Tersangka pembakar Al-qur'an/ foto: net
Sejumlah analis menyebut motif Salwan melakukan aksi provokatif membakar Al-Quran adalah untuk cari perhatian (caper).
___
Penulis: Kumparan
Editor: Putra Mahendra
ULAH Salwan Momika (37) yang membakar dan menodai kitab suci Al-Quran memang dilindungi UU di Swedia. Namun, warga di Swedia punya cara tersendiri untuk memprotes ulah Salwan secara personal.
Setidaknya, ada tiga peristiwa protes yang dilancarkan kepada Salwan Momika, pengungsi asal Irak yang sedang berusaha mendapatkan perpanjangan status sebagai pengungsi—bahkan kewarganegaraan Swedia.
Pertama, Salwan Momika diusir oleh pedagang toko. Salwan yang sering melakukan live streaming di TikTok untuk mendapatkan uang, pernah diusir seorang pedagang saat dia memasuki sebuah restoran.
Pedagang yang mengaku juga berasal Irak dan beragama Kristen, sama seperti Salwan, memprotes ulahnya membakar kitab suci Al-Quran, lalu menyuruh Salwan pergi.
"Saya orang Irak juga, saya seorang Kristen. Apa yang kamu lakukan memalukan. Kamu menghina Islam. Kamu menyakiti kami seperti kamu menyakiti orang lain,"
Ibrahim Sirimci
Ujar pedagang itu dalam video yang viral pada Juli 2023, kepada Anadolu, Ibrahim Sirimci mengatakan Salwan Momika datang ke tokonya untuk membeli minuman ringan, dan ketika dia menyadari siapa pembeli itu, Ibrahim menolak melayani Salwan.
"Dia datang ke toko saya dan ingin membeli minuman ringan. Saya mengenalinya dan berkata, 'Kamu adalah orang yang membakar Al-Quran, kamu tidak mendapat minuman ringan apa pun," kata Ibrahim menolak menjual dagangannya kepada Salwan.
Kedua, Salwan Momika disemprot alat pemadam api ringan (APAR) saat beraksi membakar buku yang disebutnya Al-Quran pada medio Agustus 2023.
Seorang perempuan — diduga seorang nonmuslim bernama Cecilia — menyemburkan APAR. Dia disebut-sebut hendak menyelamatkan Al-Quran dari pembakaran.
Salman yang melihat aksi wanita itu buru-buru kabur mencoba sembunyi ke semak-semak.
Karena aksi Salwan mendapat perlindungan polisi, wanita yang yang dinilai mengganggu aksi Salwan itu pun diamankan.
Ketiga, Salwan Momika dijotos seorang pria bersarung tinju. Kejadian ini divideokan pada hari Senin (21/8). Salwan mengaku, dia awalnya berjalan di sekitar alun-alun di Sodertalje, Swedia, untuk mencari keperluannya.
Tiba-tiba ada seorang pria berjaket biru dan mengenakan sarung tinju yang mengajaknya duel.
Pria tersebut tampak jago pasang kuda-kuda dan melontarkan serangan tinju dengan lincah. Salwan mencoba melawan, bahkan mengambil papan menu milik restoran yang dipasang di pinggir jalan. Tak diceritakan bagaimana awal dan akhir video itu.
Komunitas muslim di medsos menarasikan bahwa pria yang mengajak duel tersebut adalah petinju muslim yang juga berasal dari Irak.
“Ayo sini, sini, kamu ingin bermain-main, kan,” ujar pria petinju tersebut kepada Salwan dalam bahasa Arab. Pria petinju itu banyak mendapat apresiasi sebagai pemberani.
Salwan melaporkan kasus penyerangan oleh petinju itu ke polisi di Stockholm. Dia mengaku, pria itu mengancam membunuhnya.
Sebaliknya, pria petinju juga muncul dalam sebuah video di TikTok dan menyatakan bahwa dia dan Salwan Momika sebelumnya telah sepakat untuk bertarung. Jadi, duel itu dilakukan dengan sengaja, bukan sebuah penyerangan.
Jika benar bahwa duel itu sudah direncanakan, maka polisi mempertimbangkan pengaduan Salwan sebagai laporan palsu.
Motif Salwan Momika
Sejumlah analis menyebut motif Salwan melakukan aksi provokatif membakar Al-Quran adalah untuk cari perhatian (caper) agar izin tinggalnya diperpanjang oleh otoritas Swedia. Dia berharap mendapat kecaman dan ancaman dari negara asalnya, Irak, akibat ulahnya.
Jika itu tercapai, maka dia bisa membuktikan kepada pemerintah Swedia bahwa dia benar-benar perlu perlindungan karena jika kembali ke negaranya maka nyawanya terancam.
Untuk mencapai tujuan, Salwan yang semula beragama Kristen mendeklarasikan diri sebagai seorang ateis yang berpandangan liberal.
Sumber: klik di sini