News


Rabu, 13 September 2023 12:05 WIB

Melati Erzaldi

Dari Ruang Melati, Memberi Inspirasi Menjaga Lingkungan

Melati Erzaldi menginisiasi kegiatan "Waste Insight", yang membahas persoalan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah di daerah, maupun Indonesia. Foto: babelinsight.id

Kegiatan diskusi  penanganan sampah "Waste Insight" bertema "One Earth, One Chance" menghadirkan solusi

-------
Penulis: Fadjroel
Editor: Nekagusti

Persoalan sampah masih menjadi aspek terbesar yang memberikan dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia. Masalah ini sangat mudah dijumpai di tiap daerah, dari tengah kota hingga pelosok nusantara.

Merespons hal ini, tokoh perempuan Bangka Belitung (Babel) Melati Erzaldi, berinisiatif melaksanakan diskusi penanganan sampah yang dilaksanakan di Ruang Melati, Jalan Solihin GP, Pangkalpinang, Senin (12/9/2023). Melati langsung memandu diskusi sebagai moderator, pada malam itu.

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Melati ini menghadirkan beberapa pembicara, salah satunya yakni pecinta lingkungan asal Jerman Benedict Wermter, alias Bule Sampah. Foto: babelinsight.id

Pembicara yang dihadirkan dalam kegiatan diskusi " Waste Insight" bertema "One Earth, One Chance" itu di antaranya pecinta lingkungan asal Jerman Benedict Wermter, alias Bule Sampah, kemudian content creator asal Babel Iqbal Rach, dan aktivis sekaligus pengusaha asal Banyumas, Arky Gilang Wahab.

Beragam motivasi untuk sinergi

Sebagai pembicara pertama, Benedict Wermter membeberkan alasan kenapa dirinya membaktikan diri, dan merasa bangga terhadap penyematan "Pecinta lingkungan" dalam dirinya. Ia pun mengungkapkan fakta-fakta yang membuatnya begitu peduli terhadap persoalan sampah di tanah air.

"Motivasi utama saya membawa informasi tentang lingkungan hidup ke penduduk Indonesia. Informasi yang diberikan sesuai dengan fakta, bukan dari aktivis. Saya ingin membuat Indonesia bersih kembali,"

-Benedict Wermter-

Dalam diskusi itu, ketiga pemateri bersepakat jika persoalan sampah menjadi tanggung jawab bersama, guna menciptakan lingkungan yang bersih, dan masyarakat yang sehat. Foto: babelinsight.id

Pria yang kerap memberikan edukasi tentang persampahan dalam media sosial Instagram-nya itu menegaskan jika pentingnya setiap manusi di muka bumi untuk menjaga tempat di mana ia berpijak. Hal inilah yang ingin ia edukasikan kepada masyarakat Indonesia, karena ia menilai kesadaran, dan tamggung jawab masyarakat Indonesia perihal sampah masih tergolong minim.

"Indonesia adalah negara dengan peringkat 4 populasi, dan juga selaras sebagai negara pemberi polusi lingkungan, dan laut tertinggi di dunia.Kita yang harus mencintai lingkungan," katanya.

Banyak faktor menurut lelaki yang telah mengamati persampahan Indonesia sejak pertama kali menjejakkan kaki pada tahun 2017 tersebut. Ia tidak ingin menyalahkan satu atau dua kelompok, maupun masyarakat semata. Akan tetapi, hal yang dipertegas oleh Benedict, yaitu pentingnya kesadaran bersama untuk bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri.

"Banyak faktor penyebab sampah. Kita harus bergerak bersama-sama, karena kalau tidak bergerak akan semakin memperburuk lingkungan.
Melindungi kesehatan kita itu sama pentingnya seperti melindungi lingkungan hidup di sekitar kita, dan bertanggung jawab terhadap sampah kita," katanya.

Sementara itu, content creator Babel Iqbal Rach mengisahkan keinginan besarnya menggerakkan masyarakat untuk ikut dalam aksi sosial dengan bergerak menjaga lingkungan. Iqbal menyebutkan jika dirinya telah beberapa kali menginisiasi, dan memotori berbagai aksi sosial untuk memberikan edukasi akan pentingnya kelestarian alam.

"Jangan setiap tahun kita seperti ini terus, tidak ada perubahan. Itu pesan yang ingin saya sampaikan dalam setiap aksi sosial, bukan hanya berpikir 'Ah, sudah ada yang bertanggung jawab'. Saya lebih ke ingin menyentuh masyarakat " katanya.

Pembicara terakhir pada malam itu, yakni Arky Gilang Wahab juga mengisahkan bagaimana dirinya mengubah mindset dalam berbisnis, yang kini ia geluti di bidang lingkungan. Salah satunya ialah pengelolaan sampah organik. Keinginannya yang kuat fokus terhadap pengelolaan sampah ini terinspirasi dari problem yang dialami kota kelahirannya.

"Saya ingin membuka pekerjaan yang memiliki big impact kepada bumi. Saya basic-nya senang di lingkungan. Jadi, saya bersama teman lainnya, kita mencoba mengelola sampah rumahan. Kurang lebih 1 tahun, sudah 3 desa dikelola, di mana 60 persen dari total sampahnya adalah sisa makanan. Kita juga kerja sama dengan pemulung, di mana mereka mengelola sampah non organik, sampah organiknya yang kita handle," katanya.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur