Erzaldi Rosman menghadiri acara pelepasan kelas XII SMA Negeri 1 Kelapa, Kamis (16/5/2024). Foto: babelinsight.id
Menurut Erzaldi, orang tua masih memiliki 'pekerjaan rumah' lainnya, yakni tantangan dalam mendidik anak selepas dari pendidikan formal yang telah tunai
-----
Penulis: Fadjroel
Editor: Nekagusti
Kebahagiaan dirasakan ratusan siswa kelas XII SMA Negeri 1 Kelapa, Kabupaten Bangka Barat (Babar), yang Kamis (16/5/2024) hari ini melaksanakan acara pelepasan. Bahagia dan haru semakin kental terasa karena pada acara tersebut juga dihadiri masing-masing orang tua siswa.
Gubernur Bangka Belitung (Babel) periode 2017-2022 Erzaldi Rosman, yang turut hadir pada acara tersebut mengucapkan selamat atas kelulusan siswa, yang disebutnya sebagai buah dari perjalanan pendidikan yang diterima selama tiga tahun di level menengah atas, dan akan meninggalkan sekolah dengan berbagai macam cerita.
Kelulusan para siswa ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi para orang tua, karena telah terbayar lunas atas setiap jengkal perjuangan untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang layak.
Dalam sambutan motivasinya, Erzaldi menyebutkan pentingnya orang tua untuk memahami perkembangan teknologi, dan melakukan pengawasan terhadap anak-anak dalam penggunaan gadget. Foto: babelinsight.id
Apa tantangannya?
Tantangan tersebut ditegaskan Erzaldi ialah teknologi yang menjadi salah satu faktor terbesar bertumbuh kembangnya anak-anak. Semakin majunya zaman, semakin pula teknologi mampu mengambil alih peranan, dan menguasai perubahan peradaban. Hal ini perlu adanya pengawasan dari orang tua.
"Di samping attitude yang terus dilatih oleh para guru-guru, tapi ada tantangan di luar lingkungan sekolah yang mempengaruhi anak-anak kita.
Tantangannya adalah gadget. Di handphone inilah semua tantangan terjadi. Mau baik, mau jahat, semua ada di handphone. Ini tidak bisa diatasi ketika orang tua tidak memperhatikan, dan tidak ikut serta dalam mendidik anak-anaknya," ujarnya.
Pengawasan penting dilakukan orang tua untuk menghindari terjerumusnya anak-anak pada pergaulan bebas, dan pengaruh buruk gadget. Foto: babelinsight.id
Erzaldi bahkan mengutip dari temuan para psikolog, di mana sekitar 75 persen otak manusia sangat cepat dipengaruhi sifat digital. Maka, jika pola penggunaan gadget diberikan secara bebas tanpa pengawasan orang tua, maka ia yakin generasi muda di Bangka Barat, kedepannya sangat mudah terpengaruh oleh gaya hidup digital.
Apa solusinya
"Satu hal untuk menghindari ini, sekolah dan orang tua harus memadatkan anaknya dengan kegiatan-kegiatan positif"
-Erzaldi Rosman-
Menurut Erzaldi, hal inilah yang akan meninggalkan anak-anak dari jatuh ke jurang kedustaan.
"Banyakkan kegiatan positif seperti pramuka, OSIS, paskibraka, musik, adat istiadat, kesenian, olahraga. Ini harus diperbanyak," ujarnya.
Selain teknologi, faktor lingkungan atau pergaulan anak-anak juga patut untuk diawasi. Erzaldi mengingatkan para orang tua untuk tidak abai, apalagi usia-usia lulusan SMA merupakan usia di mana menginginkan adanya kebebasan. Jika hal ini tanpa pengawasan dikhawatirkan anak-anak akan terjerumus dalam dunia seks bebas maupun narkoba.
"(Jika sudah terpengaruh narkoba) kita tidak akan bisa lagi merubah anak-anak kita dengan sesuatu yang cepat hasilnya. Jadi, orang tua, kuncinya kalau anak-anaknya mau berhasil, komunikasi dengan guru, dengan anak harus intens sekali. Jangan sampai ini akan menjerumuskan anak-anak, dan menjadi problem kita bersama, termasuk pemerintah," pungkasnya.