Ketua Dewan Pembina Gekrafs Babel, Melati Erzaldi, Celebriti Chef, Eddrian Tjhia, dan Founder ACF, Muhammad Saputra dalam pembukaan ACF/ Babelinsight.id
Kuliner adalah ujung tombak pariwisata, dan sebuah pariwisata akan maju jika mempresentasikan kelezatan makanan dengan baik.
_____
Penulis: Nekagusti
Editor: Putra Mahendra
Archipelago Culinary Fest (ACF) merupakan festival yang memadukan kuliner khas Bangka Belitung dan juga performance dari pelaku seni yang ada di Bangka Belitung. ACF ini pertama kali hadir di Sungailiat Bangka sejak tanggal 6 hingga 10 September 2024, di D'garden.
Ketua Dewan Pembina Gekraf Babel Melati Erzaldi mengatakan bahwa, ACF memberikan warna yang berbeda bagi festival kuliner, pengunjung tak hanya disuguhi makanan yang memuaskan lidah saja, tetapi pengalaman dan pengetahuan tentang makanan itu sendiri.
"Dalam pangan kita belajar mengenai gastronomi makanan, dan di dalamnya terdapat sejarah, pengetahuan dan wawasan yang sangat menarik. Sehingga pengunjung akan tahu mengenai nilai dari makanan yang mereka konsumsi,"
Melati Erzaldi
Sehingga, kata Wanita Inspirasi Indonesia tahun 2022, bahwa kolaborasi antara UMKM dan ekonomi kreatif memberikan keistimewaan tersendiri dan warna tersendiri dalam event ini.
Gubernur Babel 2017-2022, Erzaldi Rosman, Celebriti Chef, Eddrian Tjhia, Ketua Dewan Pembina Gekrafs Babel, Melati Erzaldi, Founder ACF, Muhammad Saputra dan owner Dgarden Sungailiat, Mei dalam event ACF/ Babelinsight.id
Sementara itu, Gubenur Babel periode 2017-2022, Erzaldi Rosman mengatakan bahwa ACF merupakan salah satu kegiatan yang kreatif dan postif untuk anak muda, ini adalah arena untuk mengangkat produk kebanggan Bangka Belitung.
"Jangan pernah merasa minder, setiap rasa mewakili semua cerita, selalu ada kelebihan yang dapat ditonjolkan dari produk kita, setiap event ini akan selalu mengangkat kearifan lokal Bangka Belitung dan Indonesia," ujar Erzaldi Rosman.
Gubernur yang pernah meraih "Best Governor for Inclusive Economic Growth" tahun 2021 ini mengatakan bahwa, kuliner adalah ujung tombak pariwisata, dan sebuah pariwisata akan maju jika mempresentasikan kelezatan makanan dengan baik.
"Karena setiap orang akan bertanya panganan apa saja yang yang paling istimewa dan ini akan menjadi kejayaan pariwisata Bangka Belitung ke depannya," lanjutnya.
Salah satu hal yang menarik, yakni adanya lomba lempah kuning. Di sini banyak peserta yang tak hanya berasal dari Kabupaten Bangka, mencoba unjuk gigi dan menunjukkan kemampuan mereka dalam mengolah lempah kuning khas Babel.
Tak main- main, bahkan dalam lomba lempah kuning ini, salah seorang selebriti Chef Eddrian Tjhia yang menjadi juri dalam kompetisi lempah kuning ini.
Wadah untuk UMKM
Salah satu hal yang menarik perhatian yakni, adanya table experience yang mengajarkan bagaimana caranya agar sisa bahan makanan masih dapat dimanfaatkan secara optimal.
Penggiat Real Food Babel, Merinda Haris , mengedukasi Zero Waste dengan membuat sirup kulit nanas/ babelinsight.id
Owner Cokelat C.and.U, Merinda Haris dan juga penggiat Real Food ini mengatakan bahwa lempah kuning adalah sajian yang paling banyak dijual setiap harinya, dan salah satu bahan yang digunakan adalah nanas dan dapat bayangkan berapa banyak limbah kulit nanas yang terbuang, padahal kulit nanas tersebut dapat dimanfaatkan menjadi sirup dengan cara difermentasi.
Dirinya pun mempresentasikan cara pembuatan sirup kulit nanas, yang juga dapat menjadi alternatif menu minuman bagi pelaku UMKM
Founder ACF, Muhammad Saputra mengatakan bahwa ACF siap untuk memberi wadah agar UMKM Babel bisa naik kelas, mulai dari nasional hingga internasional.
"Anak-anak muda di Bangka Belitung bisa dan mampu menyelenggarakan ini, terlebih dengan dukungan Gekraf Babel," kata Muhammad Saputra.
ACF hadir tak hanya untuk memberikan warna baru bagi penggiat ekonomi kreatif di Bangka Belitung, ACF hadir untuk memberikan pengalaman, pemahaman dan nilai besar dari sebuah festival makanan yang membuka wawasan.
