News


Selasa, 12 September 2023 10:38 WIB

Melati Erzaldi

Sampah, Momok Negeri dan Gerakan Anak Muda Babel

Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Bangka Belitung Melati Erzaldi, memberikan perhatian terhadap persoalan sampah di Negeri Serumpun Sebalai. Foto: babelinsight.id

 

Ia berharap "darah muda" Negeri Serumpun Sebalai mempunyai keinginan yang besar untuk bergerak, dan menjadi contoh bagi generasi sekarang dan akan datang.

________

 

Penulis: Fadjroel

Editor: Putra Mahendra

 

 

Sampah. Mendengar kata tersebut yang terlintas dalam pikiran banyak orang berhubungan erat dengan masalah. Ya, sampah yang menurut penulis, sekaligus pemerhati Dani Sucipto, sebagai hasil sampingan dari aktivitas keseharian manusia ini, masihlah menjadi persoalan yang tak kunjung menemui titik penyelesaian.

 

Berdasarkan informasi yang dikutip dari kemenkopmk.go.id, disebutkan jumlah timbunan sampah nasional pada 2022 dari 202 kabupaten/kota se-Indonesia mencapai angka 21,1 juta ton. Persentase inilah, menurut salah satu tokoh wanita di Bangka Belitung, Melati Erzaldi yang masih menjadi momok bagi negeri.

Problem sampah erat kaitannya dengan pembentukan karakter sejak dini melalui lingkungan keluarga dan sekolah untuk menanamkan kepedulian, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Foto: babelinsight.id

Memang, dari total produksi sampah nasional tersebut, 65,71% (13,9 juta ton) dapat terkelola. Namun, sisanya 34,29% (7,2 juta ton) belum terkelola dengan baik. Persoalan inilah yang masih mengganggu. Disebutkan Ketua Dewan Pembina Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekrafs) Bangka Belitung (Babel), penyelesaian sampah harus dimulai dari diri sendiri.

 

Negara, kata Melati, telah hadir dengan mengeluarkan berbagai aturan untuk menyelesaikan sampah. Mulai dari undang-undang sebagai peraturan tertinggi dan mengikat, hingga pada turunannya seperti peraturan daerah. Namun, aturan-aturan tersebut belumlah dirasa maksimal, sehingga harus adanya upaya lain yang dilakukan. Salah satunya pembentukan karakter warga negaranya.

 

"Pembentukan karakter ini harus dibentuk dari usia dini, bagaimana kita berperilaku hidup bersih. Membuang sampah pada tempatnya, itu sebenarnya pembentukan karakter dari keluarga, dan sekolah," kata Melati saat menjadi pembicara pada program BECAK (Bangka Environment Creative Activist of Kawa), di Markas Maggot Wangka, Sungailiat, Senin (11/9/2023).

Melati mengajak pemuda, aktivis lingkungan, maupun pelaku ekraf untuk hadir bersama negara dalam menjaga lingkungan. Foto: babelinsight.id

Dengan adanya pembentukan karakter yang memiliki rasa tanggung jawab, serta keinginan untuk menjadikan daerah, dan negara bersih dari sampah, artinya, masyarakat pun turut berpartisipasi dalam program yang dilaksanakan pemerintah. Sehingga, terjalin konektivitas maupun sinergitas antara negara dan rakyatnya dalam menjaga 'wajah' bangsa.

 

"Makanya, pembentukan karakter itu penting. Ini harus kita mulai sekarang. Mulai dari diri sendiri. Karakter itu harus dibangun dari diri sendiri. Hal yang simpel, kalau ada sampah di depan mata kita, pungut,"

 

Melati Erzaldi

 

Melati pun mengajak para pemuda, aktivis lingkungan, dan pelaku ekonomi kreatif (ekraf), khususnya sektor kuliner yang juga kerap menghasilkan sampah organik maupun non organik, untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Ia berharap "darah muda" Negeri Serumpun Sebalai mempunyai keinginan yang besar untuk bergerak, dan menjadi contoh bagi generasi sekarang dan akan datang. 

 

"Dari kegiatan ini, mudah-mudahan bisa menjadi insight baru, atau menjadi suatu harapan baru,  energi bagi kita, dan tidak hanya menjadi lip service. Jangan hanya retorika, tetapi harus ada action," katanya menambahkan.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur