Erzaldi (baju biru) saat menjabat Gubernur Babel, bersama dengan Rektor UBB Ibrahim Bintang, mendampingi Tim Dikti meninjau kesiapan UBB untuk mendirikan fakultas kedokteran (foto: ist)
Gus Miftah di Instagramnya menuliskan "Jika ada orang mengatakan impianmu terlalu besar katakan pada mereka, bukan impian kami yang terlalu besar, namun cara berpikir mereka yang terlalu kecil"
______
Penulis: Tim babelinsight.id
Editor: Putra Mahendra
Kutipan Gus Miftah itu relevan dengan apa yang terjadi kepada Erzaldi Rosman.
BEBERAPA tahun yang lalu, adalah seorang Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman, di hadapan media membuat sebuah pernyataan.
"Pemprov memiliki komitmen untuk membuka jalan bagi putra-putri terbaik Babel agar dapat menggapai cita-cita menjadi dokter," kata Erzaldi, di suatu waktu, di tahun 2022.
Pernyataan itu sekilas nampaknya biasa-biasa saja. Namun menjadi tidak biasa setelah mengetahui bahwa itu didasari atas keinginan kuatnya menghadirkan fakultas kedokteran di Universitas Bangka Belitung (UBB).
Menurut Erzaldi, sejak 2017 ia sudah mendorong pembentukan fakultas kedokteran dan telah melakukan koordinasi dengan Rektor UBB. Salah satu alasannya karena kurangnya jumlah dokter di Babel.
"Babel butuh itu (fakultas kedokteran) karena jumlah dokter kurang ideal, apalagi dokter spesialis. Saya ingin memberikan hal-hal bermanfaat untuk masyarakat," ujarnya kala itu.
Namun tahukah kita, bahwa dalam masa-masa semangatnya merealisasikan fakultas kedokteran, sang penerima penghargaan "Best Governor For Inclusive Economic Growth" dalam ajang People Of The Year 2021 Media Group itu, sempat mendapat cemooh dan bully karena dianggap terlalu tinggi bermimpi?
Sebagian pihak mengernyitkan dahi, sebagian lagi bertanya, apa iya Erzaldi dan UBB bisa? Namun, enam tahun kemudian, 2023, dibuktikan, bahwa mimpi adalah kunci. Fakultas kedokteran UBB resmi mendapat izin.
Berikut hasil wawancara tim babelinsight.id bersama Erzaldi Rosman, Gubernur Babel periode 2017-2022 tentang telah hadirnya Fakultas Kedokteran UBB yang ia wacanakan sejak 2017.
Erzaldi mengakui bahwa di awal-awal rencana bersama Rektor UBB, banyak mendengar kritikan, bahkan cemoohan karena dianggap terlalu prematur memikirkan fakultas kedokteran.
"Tapi, sebagai seorang pemimpin kita harus menerima kritikan orang. Cuma yang kita sayangkan terkadang orang yang mengeritik itu tidak pernah memberi solusi," kata Erzaldi saat ditemui tim babelinsight.id di kantor DPD Gerindra Babel, Sabtu (4/3/2023).
"Kembali kepada rasa saya, saya sangat senang sekali, sangat bangga sekali atas upaya-upaya yang telah dilakukan terkhusus kepada Rektor dan jajarannya, dan terkhusus lagi kepada saudara kita fakultas kedokteran UNSRI yang menurut saya sangat-sangat membantu bahkan saya bilang mereka penyemangat," lanjutnya.
Tahun 2021 saat mengungkapkan target ini, anda mendapat banyak tentangan dan dianggap bermimpi terlalu tinggi?
Untuk mewujudkan sesuatu itu perlu mimpi. Mimpi tinggi-tinggi gak apa-apa, memang harus tinggi mimpi kita, karena kenapa? Dengan mimpi-mimpi itulah kita bisa mencapai apa yang kita inginkan,"
Erzaldi Rosman
Erzaldi (baju biru) saat menjabat Gubernur Babel, bersama dengan Rektor UBB Ibrahim Bintang, mendampingi Tim Dikti (foto: ist)
Dia mengatakan, lebih baik bermimpi dan bangun ketimbang tidak pernah bermimpi sama sekali. Tapi kata dia, bermimpinya jangan lanjut tidur. Karena mimpinya orang tidur dengan mimpi orang yang sadar, memang berbeda hasilnya.
"Terlepas dari orang mengatakan mimpi yang terlalu tinggi, ya kalau orang berpikir biasa-biasa saja, dan memang untuk menciptakan itu kita jangan berpikir seperti orang yang biasa-biasa saja, kita harus berpikir menjadi orang yang luar biasa. Karena kalau biasa-biasa saja, ya biasa juga hasilnya," sambungnya.
Terlepas dari semua kritikan yang ia terima kala itu, namun yang ia sadari adalah, berbuat maksimal dan bekerja untuk rakyat, untuk kemakmuran.
Sehingga, saat kebijakan ia waktu masih Gubernur Babel bersama dengan Rektor UBB menyepakati untuk memperjuangkan fakultas kedokteran, banyak ditertawakan orang.
"Ya, wajar-wajar saja dan itu sudah risiko kita sebagai seorang pemimpin, tapi kita jangan sekali-sekali mundur ketika ada kritikan yang tidak disertai dengan solusi, justru kemarin itu kami jalan terus saja, karena bagi kita, fakultas kedokteran ini benar-benar sebuah kebutuhan," ulasnya.
Kenapa kebutuhan?
Waktu kasus pandemi, betapa Babel sangat kesulitan karena kekurangan tenaga kesehatan, terkhusus kedokteran. Dan itu membuktikan bahwa Babel betul-betul sebagai provinsi kepulauan yang terlepas dari pulau-pulau besar lainnya seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan, yang fasilitasnya lebih lengkap.
"Ini menjadi tantangan bagi kita mewujudkan, untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat Babel untuk mudah mendapat fasilitas kedokteran yang lebih dekat dengan daerahnya," katanya.
Nah, sekarang tinggal bagaimana mewujudkan apa yang sudah diterima oleh UBB berupa SK Menteri, di mana UBB harus maju terus, lebih cepat dari yang ditargetkan.
Seperti, mempersiapkan Rumah Sakit Soekarno sebagai rumah sakit pendidikan dengan berbagai kelengkapannya. Dan ingat juga kata Erzaldi, struktur RS Soekarno harus berubah, karena sesuai dengan ketentuan, rumah sakit pendidikan dan pelayanan masyarakat, strukturnya harus berubah, dan harus berlaku cepat dan segera, dan ini harus dijawab oleh Pemprov Babel.
Erzaldi (baju biru) saat menjabat Gubernur Babel, bersama dengan Rektor UBB Ibrahim Bintang, mendampingi Tim Dikti meninjau kesiapan UBB untuk mendirikan fakultas kedokteran (foto: ist)
"Misalnya, kemarin seperti janji kita kepada UNSRI yang merupakan universitas pendamping bahwa fakultas kedokteran itu harus berada di RS provinsi agar lebih gampang praktek dan koordinasi," katanya.
Bangunan juga harus segera dibangun. Jangan semua dibebankan kepada UBB.
"Kasihan mereka, karena ini harus kerjasama betul-betul," tambahnya.
Erzaldipun memberi kisah bahwa di masa-masa mereka memperjuangan itu, bersama dengan dekan kedokteran UNSRI dan tim-tim lainnya, mereka selalu melakukan rapat-rapat baik formal maupun informal.
Jika ada hambatan, dipecahkan bersama-sama. Karena intinya kolaborasi itu sangat menentukan suksesnya keberadaan Fakultas Kedokteran UBB.
"Ini sebagai sesuatu yang bisa menjadi trigger bagi semua, terkhusus UBB jangan sampai UBB dianggap kaleng-kaleng. UBB tidak kaleng-kaleng, UBB itu adalah universitas yang bisa menciptakan SDM yang lebih hebat, bagus dan siap dan tertantang. Saya yakin dengan kepemimpinan pak rektor sekarang dan timnya yang baik juga, insyaAllah ini lebih bagus bagi UBB," tandas penerima penghargaan sebagai insan yang peduli pendidikan dari PGRI Pusat tahun 2021.
UBB menerima SK
Universitas Bangka Belitung (UBB) membuka Program Studi Sarjana Kedokteran dan Program Studi Pendidikan Profesi Dokter berdasarkan SK Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 194/E/O/2023.
Rektor UBB Prof. Dr. Ibrahim, S.Fil., M.Si mengatakan, saat ini UBB menjadi Universitas pertama di Babel yang membuka program studi Kedokteran serta Pendidikan Dokter, dan memang sudah lama dinantikan oleh masyarakat Provinsi Kep. Bangka Belitung.
"Ini yang ditunggu masyarakat Bangka Belitung, akhirnya kita memiliki Prodi Kedokteran di daerah dan ini adalah prodi pertama yang diberikan izin sejak moratorium kedokteran beberapa tahun lalu. Suatu kebanggaan untuk kita semua," ujar Prof. Dr. Ibrahim saat memberikan sambutan, Kamis (2/3/2023).
Lanjutnya, pembentukan prodi kedokteran ini memerlukan perjuangan serta waktu yang cukup lama, UBB butuh waktu 6 tahun untuk memperjuangkan dari awal tahun 2017 sampai dengan awal tahun 2023.
"Alhamdulillah, akhir dari penantian yang panjang, sekarang bisa terwujudkan," tambahnya.
Ia juga menambahkan, akan membuka jalur SNBT dan SNMPTN dengan kuota mahasiswa sebanyak 40 mahasiswa, yang terdiri dari 28 mahasiswa dari jalur SNBT dan 12 mahasiswa dari jalur SNMPTN dan perkuliahan program studi kedokteran yang dimulai pada bulan Agustus 2023.
"Nantinya, penerimaan mahasiswa baru harus melalui jalur SNBT yang dimulai pada bulan Maret ini, SNMPTN wilayah barat, kuota mahasiswa yang akan kita terima, sebanyak 40 mahasiswa, direncanakan 28 mahasiswa di SNBT dan 12 mahasiswa di SNMPTN wilayah barat," jelasnya.
UBB saat ini memiliki tenaga pengajar yaitu 10 Dosen Biomedik, yang terdiri dari 3 dosen dari UBB dan 7 dari UNSRI serta memiliki dosen klinis 36 orang dokter terdiri dari dokter spesialis RSUP, RSUD, RSUJ dan rumah sakit swasta yang ada di Babel.
"Kami mohon dukungan dari seluruh masyarakat serta Pemerintah Daerah Babel untuk memastikan bahwa penerimaan mahasiswa baru nanti akan berjalan dengan lancar dan transparan," pungkasnya.
Baca juga: