News


Selasa, 27 Juni 2023 18:12 WIB

Ekonomi

Secercah Harapan bagi Petani Kayu Putih di Belitung

Diskusi bersama di lokasi Reklamasi Hutan Lindung di Buding Belitung Timur untuk mencarikan solusi bagi petani. Foto : babelinsight.id


Kendalanya cukup banyak, ada hama babi hutan, struktur tanah keras dengan unsur hara yang mengandung kaolin yang menyebabkan...
______

Penulis: Friz
Editor: Putra Mahendra


BUDING - Lahan reklamasi hutan lindung di Desa Aik Batu Buding Kabupaten Belitung telah ditanami pohon Kayu Putih sejak 1 tahun lalu. Namun sayangnya, kurang subur. 

Informasi itu didapat oleh Ketua Asosiasi Perlebahan Indonesia (APIDA) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Melati Erzaldi saat ia bersama founder Bumicloud, Jon Yang bersama seorang offtaker Budiman turun ke lokasi rehabilitasi lahan ini, hari Minggu (25/06/2023).

Mereka ingin melihat langsung kondisi tanaman Kayu Putih, sekaligus agar bisa membimbing dan membantu kelompok tani dalam mengelolanya agar lebih maksimal.

Melati Erzaldi secara langsung mencium kepekatan daun kayu putih untuk memastikan di Desa Aik Batu Buding busa hasilkan daun yang rimbun dan berkualitas. Foto : babelinsight.id

Karena mereka tidak merasa ada goalnya, outcomenya apa jika ini diurus. Tidak ada yang akan membeli,"

Melati Erzaldi


"Jika temen-temen kelompok ini tahu, kalau Kayu Putih ini bisa kita kelola dan bisa menghasilkan uang, akan berbeda treatmentnya dan pasti akan terjaga sekali kualitasnya," ungkapnya di lokasi, menyayangkan kondisi tanaman yang kurang sehat. 

Wahidin, salah seorang anggota kelompok didampingi Polisi Hutan Agung untuk wilayah ini menjelaskan kepada Melati Erzaldi, bahwa pohon Kayu Putih berusia rata-rata 1 tahun, jumlah penanamannya waktu itu mencapai 184.000 batang. 

"Lahan ini dibagi 5 kelompok yang beranggotakan 15 orang untuk 40-45 hektar masing-masing lahan. Karena keterbatasan anggaran, pemupukan tanaman ini hanya dilakukan 3 kali dalam 1 tahun," jelas Wahidin. 

Diakui Budiman, jendalanya cukup banyak, ada hama babi hutan, struktur tanah keras dengan unsur hara yang mengandung kaolin yang menyebabkan sulit menyerap nutrisi dan sehingga lebih sulit treatment-nya. 

"Kita akan bantu treatmentnya, bisa dengan campuran kapur untuk menurunkan asam agar gen grafiknya naik. Kita juga bisa bikinkan kompos dengan tehnik yang menggunakan limbah-limbah sekitar saja. Agar menjadi kompos cair nengingat hama di sini adalah babi," jelas Budiman singkat. 

"Panen itu, dalam 1 tahun bisa panen hingga 3 kali seharusnya. Kita akan cek juga bibitnya, kita bereskan pertumbuhannya yang tidak terlalu cepat ini," lanjutnya.

Melati pun tak tinggal diam, bersama teman-temannya yang ikut menyaksikan kondisi tanaman Kayu Putih ini akan serius mendampingi kelompok tani pada tiap lahan yang terlentak di Kecamatan Kampit ini. 

"Kami nanti ada tim yang akan mengambil sampel daun. Walau saat ini dalam waktu dekat belum bisa dipanen karena pohonnya masih kecil, mungkin 1 tahun atau tidak sampai 1 tahun," ungkapnya.

Dia memberikan keyakinan bahwa tanaman Kayu Putih bisa menjadi subur dan rimbun jika para petani bersemangat untuk melanjutkan program ini.

Dia berharap dengan tanaman Kayu Putih menjadi subur, maka daunnya bisa dipanen dan memiliki nilai jual kepada pembeli, yang tentunya bisa menambah income masyarakat petani di sana.

"Pak Budiman akan bantu untuk mencari solusi bagaimana pupuknya dilakukan maksimal hingga bisa dijual kepada pembeli," tegasnya.

Jon Yang, mendampingi Melati Erzaldi di Lahan Reklamasi Hutan Lindung Desa Aik Batu Buding Belitung Timur. Foto : babelinsight.id


Baca juga:


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur