Erzaldi Rosman inisiator Program Ausbildung memberikan pengarahan kepada siswa SMK hasil seleksi, yang mengikuti program pelatihan intensif Bahasa Jerman di SMK PGRI Pangkalpinang/Foto: babelinsight.id
Program pendidikan vokasi "Kuliah Sambil Bekerja" Ausbildung Jerman yang diinisiasi oleh Erzaldi Rosman, diyakini menjadi salah satu solusi untuk menciptakan tenaga kerja terampil yang siap bersaing di pasar kerja global.
------
Penulis : Tedja Wahana
Editor: Nekagusti
Para peserta mendapatkan pengalaman kerja nyata yang relevan dengan bidang studinya. Ini juga membantu mengurangi gap antara dunia pendidikan dan kebutuhan industri, memberikan peluang karier yang lebih baik bagi lulusan, serta mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sang inisiator, Erzaldi Rosman hadir bersama Istri, Melati Erzaldi memberikan pembekalan kepada para peserta Pelatihan Intensif Bahasa Jerman, hasil seleksi program Ausbildung Beasiswa Kementerian bagi siswa-siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Se-Bangka Belitung, di SMKN PGRI Pangkalpinang, Rabu (26/6/24). Kegiatan ini dilaksanakan untuk menyiapkan lulusan yang siap terjun ke dunia kerja dengan bekal pendidikan dan pengalaman praktis di industri Jerman.
Melati Erzaldi melihat keoptimisan dari raut wajah yang ditunjukkan oleh para siswa/Foto: babelinsight.id
Dalam pembekalannya itu Erzaldi menekankan bahwa setiap tujuan yang ingin dicapai pasti memiliki tantangan tersendiri. Tantangan tersebut akan berbeda satu sama lain, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
"Kenapa saat ini lulusan SMK banyak yang menganggur? Selain belum langsung terjun ke dunia kerja, jurusan yang mereka ambil seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan industri.
Program Ausbildung ini menawarkan solusi unik, yaitu kuliah sambil bekerja. Selain mendapatkan pendidikan gratis, mereka juga mendapatkan gaji dari magang atau pekerjaan yang dilakukan.
Kesempatan ini memungkinkan mereka melanjutkan kuliah atau bekerja di Jerman, karena kebutuhan tenaga kerja di sana sangat tinggi," ujar Erzaldi.
Erzaldi juga mengingatkan para siswa agar tidak menjadikan perbedaan budaya dan tantangan di Jerman sebagai alasan untuk tidak semangat.
Sebaliknya, tantangan tersebut harus dijadikan motivasi untuk mengenal negara Jerman lebih dalam dan menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan diri.
"Kuatkan niat dengan meminta restu orang tua, serta niatkan juga untuk memberangkatkan orang tua ke tanah suci melalui Jerman. Dan tujuan utama kalian ke sana adalah untuk menimba ilmu yang nantinya bisa memberi manfaat bagi orang lain," tambah Erzaldi.
Pembekalan Erzaldi dan Melati, menambah keoptimisan para siswa mengikuti program Ausbildung/Foto: babelinsight.id
Dengan semangat dan niat yang kuat, diharapkan para siswa program Ausbildung dapat sukses dalam menempuh pendidikan dan karier mereka di Jerman, serta memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Melati Erzaldi yakin akan ekspresi optimis para siswa
Sementara itu Melati Erzaldi yang ikut hadir juga memberikan arahan bagi para peserta pelatihan. Melati yakin setelah melihat ekspresi wajah para siswa yang menunjukkan keoptimisan.
"Saya senang melihat kalian di sini dan menunjukkan raut wajah yang optimis. Jangan ragu, yakinkan dalam diri untuk memutuskan, Saya mau ikut program ini" ungkapnya.
Menurutnya ekspresi wajah ragu yang selama banyak ditunjukkan oleh anak muda saat ini, harus dieliminasi, harus dibuang jauh-jauh. Jiwa anak muda harus menunjukkan semangat dan keoptimisan untuk mencapai sesuatu.
Melati Erzaldi pada kesempatan itu juga menjelaskan problematika yang dihadapi Generasi Z saat ini.
"Menurut data BPS hari ini, Generasi Z, usia 18-24 tahun sebagai penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia. Ini menjadi PR besar bagi negeri ini, karena belum semua belum terserap di dunia kerja" jelasnya.
Oleh karena itu, kehadiran Program Ausbildung ini menjadi solusi agar Generasi Z ini dapat menjadi kekuatan bagi pembangunan negeri ini. Dan tidak semua siswa mempunyai kesempatan ini.
" Kalian adalah siswa yang terpilih mendapatkan program kuliah dan magang ke Jerman. Jadi terima tantangan ini dengan baik, dengan semangat, dengan optimis bahwa sebulan lagi saya mampu dan saya bisa" harapnya.
Melati juga mengingatkan perbedaan attitute, karakter dan etik kinerja antara Indonesia dan Jerman. Disiplin merupakan hal utama dari salahsatu negara industri terbesar di dunia itu.