Pasir pantai putih bertekstur halus, laut jernih gradasi warna kehijauan dengan batu-batuan granit raksasa, langit sore dibumbui bias-bias cahaya jingga, serta deburan irama ombak bergulung tenang menjadikan Pulau Belitung salah satu pesona keindahan yang tiada banding.
Rasanya belum pupus mata dimanjakan dengan pesona keindahan Danau Pading saat itu, kini aku ingin kembali pada keindahan lainnya di pulau seberang, Belitung. Pulau yang kaya akan tempat wisata dengan menyimpan banyak keindahan alam tersembunyi.
Sore hari aku tiba di Bandara Hanandjoeddin. Semilir angin sejuk bertiup lembut seolah menyambut kedatangan ku hari itu. Destinasi yang menjadi sasaran pertama yang ingin ku kunjungi ketika mendarat di Pulau Belitung tentunya adalah pantai-pantai cantik.
Pilihanku jatuh pada salah satu pantai yang terletak di Kecamatan Sijuk, tepatnya pesisir Pantai Tanjung Kalayang dekat rumah kuliner Seafood Sian Lie yang populer di Belitung.
Tanjung Kelayang bisa dibilang primadona di Pulau Belitung. Pantai ini sering dijadikan persinggahan bagi para turis yang ingin mengunjungi pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jaraknya juga tak begitu jauh dari Tanjung Pandan, yakni sekitar 27 kilometer.
Istimewanya lagi, dari artikel yang ku baca, Pantai Tanjung Kelayang merupakan semenanjung yang menjorok ke arah utara. Garis pantainya membentang sepanjang 4km hingga ke Pantai Tanjung Tinggi di sisi timur. Memenuhi rasa penasaranku untuk segera mengunjunginya.
Setelah memakan waktu 30 menit dari Bandara, akhirnya aku tiba di Pantai Tanjung Kelayang. Mulai terlihat dari kejauhan pondok-pondok sewaan dan ayunan kayu bagi pengunjung yang ingin bersantai menikmati pemandangan pantai ditemani cemilan.
Tidak hanya itu, pantai ini juga menyediakan jasa wisata air seperti banana boat, jetski, snorkling, dan lain-lain. Tertulis di sebuah banner raksasa “Mulai dari Rp200.000/15 menit” begitulah tarif yang dipatok untuk menikmati aktivitas wisata air di sini.
Aku berjalan menuju hamparan pasir putih halus, semakin dekat dengan air pantai. Terlihat beberapa perahu nelayan yang mengapung di atas ombak air biru jernih. Aku menatap sekeliling, pohon-pohon hijau bergerak lembut ditiupkan angin pantai, batu-batuan purba raksasa menambah keindahan pada sore ini. Luar biasa, gumamku dalam hati.
Melihat sisi kiri, terdapat jetski yang terparkir rapi, aku merasa tertantang. Aktivitas mengendarai kendaraan bermotor di atas jalan raya terdengar sudah biasa, tapi mengendarai kendaraan bermotor di atas laut menerjang ombak yang bergulung tajam menjadi tantangan dan pengalaman berharga yang tak terlupakan.
Menerjang ombak dengan kecepatan dan keseimbangan yang diatur diri sendiri menjadi ciri khas jetski, salah satu olahraga air yang menggunakan motor dengan lebar sekitar 1,2 meter layaknya perahu, namun memiliki setir kemudi layaknya sepeda motor dan memiliki 2 roda bawah berukuran kecil sebagai pendorong laju di bawah air. Dengan harga mulai dari Rp200.000, jetski bisa disewa dalam estimasi waktu 15-20 menit.
Mengendarai jetski sama halnya dengan membawa motor matic. Salah satu petugas menjelaskan kepadaku bahwa tidak cukup sulit untuk menggunakan kendaraan ini. Jika biasanya gas terletak pada pegangan setir, di jetski gas berbentuk seperti rem, sebelah kanan berfungsi sebagai gas dan kiri untuk berhenti atau mengerem. Menghidupi mesinnya sangat mudah, cukup pasang kunci dan tekan tombol start.
Jangan takut dan bingung jika belum berpengalaman, terdapat beberapa petugas yang menjaga di area jetski yang akan membimbing kita yang belum pernah bermain kendaraan air ini. Melalui bimbingan para petugas aku memberanikan diri untuk mencoba.
Aku yang sudah menggunakan pelampung sedari tadi mulai menaiki jetski berwarna oren. Jetski ini telah disiapkan di tepi pantai. Dengan memasukkan kunci dan menekan tombol start, mesin langsung menyala. Aku mulai menekan gas berjalan perlahan menuju tengah laut.
Di awali dengan pemanasan berputar-putar kecil sambil menunggu aba-aba waktu yang tepat dimulai. Ketika pemandu meniupkan peluit, aku langsung melaju kencang bersama dengan para pengguna jetski lainnya. Benar-benar sensasi yang menguji adrenalin. Dalam kecepatan dan keberanian melawan ombak yang bergulung, disuguhkan pemandangan indah lautan biru langit oren sore hari.
Dari atas jetski, aku melihat panorama keindahan Belitung yang memang sudah tidak diragukan lagi. Terutama keindahan pantainya yang masih alami seperti batu-batuan granit raksasa di sepanjang pantai, dan warna laut jernih layaknya surga tersembunyi.
Di sekitar pantai ini juga terdapat pulau-pulau indah yang bisa dikunjungi. Hal ini juga tentunya yang menjadi tujuanku berjetski, karena aku ingin mengunjungi salah satu pulau yang terletak bagian utara Tanjung Kelayang. Pulau Lengkuas. Pulau ini terkenal dengan primadona wisatanya berupa mercusuar Belitung.
Mengendarai jetski bertenaga 1600 cc, dengan kecepatan yang bahkan aku sudah tidak tahu lagi berapa, tapi yang jelas mampu membuat tubuhku terasa ikut melayang di atasnya. Tanpa sadar aku berteriak kencang tanpa ada yang tahu. Jiwa adrenalin ku benar-benar tertantang, percikan air laut seakan bagaikan pelengkap aksi ku.
Kurang lebih 15 menit aku menekan gas ini hingga akhirnya sampai di Pulau Lengkuas. Terlihat Mercusuar setinggi 52 meter yang katanya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, namun masih berdiri dengan kokoh dan gagah.
Langit sore itu di benar-benar menambah pesona keindahan alam pulau yang memanjakan mata ini. Bias-bias cahaya jingga yang muncul dari belakang awan serta burung-burung yang berterbangan di sekitar mercusuar membuatku langsung mengabadikan moment ini dalam satu jepretan foto. Memang luar biasa!
Aku turun, melompatkan kaki dari jetski ke hamparan pasir putih Pulau Lengkuas, mulai berburu moment-moment foto di sekitaran pulau ini. Terdapat banyak batuan granit eksotis raksasa di sekeliling mercusuar yang sangat bagus untuk spot foto atau bersantai menikmati keindahan alam.
Selain itu, di sini juga menyediakan jasa snorkeling bagi para pengunjung yang ingin melihat keindahan lainnya dari dalam air jernih ini. Ketika tiba di pulau ini memang rasa ingin mencoba menyelam karena kondisi airnya yang sangat jernih.
Bagi yang ingin berkeliling pulau-pulau tersebut tidak harus menggunakan jetski, pengelola Pantai Tanjung Kelayang juga menyediakan sewa perahu nelayan dengan harga sewa sekitar Rp300.000-400.000 untuk perjalanan pergi-pulang.
Menyewa jetski dalam waktu satu jam menghabiskan biaya Rp1.200.000, namun untuk sensasi dan pemandangan yang didapatkan, rasanya memang sebanding. Seolah waktu satu jam pun masih kurang untuk menikmati sensasi yang menguji adrenalin di atas air ini.
Setelah pengalaman yang tak terlupakan ini, aku tambah yakin bahwa jetski dapat menjadi alternatif olahraga untuk menghilangkan stres, karena aku bisa teriak sepuasnya tanpa memikirkan sopan santun dan mengemudi dengan kecepatan tinggi di tengah laut tanpa ada halangan seperti di jalan raya pada umumnya, hambatannya mungkin hanya ombak yang justru malah menantang untuk dicoba terus- menerus.
Setelah asyik bermain dengan ‘motor air’ ini, aku duduk di tepi Pantai Tanjung Kelayang sembari tertawa ringan. Memang teriakan memberikan dampak positif bagi pikiran ku. Seolah lepas tanpa beban. Sore ini, cahaya lembut dari senja menyapa kulit ku. Pikiran dan mataku rasanya begitu relaks. Ditambah nikmatnya es kelapa yang telah dicampur gula merah. Aku kembali menenggelamkan diri ke dalam asyiknya nuansa laut.
Penulis: Aci