Owner AHAY Drum, Arif Hidayat (kanan) bersama Sandy PAS Band (kiri) (foto: Facebook AHAY)
Mungkin tak banyak yang tahu, drum lokal merek AHAY telah dikenal dan dipasarkan di empat benua. Adalah Arif Hidayat Ay, pencipta dan produsen merek drum ini, mantan ASN Pemprov Babel.
______
Penulis: Oginawa R Prayogo
Editor: Putra Mahendra
HOBINYA bermusik saat remaja menjadi modal untuk meraih kesuksesan tersebut.
Sebelum menjadi produsen drum, Arif pernah mencicipi dunia kerja sebagai karyawan selama empat tahun di sebuah perusahaan pertambangan di Pulau Wetar, Maluku Tenggara.
Kendati berhasil menjabat sebagai supervisor, ia memutuskan keluar dari perusahaan itu dan kembali ke Jakarta. “Saya tak ingin menghabiskan hidup di pulau yang sepi itu,” tutur Arif.
Pria yang besar di Bekasi, Jawa Barat, ini sempat melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Jayabaya. Namun, karena orangtua tak lagi mendukung biaya, Arif berpikir untuk mencari uang sendiri.
Lantas, pria yang berpenampilan sederhana ini merintis bisnis rental studio dan perbaikan alat-alat musik di Pangkalpinang, tempat kelahirannya. “Saat bekerja di tambang, saya pernah sukses mendandani satu set alat musik kantor sehingga kami bisa bermain band sebagai hiburan,” ujar dia.
Tak butuh waktu lama, bisnis Arif melejit. Fulus lancar mengalir terutama dari jasa perbaikan drum yang belum banyak pesaing. “Usaha servis kian ramai setelah saya pasang iklan baris di Pos Kota,” kenang dia.
Ada 12 karyawan yang membantunya di usaha ini. Sayang, krisis ekonomi pada era 1998 ikut berimbas pada bisnisnya.
Produksi drum premium
Pabrik AHAY Drum (foto: Tempo)
Bersamaan dengan krisis 1998 itu, sedang ramai perbincangan soal pembentukan provinsi baru, yakni Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Arif tertantang untuk kembali ke kampung halamannya itu, di Kota Pangkalpinang dan menetap di Kacang Pedang. Sebagai konsekuensinya, tak hanya menutup usaha reparasi drum, ia pun menjual semua asetnya.
Mobil Fiat saya sampai dijual kiloan oleh kakak saya karena butuh uang cepat. Padahal, saat itu masih bisa jalan,"
Arif Hidayat
Di sana, Arif memugar rumah orangtuanya menjadi kost-kostan. Tepatnya di Jalan Adhyaksa, Kelurahan Kacang Pedang, Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Dan ia sempat membuat studio musik yang bernama Gambir Studio.
Ayah dua anak ini juga sempat menjadi tukang kredit kompor gas hingga menjadi ojek buat penghuni kos di rumahnya.
Setelah proses pembentukan Provinsi Babel selesai, Arif pun mengikuti seleksi pegawai negeri sipil (PNS) Pemprov Babel. Tak disangka, dia lolos dalam seleksi ini. "Padahal, waktu itu, pelamar untuk posisi saya ada ratusan," ujar pria 41 tahun ini. Saat menjadi PNS itu, dia menikahi Lusiani.
Pada 2008, Arif berpindah tugas di kantor perwakilan Provinsi Babel di Jakarta. Dia pun menyambut senang tugas baru ini lantaran di Ibukota, dia bisa menggali banyak peluang. Timbul niat untuk merintis lagi usaha perbaikan drum.
Sempat terpikir olehnya untuk mulai membuat drum. Namun, melihat ramainya persaingan dengan produk drum impor, Arif akhirnya memutuskan untuk membuat simbal drum saja. Sayang, usaha ini gagal karena ia tak sepenuhnya menguasai teknik pembuatan simbal. Padahal, riset untuk pembuatan simbal ini menghabiskan dana hingga ratusan juta.
Dari kegagalan ini, Lusiani yang ikut ke Jakarta pun menyarankan Arif untuk membuat drum. "Dia sudah menguasai tekniknya dan punya keahlian dalam bidang drum," kata Lusiani.
Setelah melakukan berbagai riset, Arif memilih produksi drum untuk segmen premium dengan memakai kayu solid (utuh). Sejak awal, ia mengutamakan kayu-kayu asal Indonesia, yakni kayu sonokeling (java rosewood), makassar ebony, kayu karet (hevea), dan red mahogany.
Nama AHAY yang merupakan kependekan dari namanya, Arif Hidayat Aliyiin, dia usung sebagai merek. Karena harganya mahal, AHAY mengincar pemakai drum asal luar negeri. Dia memanfaatkan Facebook untuk menjaring konsumen yang ingin memesan drum secara customized.
Dari sosial media ini pula, Arif bertemu dengan Georg Skrenek, ahli perkayuan asal Austria dan produsen drum, yang sekarang menjadi rekanannya. Skrenek tertarik dengan produk AHAY lantaran menggunakan kayu solid.
Alhasil, hingga kini, Arif memasok tabung drum khusus untuk pasar Austria dengan merek ABD Denish. Untuk produk ini, Arif menggunakan kayu merbau. Saban bulan, Arif bisa mengirim hingga ratusan unit tabung drum ke Austria.
Dari kerjasama itu pula, Arif bisa membuka kantor penjualan AHAY di Vienna. Kini, pengiriman drum AHAY sudah mencapai Eropa, Amerika, Australia, dan negara Asia lain.
Arif pun melebarkan jaringan dagangnya. Dia memproduksi drum berbahan baku acrylic dan plywood supaya harga jual lebih terjangkau.
Kini, Arif mampu memproduksi ratusan drum set saban bulan dengan omzet mencapai Rp 400 juta.
Kini, Arif membuat sebuah lokasi yang ia namakan Drumland di Sliman Kabupaten Bangka dengan luas lebih dari 5 hektar. Di sana langsung menjadi pabrik handycraft drum AHAY sekaligus museum.
Berkualitas
Drummer yang diendors AHAY Drum (foto: Facebook AHAY)
Selama 18 Tahun terjun ke dunia musik, Sandy Andarusman, penggebuk drum Pas Band selalu menggunakan alat musik buatan luar negeri. Namun, setelah ia mencoba drum buatan lokal, Sandy mengaku jatuh cinta.
Sandy, yang tergabung dalam Pas Band ini berencana menggunakan drum AHAY ini dalam pembuatan album ke-10 mereka. Dan ternyata, keinginan Sandy dapat dukungan dari teman-teman satu band.
"Gue pengin saat Pas Band bikin album ke-10, pakai drum ini. Jadi semangatnya lebih nih. Apalagi, teman-teman kayak Yukie, Trisno, dan Bembeng suka juga. Sound-nya gue suka banget," ujar Sandy Andarusman, ditemui di acara Family Gathering AHAY, di kawasan Rawamangun, Jakarta, baru-baru ini.
Namun, Arif Hidayat, pembuat drum tersebut mengaku tak gampang membuat Sandy percaya untuk memakai hasil ciptaannya. Ia pun memenuhi apa yang diminta Sandy.
"Kang Sandy nggak langsung mau di-endors, dia minta dibikinin sample. Tapi sebelumnya ya saya pelajari dulu Sandy seperti apa melalui Youtube. Dan saya tahu Sandy adalah salah satu drummer yang profesional, dan sound jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan," tandas Arif.
Sumber: Kontan.id
Baca juga: