Melati Erzaldi Melihat Langsung kondisi tanaman Kayu Putih di Desa Aik Batu Buding, Kampit Belitung Timur. Foto : babelinsight.id
Masyarakat jika ada jaminan akan dibeli, pasti bersemangat. Sementara perusahaan juga menunggu apakah suplainya bisa ada dengan kualitas yang bagus.
______
Penulis: Friz
Editor: Putra Mahendra
BUDING - Tahun lalu Di Desa Aik Batu Buding Kecamatan Kampit Kabupaten Belitung Timur (Beltim), setidaknya ada lebih dari 200 hektar telah dilakukan penanaman pohon Kayu Putih pada lahan reklamasi hutan lindung yang dikelola oleh para kelompok tani.
Kabarnya, walau sudah berjalan kurang lebih setahun tapi perkembangannya belum memuaskan. Informasi itu sampai ke telinga Ketua Asosiasi Perlebahan Indonesia (APIDA) Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Melati Erzaldi. Dan ia merasa tergugah untuk turut berkontribusi pemikiran di sana.
Dulu waktu bapak Bupati Bangka Tengah, juga ada program penanaman seperti ini. Ketika kami mensiasati dan mendampingi, ternyata pohon-pohonnya sudah terlalu tua,"
Melati Erzaldi
Nah, Melati Erzaldi tak mau jika para petani hanya sekedar diminta menanam dan memelihara tanaman Kayu Putih, lalu tak tahu akan diapakan hasilnya, dan apakah akan menjadi penghasilan bagi mereka.
Maka, Melati langsung ke lokasi didampingi Polisi Hutan yang bertanggung jawab atas wilayah ini. Mereka bersemangat untuk bisa memaksimalkan perawatan tanaman Kayu Putih ini agar para petani juga bersemangat, caranya dengan menghadirkan kejelasan bagi petani jika mereka merawat dan membesarkan tanaman ini.
Melati Erzaldi di Lahan Reklamasi Hutan Lindung yang ditanami pohon Kayu Putih. Foto : babelinsight.id
"Kelompok ini hebat banget semangatnya, waktu program dimulai, mereka sampai bermalam di sini," cerita Melati, kepada dua orang calon offtaker yang tidak hanya akan membeli daun Kayu Putihnya, tetapi juga akan membimbing perawatan pohon Kayu Putih.
"Iya nanti kita cari bagaimana formulanya nanti bagaimana caranya untuk menambah daun menjadi rimbun tanaman Kayu Putih ini," jelasnya kepada beberapa petani yang ikut mendampinginya ke lokasi lahan reklamasi hutan lindung.
Pada kesempatan itu, Jon Yang yang dikenal sebagai founder Bumicloud hadir bersama seorang calon offtaker daun Kayu Putih Budiman mengatakan, masalahnya hanya pada pola perawatan, karena bibitnya sudah dari kementerian pasti rendemen (keuntungan atau kelebihan dalam pendapatan suatu perusahaan) yang baik.
"Kesimpulannya jika rimbun, daunnya saja baunya lebih kuat ketimbang pohon yang kurus," tegasnya.
Sebenarnya, lanjutnya, masyarakat jika ada jaminan akan dibeli, pasti bersemangat. Sementara perusahaan juga menunggu apakah suplainya bisa ada dengan kualitas yang bagus.
"Jika maksimal dan konsisten 1 orang bisa memanen 15 Kg perhari, 1 Kg dihargai 500 rupiah. Jadi kira-kira 250 ribu rupiah perhari," jelasnya kepada Pak Wahidin, salah seorang anggota kelompok tani.
Jon Yang juga menyampaikan bahwa dalam pekan ini timnya akan turun ke lokasi, mendata dan mengambil beberapa sampel untuk dipelajari agar menemukan solusi atas kritisnya tanaman yang seharusnya tahun ini sudah mulai bisa ditanam, atau setidaknya sudah rimbun.
"Tergantung perawatannya, jika subur masyarakat pasti merasakan dampaknya sangat besar. Setiap 3 sampai 6 bulan sudah mulai terlihat pertumbuhannya," tandasnya memberi semangat.
Wahidin, salah seorang petani dalam program Pohon Kayu Putih di lahan Reklamasi Hutan Lindung. Foto : babelinsight.id
Baca juga: