Bunda Melati Erzaldi bertukar pikiran dengan pemilik brand handcraft Drum AHAY, Arif Hidayat untuk menyatukan ide agar musik Dambus lebih dicintai generasi muda di Bangka Belitung/foto: babelinsight.id
Menurut Bunda Melati, Arif Hidayat, pemilik brand handcraft drum AHAY, merupakan sosok yang tepat untuk mewujudkan impiannya mengenalkan seni budaya Dambus kepada generasi muda.
______
Penulis: Tedja Wahana
Editor: Putra Mahendra
PANGKALPINANG - Tak butuh waktu lama, setelah kunjungannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Pangkalpinang pekan lalu (22/2/23), untuk menggelorakan semangat melestarikan budaya Melayu khususnya Bangka Belitung, Melati Erzaldi yang memang dikenal sebagai sosok yang cinta dan peduli akan pelestarian budaya, langsung mengundang Arif Hidayat Aliyiin, pemilik brand handcraft Drum AHAY.
Arif Hidayat, sekaligus Ketua Komunitas Bangun Desa (Kombad) Provinsi Bangka Belitung, ternyata punya passion yang sama dengan Bunda Melati akan kelestarian budaya Bangka Belitung. Hal itu membuat keduanya bertemu di Ruang Melati, di Jalan Solihin GP, Pangkalpinang, Sabtu (4/3/2023) sore.
Menurut Bunda Melati, Dambus merupakan aset budaya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang harus dilestarikan dan dicintai khususnya kalangan muda.
Melati Erzaldi bertukar ide dan pikiran bersama Arif Hidayat untuk mengembangkan seni musik Dambus/foto: babelinsight.id
Dambus itu merupakan salah satu budaya kita, yang keren banget kalau kita angkat. Salah satunya adalah dengan cara intervensi, memasukkan kesenian dambus ini ke dalam muatan lokal di sekolah,"
Melati Erzaldi
Impiannya adalah, mereka bisa tampil diundang ke berbagai acara, bukan hanya membawakan lagu khas daerah tetapi juga lagu kekinian dengan instrumen dambus, sehingga bisa dinikmati dan dikenal oleh masyarakat luas.
Sehingga seni dambus ini tidak hanya menjadi milik para orang tua saja tetapi juga oleh kalangan muda, bahkan terus turun-temurun, dari generasi ke generasi.
Menurut Bunda Melati, Arif Hidayat merupakan sosok yang tepat untuk mewujudkan impiannya mengenalkan seni budaya Dambus kepada generasi muda itu.
"Beliau ini mempunyai niat mulia bagaimana bisa membumi-serumpun-sebalaikan Dambus di Bangka Belitung," ungkapnya.
Tak hanya bisa memproduksi alat musik Dambus yang lebih murah dan ramah lingkungan untuk nantinya digunakan, AHAY yang dikenal dengan produksi drum, bersama komunitasnya nanti juga sekaligus menjadi mentor bagi para siswa untuk mengajarkan seni Dambus ini.
Selain kolaborasi keduanya, dukungan pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya seni dan budaya, melalui program-program pendidikan atau festival seni yang diselenggarakan, terutama memasukkan kurikulum kesenian Dambus ke dalam muatan lokal para siswa di sekolah.
Tentu saja melalui program itu, dapat membangun identitas dan citra daerah melalui seni Dambus.
Menanggapi ajakan Bunda Melati, penggiat seni Arif Hidayat langsung menyambutnya. Apa yang disampaikan oleh Bunda Melati ini merupakan cita-citanya selama ini.
Arif Hidayat, pemilik merk Drum AHAY berbincang dengan Bunda Melati Erzaldi/foto: babelinsight.id
Arif mengatakan pihaknya saat ini telah membuat atau menyusun silabus materi pokok pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kesenian Dambus, sebagai pedoman untuk pembelajaran para siswa dari tingkat dasar hingga mahir yang dibukukan secara manual maupun digital.
"Kita ingin dambus ini mendunia, karena ciri khas Bangka Belitung itu adalah Dambus," kata penyuka musik etnik melayu itu.
Arif pun menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi dengan Bunda Melati untuk mewujudkan pelestarian kesenian Dambus secara bersama-sama. Penasaran dengan kolaborasi keduanya? Menarik untuk dinanti.
Baca juga: