Imam al-Ghazali juga memberikan tips cara membedakan bisikan setan dan malaikat. Berikut penjelasannya.
___
Penulis: Kristina | detikHikmah
Editor: Putra Mahendra
Setan dan malaikat merupakan dua makhluk yang disebut dapat memberikan bisikan pada hati manusia. Dalam hal ini, umat Islam perlu hati-hati saat membedakan mana bisikan setan dan mana yang berasal dari malaikat.
Dalam kajian ilmu tasawuf, bisikan hati terbagi ke dalam dua kategori, yakni bisikan kebaikan dan bisikan keburukan. Bisikan kebaikan berasal dari Allah SWT dan malaikat, sedangkan bisikan keburukan berasal dari setan dan hawa nafsu.
Hujjatul Islam Imam al-Ghazali menjelaskan jenis bisikan tersebut dalam salah satu kitab tasawufnyanya yang berjudul Minhajul Abidin. Kitab ini berisi pedoman dalam beribadah untuk bekal akhirat.
4 Jenis Bisikan
Menukil Terjemahan Kitab Minhajul Abidin yang disusun oleh M. Rofiq, berikut penjelasan dari masing-masing bisikan dalam hati manusia seperti diungkapkan Imam al-Ghazali.
1. Bisikan yang Bersumber dari Allah
Bisikan yang bersumber dari Allah SWT adalah bisikan yang dijadikan Allah SWT sebagai permulaan dalam hati. Bisikan ini biasa disebut dengan bisikan saja, dalam bahasa Arab al-khathir.
Bisikan Allah SWT ini terkadang berupa kebaikan karena bertujuan memuliakan dan menjadikan hujjah. Namun, terkadang bisikan dari Allah SWT juga berupa keburukan sebagai bentuk ujian dari cobaan.
2. Bisikan yang Bersumber dari Nafsu
Bisikan yang bersumber dari nafsu adalah bisikan yang dijadikan Allah SWT sesuai tabiat atau perangai manusia. Bisikan ini dikenal dengan hawa nafsu karena dinisbatkan pada nafsu.
Bisikan yang datang dari nafsu syahwat berupa keburukan. Para ulama salaf mengatakan, nafsu syahwat terkadang juga mendorong pada kebaikan, namun maksud di balik kebaikan itu adalah keburukan.
3. Bisikan yang Bersumber dari Malaikat
Bisikan malaikat adalah bisikan yang beriringan dengan ajakan muhlim (malaikat). Bisikan ini dinamakan ilham. Bisikan malaikat ini hanya berupa kebaikan.
4. Bisikan yang Bersumber dari Setan
Bisikan yang bersumber dari setan berisi ajakan dan rayuan setan. Bisikan ini dinamakan waswasah. Bisikan setan ini berupa keburukan bekala yang tujuannya untuk menyesatkan manusia dan menjadikannya hina.
Cara Membedakan Bisikan Setan dan Malaikat
Imam al-Ghazali juga memberikan tips cara membedakan bisikan setan dan malaikat. Berikut penjelasannya.
1. Lihat dari Hukum Syara'
Cara membedakan bisikan setan dan malaikat atau bisikan keburukan dan kebaikan adalah melihat sesuatu yang terbesit dalam hati dengan hukum syara'. Kata Imam al-Ghazali, apabila bisikan yang ada di hati sesuai dengan hukum syara', niscaya itu adalah bisikan kebaikan. Sebaliknya, apabila bertentangan baik itu rukhshah atau menimbulkan keraguan (syubhat), niscaya itu bisikan keburukan.
2. Ikuti Jejak Orang-orang Saleh Terdahulu
Apabila cara pertama belum memberikan titik terang, maka bisa mengikuti langkah berikutnya yakni dengan mengikuti jejak orang-orang saleh terdahulu.
Imam al-Ghazali menjelaskan, apabila mengikuti jejak orang-orang saleh (ulama terdahulu), niscaya itu adalah kebaikan. Sebaliknya, jika bertentangan maka itu adalah bisikan keburukan. Jika langkah ini belum membuahkan hasil maka bisa mengikuti langkah selanjutnya.
3. Kembalikan Bisikan Itu dengan Nafsu dan Diri
Langkah selanjutnya adalah mengembalikan bisikan itu pada hawa nafsu dan diri sendiri. Setelah itu, kata Imam al-Ghazali, lihat apa yang terjadi. Jika hawa nafsu menolak dengan penolakan berdasarkan tabiat atau perangai dan bukan takut pada Allah SWT dan khawatir akan siksa, maka itu adalah bisikan kebaikan.
Sementara itu, apabila hawa nafsu cenderung suka pada bisikan itu, menurut tabiat atau perangainya dan bukan berdasar atas keridhaan Allah SWT dan rasa takut pada-Nya, maka itu adalah bisikan keburukan. Sebab, hawa nafsu akan mendorong pada keburukan dan tidak memiliki kecenderungan pada kebaikan.
Selain itu, apabila bisikan tersebut melemahkan dan mengurangi porsi untuk mengingat Allah SWT maka ia datang dari setan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah An Nas ayat 4,
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤
Artinya: "dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi."
Sumber: detik.com