News


Sabtu, 28 Januari 2023 18:57 WIB

Info Pendidikan

Erzaldi Bicara di Hadapan Ratusan Mahasiswa IPB tentang Pemanfaatan Potensi Kelautan

Erzaldi Rosman menyampaikan materi tentang pengembangan dan pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan/foto: babelinsight.id 


Dalam kuliah umumnya tersebut, Erzaldi Rosman menyebutkan bahwa potensi kelautan dan perikanan di Indonesia saat ini belum digarap dengan maksimal.
______

Penulis: Tedja Wahana
Editor: Putra Mahendra


BOGOR - Di hadapan ratusan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB University), Erzaldi Rosman menyampaikan Kuliah Umum tentang lesson learned pengembangan sektor perikanan dan kelautan. 

Kuliah Umum dengan judul "Kuliah Dengan Ceria" tersebut diselenggarakan oleh Tim Konseling FPIK IPB University di Ruang Auditorium FKIP IPB University, Bogor, Sabtu (28/1/23). 

Dalam kuliah umumnya tersebut, Erzaldi Rosman menyebutkan bahwa potensi kelautan dan perikanan di Indonesia saat ini belum digarap dengan maksimal. 

Salah satunya adalah potensi lobster yang merupakan anugerah yang dimiliki oleh negara ini, harus dimaksimalkan dengan memperhatikan faktor lingkungan sehingga memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. 

Erzaldi Rosman saat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University/foto: babelinsight.id 

Usaha budidaya lobster tidak hanya memberikan manfaat bagi pendapatan daerah saja, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat,"

Erzaldi Rosman


Sayangnya saat ini budidaya lobster belum ditata dengan pengelolaan yang baik, terlebih kendala regulasi yang belum memberikan ruang bagi usaha di bidang ini. Belum lagi persaingan dangang dengan negara tetangga yang memanfaatkan benih lobster dari Indonesia dengan cara yang tidak legal. 

"Semangat kalian sebagai insan dan sumberdaya yang penguasai perikanan, harus bisa menjadikan komoditas lobster untuk mengalahkan Vietnam, seperti  vaname kalahkan Hawai, maupun kerapu kalahkan Taiwan," tegas peraih penghargaan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah “Nirwaasita Tantra Award” Menteri LH dan Kehutanan, tahun 2019 itu.

Dengan terus menggali potensi lobster, para mahasiswa juga harus berfikir bukan hanya dari segi ilmu pengembangan atau pertumbuhan lobster saja tetapi juga bagaimana untuk pemasarannya. 

Dengan demikian Erzaldi yakin seperti apa yang disampaikan pesan Prabowo Subianto yang menjadikan kelautan dan perikanan ini kekuatan utama negeri ini. 

"Seperti pesan Pak Prabowo Indonesia adalah negara maritim terbesar, dan potensi itu harus menjadi kekuatan negeri ini. Khususnya potensi lobster dan udang, number one is lobster and shrimp," ungkapnya. 

Sebagai akademisi para mahasiswa IPB bukan hanya mengejar nilai akademik saja tetapi juga diharapkan oleh Erzaldi Rosman untuk menjadi agen pembangunan negeri ini. 

"Kalian harus menjadi agent of change (perubahan), agent of modernize (modernisasi), agent of social control (kontrol sosial) dan agent of development (pengembangan) dalam segala bidang di masyarakat," harapnya.

Foto bersama mahasiswa, narasumber dan civitas Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University/foto: babelinsight.id 


Di akhir kuliah umum tersebut, Erzaldi yang hadir bersama sang istri Melati Erzaldi, menantang para mahasiswa IPB untuk turut andil melalui penguasaan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk diterapkan dalam pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan dengan maksimal. 

Sementara itu narasumber lain pengusaha lobster, Candra Astan yang juga Komisaris PT Teras Samudra Sejahtera, melalui Kampung Lobster Banyuwangi, Jawa Timur dalam paparannya menyampaikan awal dirinya memulai bisnis budidaya lobster. 

"Kenapa saya berbudidaya lobster, sebenarnya karena dimulai dari rasa miris atau prihatin, Negara Indonesia dengan banyak potensi kelautan dan perairan luas tetapi hanya jadi penonton khususnya budidaya lobster ini," akunya. 

Menurutnya budidaya lobster ini tidak mudah tetapi juga tidak sulit. Tantangan internal yang dihadapi adalah bagaimana ketersediaan benih, sumber daya manusia dan tempat. Sedangkan dari segi eksternal adalah regulasi. 

"Regulasi dan birokrasi ini penting, jika birokrasi dan regulasi tidak mendukung akan susah," ungkapnya. 

Oleh sebab itu Chandra berharap kepada para mahasiswa IPB untuk memberikan sumbangsih pemikiran agar budidaya lobster ini menjadi komoditas unggulan di negeri ini. 

Chandra pun membeberkan rahasia untuk menjadi pengusaha sukses sebagai kepada para mahasiswa. 

"Pengusaha pada dasarnya berpikir cepat, proaktif dan bisa menangkap.Kita boleh cepat dan agresif tetapi harus punya standar atau guidence dan punya rasa nasionalisne dan ideologi, seperti di usaha lobster ini " bebernya. 

Sebelumnya dalam sambutan pembukaan kuliah umum, Dekan FPIK IPB, Profesor. Fredinan Yulianda menyampaikan agar para mahasiswa menggunakan kesempatan kuliah umum ini untuk menggali informasi yang diberikan oleh para narasumber. 

"Jangan hanya mengejar nilai akademik tetapi juga meningkatkan soft skill menjadi hard skill salah satunya adalah dengan kegiatan kuliah umum ini," tegasnya.

Dengan demikian diharapkan mahasiswa dapat cepat dan adaptif menghadapi permasalahan khususnya di sektor perikanan dan kelautan. 

Dalam kegiatan itu juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara PT. Teras Samudera Sejahtera, oleh Chandra Astan dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University yang dilakukan oleh Dekan FPIK IPB Prof. Fredinan Yulianda, tentang Pengembangan Perikanan Lobster Terpadu. 

Hadir dalam kegiatan ini Wakil Dekan, Kepala Departemen, Dosen dan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University.


Baca juga:


Subscribe Kategori Ini
Pangkalpinang Bangka Selatan Bangka Induk Bangka Barat Bangka Tengah Belitung Belitung Timur