News


Jum'at, 09 Juni 2023 21:35 WIB

Melati Erzaldi

Melati Ungkap Misteri kenapa Kaum Perempuan Kerap jadi Korban KDRT

Melati Erzaldi saat menjadi pembicara dalam Talkshow yang diselenggarakan dalam rangka Semarak Menuju Musyawarah Wilayah (Muswil) V Nasyiatul Aisyiyah Bangka Belitung, di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung /Foto: babelinsight.id

Menurut Melati, perempuan harus tangguh sesuai kepatutan, soalnya, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sering terjadi, karena dianggap perempuan atau istri tidak memiliki value (nilai).

____

Penulis: Tedja Wahana 
Editor: Putra Mahendra

PANGKALPINANG - Sebagai seorang istri atau calon istri, seorang perempuan harus mempunyai ketangguhan yang sesuai dengan kepatutan. 

Menjadi pelajaran penting bagi semua, bahwa seorang perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki, termasuk dalam bidang pendidikan, tetapi ingat dan tidak melupakan tugas dan tanggung jawabnya, bahwa perempuan adalah juga sebagai ibu rumah tangga bagi keluarga. 

Pesan itulah yang disampaikan Melati Erzaldi saat menjadi pembicara dalam talkshow yang bertema "Peran Perempuan Dalam Mewujudkan Keluarga Dan Masyarakat Berkualitas" yang diselenggarakan dalam rangka semarak menuju Musyawarah Wilayah (Muswil) V Nasyiatul Aisyiyah Bangka Belitung, di Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung, Jumat (9/5/2023).

Melati Erzaldi saat menerima penghargaan dari PW Nasyiatul Aisyiyah Bangka Belitung, usai menjadi pembicara/Foto: babelinsight.id

Lebih lanjut, Melati Erzaldi yang merupakan Ketua Badan Kontak Majelis  Taklim (BKMT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini mengatakan, perempuan harus mempunyai ilmu dan iman, sehingga memiliki value atau nilai agar bisa dihargai oleh laki-laki. 

"Kita sebagai mitra laki-laki harus memiliki ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu duniawi atau pengetahuan serta iman, sehingga perempuan memiliki value atau nilai. Hal ini penting untuk bagaimana kita bisa dianggap dan dihargai oleh laki-laki,"

Melati Erzaldi

Menurut Melati, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sering terjadi, karena dianggap perempuan atau istri tidak memiliki value atau nilai. 

Oleh sebab itu dalam berbagai kesempatan, dirinya selalu menekankan sebagai founder Sekuntum Melati (Sekolah untuk Perempuan Jadi Mandiri dan Terlatih), bahwa dalam sekolah informal yang didirikannya bagi perempuan usia produktif dari usia 17 sampai dengan 55 tahun, baik yang sudah menikah ataupun yang belum itu, bertujuan untuk mencerdaskan perempuan-perempuan agar mempunyai value. Salah satunya adalah bagaimana seorang perempuan tersebut bisa menjadi penggerak ekonomi keluarga. 

Dalam Sekolah Sekumtum Melati itu juga diajarkan cara mengelola keluarga, memberikan pola asuh kepada anak-anaknya dan memberikan pola gizi yang baik kepada anak-anak. Selain itu, para perempuan juga diajarkan untuk memulai usaha berbagai jenis UMKM untuk membantu perekonomian keluarga. Terbukti saat Covid-19 melanda, justru merekalah yang menjadi penopang ekonomi keluarga.

"Melalui Sekuntum Melati ini, bagaimana seorang perempuan menjadi perempuan tangguh yang dapat mencari solusi ketika mereka dihadapkan pada masalah keluarga," jelasnya.

Menjadi seorang perempuan yang tangguh tersebut menurut Melati, bukan berarti perempuan bisa berkelahi ataupun beladiri, tetapi bagaimana perempuan bisa menyikapi permasalahan atau persoalan dan mencari solusi, tanpa harus terlihat lemah. 

Senada dengan Melati Erzaldi, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PP NA) Ariati Dina Puspitasari, dalam talkshow tersebut menyampaikan bahwa sebagai seorang ibu, perempuan harus mengajarkan kepada anak-anaknya ilmu agama dan ilmu dunia. 

Dengan kedua ilmu tersebut menurutnya, 
sebagai orang tua menjadi lebih tenang untuk melepas anak-anaknya ke mana pun mereka pergi untuk menimba ilmu di berbagai lembaga pendidikan.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur