BKIPM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memberikan supporting atau dukungan terhadap perkembangan tambak udang dan lalu-lintas Udang Bangka Belitung/foto: babelinsight.id
Pasar Udang Amerika yang menurun hingga 2,67 persen dalam satu tahun ini, dan Indonesia kalah saing dengan Equador dan India yang disebabkan oleh negara Equador menambah lokasi budidaya udang pada Maret 2022.
___
PANGKALANBARU - Kepala Stasiun Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keselamatan Hasil Perikanan (BKIPM) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dedy Arief Hendriyanto menyatakan bahwa pihaknya memberikan supporting atau dukungan terhadap perkembangan tambak udang dan lalu-lintas Udang Bangka Belitung.
Pernyataan tersebut disampaikan Dedy saat memberikan paparan dalam kegiatan
"Bangka Belitung Shrimp Conference", di Novotel Bangka, Kamis (9/2/2023).
Lebih lanjut Kepala Stasiun BKIPM Babel itu menjelaskan isu-isu perdagangan udang yang saat ini terjadi.
"Isu-isu perdagangan udang saat ini terjadi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internasional dan lokal atau nasional,"
Dedy Arief Hendriyanto
Supporting atau dukungan yang diberikan oleh BKIPM Babel di antaranya melalui peningkatan Layanan standarisasi dan sertifikasi melalui layanan digital/foto:babelinsight.id
Dari sisi internasional isu yang mencuat seperti promosi budidaya udang Indonesia di Asean Shrimp Alliance (ASA), persyaratkan udang bebas virus tertentu dan aman untuk dikonsumsi menggunakan konsep GAP dan jaminan HACCP, adanya jejak Covid-19 pada kemasan dan alat angkut oleh GACC (otoritas kompeten China), pasar udang Amerika yang menurun hingga 2,67 persen dalam satu tahun ini, dan Indonesia kalah saing dengan Equador dan India yang disebabkan oleh negara Equador menambah lokasi budidaya udang pada Maret 2022.
Sedangkan di sisi lokal atau nasional dipengaruhi oleh pembangunan tambak udang modern oleh KKP karena 70% tambak Udang di Indonesia masih tradisional, antisipasi adanya DIV-I (sudah menyerang negara tetangga), terjadinya kematian udang dalam jumlah besar di berbagai stadia, serta dibangunnya inovasi layanan publik medical check up pemeriksaan udang melalui aplikasi SAOLIN CARE yang milik BKIPM Pangkalpinang.
Dedy juga menjelaskan kinerja lalu-lintas udang Vaname di Bangka Belitung.
"Dalam tiga tahun terakhir, udang Vaname Bangka Belitung terjadi pasang surut produksi. Di tahun 2020 mencapai 11.500 ton, naik di tahun 2021 yang mencapai 19.600 ton dan di tahun 2022 tercatat 17.076 ton," jelasnya.
Untuk mengatasi gejolak harga yang mengalami penurunan, pihak BKIPM memberikan saran agar melakukan beberapa langkah konkrit seperti komunikasi intens dengan atase perdagangan di negara buyer udang, positioning harga, peningkatkan sistem jaminan mutu melalui sertifikasi keamanan pangan berkonsepsi
HACCP, meminimalisir investasi penyakit dan zero antibiotik dalam budidaya terutama tujuan Jepang dan Amerika, pemenuhan segala persyaratan importir hingga penguatan promosi retailing dan menambah buyer baru.
Dengan langkah-langkah strategis yang dilakukan, diharapkan produksi dan lalu-lintas udang Bangka Belitung semakin meningkat, sehingga mampu menyaingi negara-negara pesaing/foto: babelinsight.id
Adapun supporting atau dukungan yang diberikan oleh BKIPM Babel di antaranya melalui peningkatan layanan standarisasi dan sertifikasi melalui layanan digital.
"Kami membuat layanan berbasis digital melalui aplikasi android dan membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC)," paparnya.
Peningkatan layanan tersebut dilakukan di beberapa lokasi strategis di Bangka Belitung yaitu di tiga lokasi aktif seperti Pangkalpinang, Muntok dan Tanjungpandan, serta empat lokasi insidentil lainnya sesuai kebutuhan. Semuanya dilakukan dengan manajemen kualitas atau mandatory quality assurance.
Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan produksi dan lalu-lintas udang Bangka Belitung semakin meningkat, dan mampu menyaingi negara-negara pesaing.