Opinion


Rabu, 01 Februari 2023 11:14 WIB

BI View

Bagaimana Islam Memandang 'Mental Health?'

Ilustrasi seseorang yang sedang belajar/foto.unsplash

"Kalau kamu punya gangguan mental, atau (mental disorder) artinya kamu kurang ibadah," ujar si kurang belajar. 

----
Penulis: Nekagusti
Editor: Putra Mahen 

Salah seorang Pembicara Muslim-Amerika yang mendirikan Institue Bayyinah (Arabic and (Qur'anic Studies), Nouman Ali Khan, berbagi pandangannya mengenai kesehatan mental. 

Ia mengatakan bahwa ketika kamu mengalami depresi hal yang paling buruk terjadi yakni kamu akan merasa menderita sendirian.

Dalam kondisi tersebut sebaiknya kalian tidak mencari teman-teman untuk menceritakannya. Menceritakan dan bertanya kepada mereka apa yang harus dilakukan atau meminta nasihat. karena kalian, hanya akan mengumpulkan satu nasihat ke nasihat lain yang mungkin tidak akan membantu. 

Terlebih jika kalian menanyakan dan mencari pertolongan ke sosial media. Pengajar Bahasa Arab ini juga menyarankan agar mencari pertolongan kepada orang-orang ahli yang bisa membantu kalian. Rekomendasi saya, konselor profesional. 

Karena, mungkin saja, itu sesuatu hal yang tak terkait dengan spiritual, mungkin saja itu terkait dengan sesuatu yang emosional. 

Norman Ali Khan 

Tiga kebutuhan manusia 

Pendiri Bayyinah Institut, Nouman Ali Khan/foto:dawn

"Akan aku beritahu hal yang mendasar bahwa manusia memiliki tiga jenis kebutuhan. Pertama, kebutuhan fisik (physical needs) contohnya makanan. Yang kedua yakni kebutuhan spiritual (spiritual needs) yakni mengkoneksikan diri kita ke pada Tuhan, dan yang ketiga kebutuhan emosional (emotional needs) contohnya, merasa dicintai," ujarnya. 

Kebutuhan-kebutuhan ini harus sejajar dan berimbang, jika salah satu saja hilang, maka akan memberikan dampak bagi kebutuhan yang lain, karena tiga kebutuhan tersebut saling terhubung. 

Contohnya, ketika kamu merasa lapar, yang tergolong pada kebutuhan fisik kalian, rasa kelaparan dapat menyebabkan rasa emosi. Dalam rasa emosi dan rasa lapar itu, sepertinya langsung beribadah terdengar menjadi hal yang tak cukup baik dilakukan pada saat itu. Yang harus dilakukan dalam kasus ini yakni mengisi kebutuhan fisik terlebih dahulu, sebelum kebutuhan yang lain dijalankan.

Cerita penderita depresi 

Salah seorang mahasiswa, Jasmine dalam akun tiktoknya grangezmn, berbagi pengalaman sebagai penderita penyakit gangguan mental yang harus mengkonsumsi anti depressan dan masih rutin ke psikiater, dirinya mengatakan bahwa sebelum memberanikan diri meminta bantuan profesional dirinya juga setuju dengan anggapan bahwa semua sakit mental akan selesai dengan meningkatkan intensitas ibadah dan menghadiri majelis taqlim. 

Tapi nyatanya, tidak semudah itu. Karena penyakit jiwa itu memiliki spectrum yang sangat luas, sehingga para psikolog dan psikiater bekerja berdampingan dengan mengunakan pendekatan yang berbeda untuk membantu menyembuhkan pasien sesuai dengan kebutuhannya. 

Dalam kasus yang dia derita, yakni depresi, ia merasakan bahwa terdapat benang yg sangat kusut dalam kepala, terlalu kusut sehingga ia tak bisa menguraikan sendiri. 

Kesakitan mempengaruhi kualitas ibadah 

Fikiran yang tak sehat, berpengaruh kepada peforma ibadah, sehingga ia merasa ibadah hanya sebuah ritual dan merasa sulit mendapatkan ketenangan didalamnya. 

Tapi justru hal tersebutlah yang membuat dia sadar bahwa, ia tidak boleh membatasi ikhtiar pada ritual-ritual ibadah saja. Ia membutuhkan bantuan manusia lain yang ahli untuk membantu menguraikan fikiran-fikiran kusutnya. 

Dengan kondisi mental yang sehat, akan menghadirkan kembali nikmat beribadah yang sempat hilang, 

Karena menurutnya, kekeliruan banyak orang yakni mencoba untuk memisahkan ilmu agama dan ilmu dunia, seolah jika seseorang yang pergi ke psikolog dan psikiater, kita menolak percaya bahwa, Al-Qur'an adalah penyembuh, padahal dalam Al-Qur'an beberapa kali terlulis ayat, 

"Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”, (apakah kamu tidak menggunakan akalmu)" 

Atau yang tersurat pada Q.S An- Nahl ayat 43, yang artinya, 

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui"

-Q.S An- Nahl ayat 43-

Jika ilmu agama dan ilmu dunia ini berjalan beriringan, maka akan semakin menambah keimanan kita kepada Allah. Dan hal ini juga mejadi pengingat bagi kita, agar kita tak membatasi diri dengan ilmu-ilmu lain. 

Mereka yang melakukan pengobatan untuk kesembuhan mental mereka, alasannya karena mereka ingin beribadah dengan lebih khusuk, mendekat dengan lebih hikmat, dan mengenal diri sendiri dan Tuhan dengan lebih baik.


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur