Pihak berwajib mengamankan jasad bayi yang ditemukan di dalam freezer. (Foto: net)
S yang bingung tak punya biaya untuk memakamkan anaknya pun menyimpan jasadnya ke dalam kulkas.
_____
Penulis: Irfan Maulana
Editor: Putra Mahendra
SEORANG ayah di Jalan Tanah Seratus, RT 3 RW 5, Kecamatan Ciledug berinisial S (30) terpaksa menyimpan jasad anaknya yang meninggal dalam kandungan di kulkas. Hal itu dilakukan S diduga karena dia tak memiliki uang untuk memakamkan anaknya tersebut.
Dari informasi yang dihimpun, anak S meninggal pada awal bulan Juli 2023. Saat itu, anak S berusia 8 bulan sebelum akhirnya meninggal dalam kandungan.
S yang bingung tak punya biaya untuk memakamkan anaknya pun menyimpan jasadnya ke dalam kulkas. Keberadaan anak S itu pun terungkap setelah dua hari tersimpan di dalam kulkas.
Saat ditemukan sudah dalam keadaan membeku. Anak S akhirnya kemudian dimakamkan.
Camat Ciledug, Marwan membenarkan hal tersebut. Menurutnya, hal itu awalnya dilaporkan ke Kelurahan Sudimara Jaya.
“Bukan penemuan sebenarnya, ini tadi ada laporan dari Lurah Sudimara Jaya bahwa ada yang lapor ke kelurahan kalau ada yang meninggal di RT 3 RW 12,”
Marwan
Mendapatkan laporan tersebut, pihak kelurahan kemudian langsung menuju lokasi. Petugas pun terkejut, sebab sang bayi sudah dalam keadaan beku di dalam kulkas.
“Staf kelurahan mendatangilah ke rumah tersebut dan ternyata bayinya ada di dalam freezer kulkas,” kata Marwan.
Saat dimintai keterangan, S mengaku anaknya telah meninggal dalam kandungan si ibu. Saat ini, istri S pun masih dirawat di rumah sakit.
Marwan menambahkan, S dan istri merupakan warga baru yang tinggal di wilayahnya. Sehingga, belum melaporkan keberadaan ke pihak RT.
“Karena mereka baru tinggal di sini, tidak lapor RT bahkan. Tapi kita sudah urus dan sudah kita bantu untuk makamkan di Selapajang, sekarang staf kami juga membantu yang bersangkutan untuk membuat KTP sini agar bisa menggunakan BPJS,” pungkasnya.
Mirip di Pemalang
Kabar orang tua yang menyimpan mayat anaknya hingga berbulan-bulan membuat gempar warga Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Almarhumah yang berinisial SAR adalah siswi kelas 1 SMP. Jasadnya disimpan di dalam kamar rumah miliknya.
Pihak Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat, sempat mendatangi kedua orang tua almarhumah di rumahnya. Muspika membujuk agar mayat sang anak yang sudah disimpan selama lebih dari dua bulan, segera dimakamkan.
Pihak Muspika setempat berharap, jenazah putri pasangan suami istri R (38) dan P (36) itu bisa segera dimakamkan.
Negosiasi dengan pihak keluarga sempat alot. Kedua orang tua sangat mencintai anak mereka dan belum siap untuk ditinggal. Mereka percaya bahwa anak mereka bisa hidup kembali.
Kasus mayat anak yang disimpan orang tuanya hingga berbulan-bulan ini terungkap setelah adanya laporan warga ke pihak polsek setempat.
Alasan utama kedua orang tua gadis itu yakni meyakini bahwa anak mereka masih hidup sehingga tidak mau memakamkan almarhumah.
R dan P, orangtua dari SAR (14), warga Desa Plakaran, Kecamatan Moga, Kabupaten Pemalang, memang meyakini bahwa anak mereka masih hidup. Hal itu dikatakan oleh Camat Moga, Umroni.
"Sebelum kami dari Forkopimcam, tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua RT, dan ketua RW datang ke lokasi, kedua orangtua SAR menyakini anaknya masih hidup," kata Camat Moga Umroni, Kamis (13/1/2021).
Setelah diberikan nasehat dan disadarkan, akhirnya kedua orangtua SAR mau menguburkan anak semata wayang mereka itu sesuai agama.
Menurutnya, selama ini jasad anak mereka diletakkan di dalam kamar selama dua bulan lebih. Anehnya, mayat tersebut juga tidak berbau, sehingga bisa disimpan begitu lama tanpa membuat warga curiga.
"Berdasarkan informasi dari masyarakat, jenazah SAR ini yang disimpan di dalam rumah itu sekitar 2,5 bulan. Kondisi jasadnya sudah seperti itu," imbuhnya.
Sumber: Okezone.com