Pelatihan Kompetensi Ustadz dan Ustadzah Kabupaten Bangka Tengah yang diselenggarakan di Rosman Djohan Institut, Pangkalan Baru, Rabu (14/08/2024). Foto : babelinsight.id
"Untuk perubahan yang signifikan ke arah yang bagus, para ustad dan ustadzah ini harus dilatih"
-Erzaldi Rosman-
------
Penulis: Friz
Editor: Nekagusti
"Alhamdulillah kita bertemu disini. Kita harus menghadapi tantangan BKPRMI, tantangan TK/TPA ke depan ini bagaimana," ungkap Erzaldi Rosman menyapa para peserta Pelatihan Kompetensi Ustadz dan Ustadzah Kabupaten Bangka Tengah yang diselenggarakan di Rosman Djohan Institut, Pangkalan Baru, Rabu (14/08/2024).
Erzaldi Rosman yang hadir untuk memberikan semangat kepada para peserta ini menyampaikan kekhawatirannya jika ustad dan ustadzah sebagai tenaga pendidik di TPA (Taman Pendidikan Al-quran) tidak tahu perkembangan di Global, hanya sebatas mengetahui perkembangan disekitar sehingga kemampuan hanya bisa mengantisipasi apa yang ada disekitar saja.
"Jika hanya sebatas itu, hanya bekerja sebatas jalan di tempat saja. Berbeda dengan jika kita berjalan maju, kanan-kiri, artinya ada perubahan," tegasnya.
Tepat menurutnya, pelatihan seperti yang dilaksanakan hari ini. Tetapi jika pelatihannya juga hanya sekedar pelatihan, tentu tidak berdampak banyak. Kenapa? Karena menurutnya, hanya mengetahui permasalahan disekitar kita sendiri.
Erzaldi Rosman saat memberi pengarahan kepada para peserta yang merupaka ustad dan ustadzah se Kabupaten Bangka Tengah. Foto : babelinsight.id
"Kita harus mencari cara, bagaimana anak-anak kita ini suka atau bahkan lebih menyukai belajar dari Al-quran daripada bermain handphone," ungkapnya mencontohkan tantangan.
Selain itu, lanjutnya, keinginan untuk pergi belajar agama ke TPA juga meningkat, diantara kelelahan belajar di sekolah karena sistem full day yang sudah di terapkan pemerintah.
Perlu menyadari menurut Erzaldi, bahwa terjadi pada orang tua kebanyakan yang menyerahkan semua pendidikan kepada pihak sekolah. Dirinya pun khawatir karena tinggat pernikahan dinj yang banyak terjadi belakangan ini termasuk di Babel.
"Ini yang saya selalu katakan, bahwa menikah perlu kesiapan terlebih dahulu. Siap menjadi bapak dan siap menjadi ibu termasuk siap untuk mendidik anak-anaknya dengan dasar agama," tegasnya.
Erzaldi tekankan pentingnya pengetahuan tentang perkembangan global untuk mengajak anak-anak didik senang belajar Al-quran. Foto : babelinsight.id
Tantangan bagi pengajar
Inilah yang disebutnya sebagai tantangan bagi para pengajar karena apa yang diajarkan akan berimbas pada anak yang diajarkan, yang dididik adalah anak-anak yang sedang dalam fase golden age, artinya otaknya sedang dalam proses berkembang.
"Jika yang diajarkan tidak benar, maka akan berefek tidak bagus. Sementara yang cukup sebatas bisa membaca Al-quran saja, belasan tahun ke depan mereka akan lupa pembelajaran hari ini," ungkapnya mengingatkan bahwa adap adalah yang juga perlu diajarkan. Seperti kisah 25 Nabi untuk meneladani prilaku nabi.
"Intinya sebagai ustadz dan ustadzah bukan sekedar teori saja, implementasi dari Al-quran lebih penting," tegasnya lagi.
Arah madrasah kedepan
Dengan semangat pengajar dari para pengajar, yang sangat berpotensi terkalahkan dengan sistem pembelajaran full day yang sekarang di terapkan, Erzaldi ingin TK/SD Islam dapat dibangun.
Para pengajar khususnya, dimotivasi oleh Erzaldi untuk tidak boleh lemah, terlebih jika sampai pecah konsentrasi karena upah pengajar TPA yang kecil.
Maka, lanjutnya, dengan meningkatkan TPA menjadi SD/TK Islam, akan meningkat pula penghasilan dari managemen yang lebih baik pada sistem sekolah.
"Rencanakanlah menjadi SD atau TK Islam. Dengan penerimaan mulai dari anak 3 tahun. Kesiapannya, BKPRMI yang sudah harus mengarahkan ke sana, untuk seluruh Bangka Belitung. Kita akan diskusikan rencana ini segera," janjinya dalam mempersiapkan ini.
Erzaldi sendiri begitu yakin, masyarakatpun tentu akan memiliki ketertarikan untuk percaya dengan managemen yang baik pada jenjang sekolah dasar seperti ini.
"Kurikulum ini mari kita diskusikan segera dengan DPD/DPC BKPRMI, untuk mempersiapkan dari TPA menjadi TK/SD Islam," ajaknya membuka diri.
Turut hadir dalam Pelatihan ini, Ali Muzakir, yang oleh Erzaldi dikenalkan sebagai seorang pengusaha dan Anggota DPR kabupaten terpilih pada Pemilu 2024 lalu dan olehnya titipkan untuk masuk dalam kepengurusan BKPRMI.
"jadi, urusan ekonomi BKPRMI itu di urus Pak Ali. Seorang pengusaha, kita doakan usahanya berkembang dan maju dan dapat berjuang bersama-sama kita," jelasnya.
Selain itu, Ketua BKPRMI Bangka Tengah, Ust. Endi Susiono juga tampak hadir bersama Nardi, Direktur Hubungan Luar Negeri di Rosman Djohan Institut dan Kodri, Direktur Pengembangan SDM di Rosman Djohan Institut.
Kehadiran mereka dan antusiasme para peserta yang merupakan ustad dan ustadzah dalam BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) membuktikan Kolaborasi bersama Rosman Djohan Institut untuk perkembangan basis islam di Kepulauan Bangka Belitung.