sekaligus menjadi Narasumber dalam Seminar ABPEDNAS BABEL; Kolaboratif Governance dalam Penguatan Pembangunan Berkelanjutan di Desa dalam Konteks Penguatan Ekonomi Kepulauan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman bersyukur dapat mengkolaborasikan untuk menguatkan ekonomi di desa, Kamis (15/08/2024).
Tegas dikatakan Erzaldi jika BPD tidak kompak dengan Aparatur Desa, tidak akan menghasilkan sesuatu yang kuat untuk masyarakat.
Yang harus dilakukan adalah rencana yang lebih besar.
Foto bersama dengan para peserta yang merupakan BPD di Kepulauan Bangka Belitung dalam pelaksanaan seminar di Gale-Gale Restauran. Foto : babelinsight.id
Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional (ABPEDNAS) merupakan asosiasi BPD, yang merupakan suatu kekuatan, tetapi kerap ditemui BPD kurang berkolaborasi dengan aparatur desa.
Maka, para BPD harus bisa membaca situasi dan kondisi daerah dan membantu provinsinya. Dengan sikap, mencari potensi yang ada di daerah masing-masing
Kita ini negeri kepulauan, dari sisi anggaran pun kita kalah dengan provinsi daratan, jika diperhitungkan dari jumlah penduduk saja jumlahnya jauh lebih sedikit, tetapi yang dihitung adalah daratannya.
Tentu potensi kelautan diantaranya, potensi ini bukan hanya milik daerah pesisir tetapi kolaborasi penting diterapkan. Seperti Namang yang memiliki potensi wisata, dapat berkolaborasi makanan laut dengan pemasok dari desa di daerah pesisir.
"Apapun kerjasama kita, yang kita kerjakan harus bisa mengikuti tantangan digitalisasi agar semakin berkembang. Seharusnya tahun 2025 - 2026 nanti, tidak ada lagi BPD yang tidak bisa menggunakan laptop atau digitalisasi maka desa akan tertinggal,"
Erzaldi Rosman di sela-sela seminar memberikan semangat kepada peserta untuk bisa menyesuaikan diri dengan digitalisasi. Foto : babelinsight.id
Pendidikan digitalisasi
Erzaldi berharap tahun depan dapat memiliki program bersama dan sangat ingin melalui ABPEDNAS bisa menguliahkan setiap satu desa, satu orang dikuliahkan keluar negeri khusus untuk pendidikan digitalisasi.
"Bukan di Indonesia, kebetulan di Rosman Djohan Institut ada program kerjasama kuliah di Jerman, Taiwan, dan sebagainya," tegasnya mengapa dirinya berniat melaksanakan program ini bagi BPD di tiap desa, karena agar tantangan digitalnya bisa dihadapi untuk membangun desanya lebih maju.
Kondisi daerah, di Bangka Belitung saat ini dirinya berpesan jangan berharap terlalu banyak. Pergerakan ekonomi diharapkan bergerak dengan mandiri pada masing-masing desa. Bagaimana hasil yang tercepat yang bisa dilakukan dengan jangan banyak berfikir tetapi banyak bertindak.
"Bagaimana kita membangun desa dengan melihat potensi-potensi di desa, baik perikanan, perkebunan, pariwisata dan lainnya. Harus belajar disini bagaimana melihat potensi ini bersama para narasumber yang disiapkan," tutupnya.
Hadir dalam seminar ini yang juga menjadi narasumber Yuri Kemal Fadlullah, S.H, M.H., DR. (H.C).Ir.H.Indra Utama, M.Pwk - Ketua Umum ABPEDNAS, Jupri, Àmd-Ketua DPD ABPEDNAS BABEL, Prof. Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP., M.Si - Guru Besar Ilmu Pemerintahan IPDN.