News


Jum'at, 10 Februari 2023 04:55 WIB

Nasional

Momok Menakutkan bagi Penambak Udang itu Bernama AHPND

Narasumber dalam kegiatan penanganan penyakit AHPND/foto: babelinsight.id

Budidaya bidang perikanan, khususnya tambak udang masih dirasa banyak menemui kendala bagi para pebisnis tambak udang di Negeri Serumpun Sebalai.

___

Penulis: Nekagusti
Editor: Putra Mahendra

KARENA itu, founder Erzaldi Institute, Erzaldi Rosman mengagas forum diskusi "Shrimp Conference" bertajuk "Sinergi Membangun Budidaya Udang untuk ketahanan Pangan Nasional", di Ballroom Novotel Bangka, Kamis (9/2/2023).  

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung periode 2017-2022 ini menyadari bahwa potensi pangan laut di Indonesia mencukupi kebutuhan dunia, hanya saja SDM dan juga teknik dalam menerapkan teknologi dan riset dalam upaya meningkatan kualitas dan kuantitas hasil laut, perlu lebih diupayakan.

"Potensi ini harus dikembangkan menjadi industri pangan yang berbasis laut seperti perikanan, dan hayati laut,"

Erzaldi Rosman

Founding father Erzaldi Institute ini menambahkan, itulah salah satu alasan ia menghadirkan banyak narasumber untuk berbagi dan juga menginformasikan hal- hal yang krusial dalam pembudiyaan udang.

Termasuk di dalamnya kendala yang dihadapi para pembudidaya terkait dengan penyakit yang menyerang pada udang.

Sidrotum Naim, Ph.D, salah seorang narasumber yang merupakan ahli kesehatan udang CeKolam.id dan IPMI Business School membahas mengenai Pencegahan penyakit AHPND

Apa itu AHPND?

Seperti yang diketahui, salah satu permasalahan yang masih banyak dihadapi para petambak adalah penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND).

Penyakit AHPND atau Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease adalah penyakit yang menyerang udang, menyebabkan organ pencernaan seperti usus tengah, hepatopankreas, dan lambung berwarna pucat/putih dan kosong. Penyakit yang awalnya dikenal sebagai Early Mortality Syndrome (EMS) dapat menyebabkan kematian hingga 100% jika tidak ditangani dengan tepat.

Menurut Sidrotum Naim penyebab penyakit AHPND adalah bakteri gram negatif bernama Vibrio parahaemolyticus yang mengandung plasmid pVPA1 yang dapat mengeluarkan toksin bernama PirA dan PirB, yang merupakan faktor virulensi utama. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar akibat kematian massal pada udang secara tiba-tiba, sehingga petambak kerap ketakutan ketika menghadapi penyakit AHPND udang.

Apa Ciri-Cirinya?

Agar Petambak tidak terlambat mengenali tanda penyakit AHPND yang menyerang udang di tambak, penambak perlu mengenali ciri-ciri udang yang sudah terjangkit penyakit ini, agar bisa mengambil langkah penanganan dengan cepat dan tepat.
 
Berdasarkan kepadatan bakteri dan penampakan histologis, udang yang terkena AHPND dibagi menjadi tiga fase, yaitu (3a) fase awal, (3b) fase akut, dan (3c) fase terminal.

Pada fase awal, udang menunjukkan tanda-tanda kerusakan di hepatopankreas. Selain itu, tidak ada makanan di sebagian atau seluruh bagian usus.

Pada fase akut, udang yang terkena AHPND menunjukkan tanda-tanda lesu dan anoreksia (hilangnya nafsu makan), ditambah dengan saluran pencernaan yang kosong dan hilangnya pigmentasi jaringan

Pada fase terminal, sama seperti fase akut, udang mengalami anoreksia (hilangnya nafsu makan), lesu, memiliki saluran pencernaan yang kosong, dan hepatopankreas berhenti berkembang serta berwarna keputihan

Bagaimana cara mengatasinya?

Menurut Sidrotum Naim, hal yang dapat dilakukan yakni dengan melakukan pengecekan benur sebelum ditebar, cek artemia yang digunakan, cek udang secara berkala, cek kepiting atau udang liar yang ada di sekitar kolam atau pipa.

Jangan lupa juga untuk, mensuplementasi imunostimulan, memberi probiotik, memberi bakteriofag, merawat kualitas air secara berkala, mengontrol padat tebar yang tepat sesuai kapasitas penyangga lingkungan, menjaga kualitas dan kuantitas pakan.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur