Berkunjung ke Belitung, sayang sekali jika tidak mampir ke kedai legendaris yang dipuja para pecinta kopi . ini dia Warung Kopi Ake, terletak di kawasan Tanjung pandan Belitung tepatnya dijalan KV Senang.57. Dulunya kawasan ini menjadi area berkumpulnya orang-orang Tionghoa untuk menikmati kopi usai bekerja.
Sudah berumur lebih dari satu abad dan dianggap sebagai warung kopi tertua di Belitung membuat keunikan Warung Kopi Ake masih menarik massa untuk berkunjung, karena masih menggunakan warisan sejarah berupa teko berbahan tembaga yang sudah ada sejak warung ini berdiri.
Warung ini berdiri sudah ada dari tahun 1922. Layaknya berada di mesin pemutar waktu, jika memasuki warung kopi ini, kita akan merasakan nuansa jadul dari sisi kanan dan kiri dinding yang dipenuhi dengan foto-foto momen yang telah terjadi di warung kopi ini tempo dulu.
Sembari memesan kopi, mata akan melihat suatu hal yang menarik. Yaitu dalam proses pembuatan kopi ini masih menggunakan teko jadul berbahan tembaga. Desain antik dan bagian luar teko yang menghitam menandakan lama teko ini digunakan, namun masih sangat gagah.
Teko tersebut sudah ada sejak tempat ini berdiri. Menjadi saksi sejarah ratusan tahun yang lalu. Teko ini terus digunakan keena telah dipercaya dalam proses pembuatan kopi dari zaman dahulu yang menjadi peninggalan dari generasi pertama.
Tidak berhenti di situ, ada barang menarik lainnya yang mencuri pandangan pengunjung, yaitu dispenser antik berbahan keramik berwarna krim dengan tinggi kurang lebih 1 meter yang juga merupakan peninggalan sejarah dari generasi sebelumnya. Namun, dispenser ini merupakan peninggalan 70 tahun yang lalu. Belum selama teko tembaga tadi.
Menurut cerita pemiliknya, Willy, warung ini sudah dikelola empat generasi, sebelumnya ini merupakan warisan turun temurun dari buyutnya. Hal tersebut dikatakan sambil menunjukkan salah satu foto jadul yang bergambar ruko kecil. Terlihat dalam frame yang terpajang sebuah ruko kecil dengan meja-meja kayu beratapkan seng, serta teko dan dispenser keramik tadi.
Pada awal sejarahnya, warung kopi ini hanya menggunakan gerobak. Tapi pada saat zaman Belanda telah dibangun berbentuk seperti ruko kecil yang sering dikunjungi kuli-kuli Belanda untuk meminum kopi sehabis bekerja.
Seiring berjalannya waktu, ruko kecil tadi berubah menjadi Warung Kopi Ake yang hingga sekarang masih menjadi salah satu warung laris manis di Belitung.
Kopi hitam alias Kopi O minuman populer yang paling banyak dicari. Tapi, tak sedikit pula yang memesan kopi susu, teh susu, teh panas, dan es teh. Selain itu, ada juga makanan khas Belitung yaitu nasi gemuk yang terletak di sisi kanan dari arah pintu masuk serta kue-kue tradisional yang disediakan di depan meja pembuat kopi.
Bukan hanya warga sekitar, tampak juga tempat kopi legendaris ini banyak dikunjungi para wisatawan dari luar Pulau Belitung dari pukul 6 pagi hingga 12 malam.
Cita rasa yang tidak berubah menjadi kunci penting. Bisa dibilang tidak ada tandingannya. Sejatinya, cara meracik kopi tampak biasa saja seperti umumnya. Bubuk kopi robusta yang didatangkan dari Palembang ditaruh di saringan berupa kain berongga tipis. Bubuk yang ada di saringan kain itu kemudian diguyur dengan air mendidih yang direbus menggunakan teko tua.
Meskipun dengan cara yang sama, di tangan yang berbeda, rasanya juga bakal tak sama. Namun racikan Waroeng Kopi Ake itu terbukti telah bertahan lebih dari satu abad, artinya cita rasa tetap selalu terjaga di lidah para pelanggan.
Penulis : Aci