Lada, salah satu kekayaan alam di Babel yang akan mendapat perhatian dari Prabowo/foto: dok. Babelinsight
Prabowo Subianto bertekad untuk menjaga kekayaan alam Indonesia. Dan bertekad untuk mengelola kekayaan tersebut untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.
___
Di acara konsolidasi Calon Presiden (capres) Prabowo Subianto di GOR Sahabuddin Pemprov, di Bangka Belitung (Kamis, 11/1/2024), di hadapan ribuan masyarakat pendukungnya, Prabowo menegaskan kepeduliannya akan kekayaan alam di Indonesia. Dan Babel khususnya.
Kata Prabowo, bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kaya. Dikaruniai yang maha kuasa kekayaan yang berlimpah-limpah.
"Kalau tidak salah di Bangka Belitung ini terdapat lada yang terbaik dari seluruh dunia, juga terdapat timah. Bahkan tidak hanya timah, tetapi juga mineral-mineral yang jarang ada di dunia yang sangat-sangat penting bagi kemajuan dunia,"
Prabowo Subianto
Namun sayangnya kata dia, kadang-kadang kita sendiri yang kurang pandai menjaga kekayaan itu. Kurang pandai mengelola kekayaan tersebut.
Ditegaskannya, ia berdiri di hadapan masyarakat Babel, sebagaimana di tempat-tempat lain, tetap dengan komitmen Prabowo-Gibran, komitmen Koalisi Indonesia Maju (KIM), komitmen semua tokoh-tokoh yang ada di barisan capres nomor urut 2, bahwa mereka bertekad untuk menjaga kekayaan alam Indonesia.
Prabowo mengatakan bertekad untuk mengelola kekayaan tersebut untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia/foto: babelinsight
"Dan kami bertekad untuk mengelola kekayaan tersebut untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia," tegasnya.
Masih kata Prabowo, Presiden Joko Widodo telah menggarisbawahi telah menentukan kebijakan untuk tidak mau menjual kekayaan alam Indonesia dengan murah ke bangsa asing. Mulai sekarang semua tambang di Indonesia, semua komoditasnya, bahkan hingga tanaman, semua milik bangsa yang harus dikelola di bumi Indonesia.
"Tidak akan kita izinkan dijual murah lagi ke luar. Dan dengan diolah di Indonesia, pabrik-pabriknya akan berada di Indonesia. Nilai tambah yang besar, keuntungan yang besar akan tinggal di Indonesia," ulasnya.
Sebagai contoh kata dia, dari 3 tahun lalu pemerintah telah menghentikan dan melarang ekspor nikel dalam bentuk mentah ke luar negeri.
"Dulu selalu diambil mentah dan tiap tahun kita hanya menerima 3 milyar dollar tiap tahun. Jika kita paksa (beroperasi) di Indonesia penerimaan kita (akan) naik 1000%," tandasnya.