Melati dan Erzaldi mengabadikan momen usai dialog interaktif bersama Gen-Z di Kota Muntok, Minggu (21/1/2024) di Lapangan Gelora Muntok, Bangka Barat/foto: babelinsight
Sebuah dialog interaktif asyik dan seru tersaji di Lapangan Gelora Muntok, Bangka Barat (Babar) hari Minggu (21/1/2024) pagi antara Melati-Erzaldi-Gen Z di sana.
___
Penulis: Putra Mahendra
Editor: Nekagusti
Dialog yang diberi judul "Dialog Bersama Melati" itu adalah rangkaian dari kegiatan akbar senam gemoy. Jika senam gemoy dikhususkan untuk kesehatan jasmani, maka dialog itu untuk kesehatan rohani. Kemasan dialog pun dibikin seru dan santai. Peserta duduk di bawah pohon rindang sambil menikmati angin pagi.
Dialog interaktif dihadiri puluhan Gen-Z Kota Muntok. Rata-rata mereka sudah duduk di bangku kuliah dan banyak di antaranya akan menggunakan hak pilih perdananya di Pemilu 14 Februari mendatang. Nah, kesempatan berdialog dengan dua tokoh, Melati, SH dan Erzaldi Rosman itu menjadi salah satu barometer mereka untuk menentukan pilihan nantinya.
Prolog Melati yang menjadi 'bintang utama' membuka dialog dengan mengesankan. Ia menyampaikan arti pentingnya satu suara anak muda bagi masa depan bangsa. Karena bisa saja, justru dari suara dari Gen-Z Muntok, akan lahir pemimpin-pemimpin muda, atau istilahnya, menjadi bagian dari pengubah warna demokrasi.
Melati berharap yang baru merasakan pesta demokrasi pertamakali untuk tidak deg-degan. Harus santai, datang ke lokasi, dan melek terhadap politik/foto: babelinsight
"Saya ke sini bersama yayang beb saya, Bapak Erzaldi Rosman. Seperti yang kalian tahu Pak Erzaldi adalah Gubernur Babel periode 2017-2022. Dan saya sendiri, setelah merasakan mendampingi langsung beliau mulai dari Wakil Bupati, lalu Bupati dua periode, lalu Gubernur, tahu persis apa-apa saja yang harus diperjuangkan ke Pusat. Dan Bapak Erzaldi mengizinkan saya atas pengalaman saya itu. Dan itu yang membawa kita di sini, bertemu berdialog untuk tahu apa aspirasi yang asyik yang bisa kita perjuangkan bersama," sebut Melati.
Pendiri Sekolah Sekuntum Melati, sekolah informal pertama dan satu-satunya di Babel yang mengasah kemampuan serta potensi-potensi perempuan Babel tersebut, membuka diri seluas-luasnya terhadap masukan yang harus ia bawa ke Senayan. Dengan catatan, menyesuaikan di Komisi apa ia akan duduk.
Nafila, salah seorang Gen-Z yang mendapat perhatian karena kisahnya/foto: babelinsight
"Usia-usia kalian ini adalah di mana usia-usia kalian harus produktif. Usia produktif itu dimulai dari usia 18 tahun sebetulnya, jadi kalian berharap di usia produktif ini bukan hanya sekolah, belajar, tapi bagaimana kalian bisa memberdayakan diri sendiri. InsyaAllah kalau direstui jadi anggota DPR RI, catatan-catatan termasuk hari ini akan masuk dalam note saya,"
Melati Erzaldi
Melati ingin mengajak anak-anak muda di Muntok khususnya, dan Bangka Barat umumnya, agar mau keluar dari zona nyaman. Ia juga menyinggung sebuah quote dari Merry Riana, seorang survivor dan motivator, yaitu "Ketika hidup memberi kita kenyamanan, kita tak pernah tahu bahwa diri kita mempunyai kemampuan jauh dari yang kita bayangkan", yang ia rasa sangat related dengan kondisi dan harapan anak muda Muntok, dan Indonesia.
"Lebih baik keluar (dari) zona nyaman dan bekerja keras, daripada tetap nyaman tapi tidak jadi apa-apa," katanya.
Dewan Pembina Gekkraf Bangka Belitung itu menyinggung soal pesta demokrasi tanggal 14 Februari mendatang, yang ia rasakan erat korelasinya dengan istilah zona nyaman tersebut. Ia berharap yang baru merasakan pesta demokrasi pertamakali untuk tidak deg-degan. Harus santai, datang ke lokasi, dan melek terhadap politik. Jangan sampai tidak mau tahu di luar hobi. Karena kata Melati, politik itu dibikin asyik.
"Politik itu penting. Bagaimana kita harus berkontribusi memilih pemimpin yang bertanggungjawab. Karena nanti dengan kondisi yang kondusif kalian akan dengan tenang belajar. Tapi jika kalian salah memilih pemimpin, kondisi negara tidak kondusif dan kalian tidak bisa belajar," ulasnya.
Di kesempatan itu, salah seorang anak muda, Nalifa, yang berwirausaha, berkesempatan berdialog langsung dengan Melati. Melati kagum dengan kisah awal usahanya, yang ia memulai usaha makanan ringannya sejak berusia 16 tahun. Ia memulainya karena hobi dan keterusan menjadi sebuah ladang usaha.
"Nah, bicara usaha dan pendidikan, seperti yang dilakukan Nalifa, ini bisa berkelanjutan setelah kita mau keluar dari zona nyaman. Karena peluang-peluang itu ada di depan mata. Kalian harus penuh literasi, jangan salah pilih (usaha)," tegas calon legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Gerindra nomor urut 1 tersebut.