Ketua IPHI Babel Erzaldi Rosman menghadiri acara walimatus safar, atau syukuran pamitan calon jamaah haji asal Kelurahan Tuatunu, Pangkalpinang, Minggu (5/5/2024). Foto: babelinsight.id
Untuk menjadi haji, kemabruran adalah yang utama. Artinya, kehidupan setelah menunaikan ibadah haji, semua aspek kehidupan kita harus didasarkan pada ridho Allah
------
Penulis: Fadjroel
Editor: Nekagusti
Kalimat syukur tak henti terucap dari para calon jamaah haji asal Kelurahan Tuatunu, Pangkalpinang. Sebanyak 43 orang akan berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menunaikan ibadah haji, dan Minggu (5/5/2024) hari ini, digelar walimatus safar, atau syukuran pamitan para jamaah, di Masjid Raya Tuatunu.
Kebahagiaan tampak dari mereka yang akan menjemput panggilan Allah untuk bertamu 'ke rumah-Nya'. Tak hanya para jamaah, ratusan orang, baik dari keluarga, kerabat, dan teman turut merasakan kebahagiaan, dan mengirimkan doa keselamatan dan kemabruran para calon jamaah haji.
Erzaldi turut mendoakan dan memberikan harapan kepada para calon jamaah haji berjumlah 43 orang untuk dapat menunaikan ibadah haji dengan sebaik-baiknya, dan kembali sebagai haji mabrur. Foto: babelinsight.id
Doa dan harapan agar para calon jamaah menjalankan ibadah haji dengan baik, lancar, dan pulang dengan selamat, juga diungkapkan Erzaldi Rosman, Ketua Ikatan Persaudaraan Haji (IPHI) Bangka Belitung (Babel), dalam sambutannya saat turut hadir pada acara walimatus safar tersebut.
Namun, Erzaldi mengingatkan jika ibadah haji yang telah diridai Allah SWT ini tidak untuk dirayakan secara berlebihan, tetapi terus fokus terhadap ibadah, menjalani semua proses haji di Tanah Suci, selain melakukan perbuatan kebaikan semasa menjalani kehidupan sehari-hari, baik sebelum keberangkatan maupun sepulangnya dari Arab Saudi.
"Untuk menjadi haji mabrur tugas kita bersama-sama. Untuk menyempurnakan ibadah hajinya satu hal yang harus terus dilaksanakan. Sepulangnya dari haji, dia harus memberikan manfaat dan kebaikan melebihi dia sebelum haji. Jangan sia-siakan ini," ujar Erzaldi.
Mabrur yang utama
Gubernur Babel periode 2017-2022 ini pun sedikit memberikan kisah bahwa untuk menjadi haji, kemabruran adalah yang utama. Artinya, kehidupan setelah menunaikan ibadah haji, berinteraksi sosial bersama tetangga maupun lingkungan lainnya, dituntut untuk lebih baik, dan tidak hanya menyombongkan diri dengan status "haji" dan "hajah" belaka, maupun bangga dengan aksesoris yang dikenakan.
"Pertama, haji yang mabrur bukan perkara kopiah putih, melainkan bagaimana mengimplementasikan haji kita di tengah masyarakat. Makna terdalam dari haji adalah meningkatkan ibadah kita sehari-hari lebih baik sebelum haji, ikhlas setulus-tulusnya dalam rangka menjalankan ketakwaan kita kepada Allah SWT, memberikan manfaat kepada masyarakat. Itu penting!" sebut Erzaldi.
Disebutkan Erzaldi, menjadi haji mabrur tidak hanya diukur dari status yang disandang, tetapi diukur dari meningkatnya ketakwaan kepada Allah SWT, dan dapat memberikan manfaat kepada sesama. Foto: babelinsight.id
Ia juga mengumpamakan haji dengan sebuah perjuangan. Sebab, haji tidak hanya terukur dari perjalanan panjang yang harus ditempuh ke Arab Saudi, tetapi juga diukur dari keikhlasan, ketulusan dalam meninggalkan keluarga sepanjang bulan, serta menyisihkan harta hingga akhirnya diberikan kesempatan berhaji.
"Kedua, kami dari IPHI Babel mengingatkan bahwa keberangkatan melaksanakan haji adalah perjuangan. Perjuangan harta, fisik, dan lain sebagainya. Kalau Bapak/Ibu belum ada persiapan sangatlah merugi. Maka, persiapkanlah dari sekarang, jangan sepulang nanti jauh-jauh berjuang, pulang dengan kehampaan," katanya.