Erzaldi Rosman bercengkrama dengan masyarakat Desa Labu saat menghadiri acara tradisi buka puasa enam di desa tersebut. Foto: babelinsight.id
Tradisi yang telah membudaya ini ditandai dengan kegiatan adat nganggung bersama. Setiap rumah membawa berbagai jenis panganan yang ditempatkan di satu dulang sebagai wadah bertutupkan tudung saji dengan corak khas Pulau Bangka.
-------
Penulis: Fadjroel
Editor: Nekagusti
Sejak pagi hari, ratusan masyarakat Desa Labu, Kecamatan Puding Besar, Kabupaten Bangka, sudah meramaikan Masjid Nurul Yaqin yang menjadi pusat peribadatan, dan musyawarah desa setempat, Jumat (12/5/2023).
Pagi itu, sejak pukul 06 30 WIB, satu per satu warga mulai berdatangan ke masjid yang terletak di jantung desa untuk melaksanakan tadisi buka puasa enam, yakni menandai berakhirnya pelaksanaan puasa sunah 6 hari di Bulan Syawal.
Bersama masyarakat, Erzaldi menyantap makanan saat kegiatan nganggung yang dipusatkan di Masjid Nurul Yaqin, Desa Labu. Foto: babelinsight.id
Gubernur Bangka Belitung (Babel) periode 2017-2022 Erzaldi Rosman turut hadir dalam tradisi tahunan tersebut. Didampingi Kepala Desa Labu Muslim, dan masyarakat lainnya, Erzaldi ikut berbaur dan mengikuti berbagai rangkaian acara seperti selawat, dan doa bersama.
Kepada babelinsight.id, Erzaldi menyebutkan jika tradisi buka puasa enam yang dinamai oleh Kades Labu sebagai kegiatan "Sepintu Sedulang" ini menjadi momentum bagi masyarakat Desa Labu untuk saling mempererat silaturahmi, menjalin kekerabatan, dan meninggalkan perbedaan demi kemajuan desa.
"Acara seperti ini sangat bagus, dan tentunya manfaat yang ditimbulkan pun besar. Artinya, dari tradisi yang sudah turun-temurun ini menjadikan Desa Labu sebagai desa yang kompak melalui kegiatan-kegiatan yang Islami," kata Erzaldi.
Tradisi buka puasa enam ini disebutkan Erzaldi menjadi momentum bagi masyarakat untuk mempererat silaturahmi, menjalin kekerabatan, dan meninggalkan perbedaan demi kemajuan desa. Foto: babelinsight.id
Warisan yang terjaga
Sementara itu, Kepala Desa Labu Muslim mengatakan, tradisi buka puasa enam ini merupakan warisan para leluhur yang tetap terjaga hingga hari ini. Walaupun dilaksanakan di hari kerja, masih banyak masyarakat berpartisipasi. Hal ini, katanya, menunjukkan komitmen antar warga yang ingin terus melestarikan ikatan kekeluargaan.
"Buka puasa enam ini memang menjadi budaya sejak turun-temurun. Kami berkewajiban melestarikan budaya di desa kami. Dari sini kami bisa berbaur, bercengkrama, dan meningkatkan kedekatan," katanya.